Biodata Umbu Landu Paranggi, Seniman Indonesia

Umbu Landu Paranggi

Biodata Umbu Landu Paranggi, Seniman Indonesia

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Umbu Landu Paranggi seorang Seniman asal Indonesia. Penasaran ingin tahu tentang biodata Umbu Landu Paranggi, simak penjelasannya berikut ini.

Umbu Landu Paranggi

Umbu Wulang Landu Paranggi adalah seorang seniman Indonesia yang berasal dari Sumba yang sering disebut sebagai tokoh misterius dalam dunia sastra Indonesia sejak 1960-an.

Sosok Umbu Wulang Landu Paranggi disebut sebagai tokoh di balik nama besar seperti Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun, Linus Suryadi A.G, Linus Suryadi AG, Eko Tunas.

Beliau Lahir di Wakikabukak, Sumba pada tanggal  10 Agustus 1943. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa esai dan puisi yang dipublikasikan di berbagai media massa.

Perjalanan kepenyairannya berawal dari perantauannya dari Sumba Timur ke Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta pada tahun 1960 untuk belajar di SMA Taman Siswa.

Akantetapi akhirnya ia sekolah di SMA Bopkri Kotabaru. Di sekolah itulah, ia bertemu dengan guru Bahasa Inggris bernama Lasiyah Soetanto.

Umbu menyebutnya “guru yang tidak menggurui”. Umbu dikenal sebagai anak yang pendiam dan sering menulis puisi.

Pada tahun 1960-an, Umbu mengelola rubrik budaya di mingguan Pelopor di Yogyakarta. Di tahun yang sama, ia juga memelopori apresiasi sastra di emperan toko Jalan Malioboro, Yogyakarta.

Apresiasi sastra di jalanan Malioboro ini kemudian melahirkan nama-nama besar dalam sejarah sastra Indonesia. Sampai akhirnya, Umbu dijuluki sebagai “Presiden Malioboro”.

Walaupun dikenal sebagai “Presiden Malioboro”, beliau sendiri seperti menjauh dari popularitas dan sorotan publik. Umbu sering menggelandang sambil membawa kantung plastik berisi kertas-kertas, yang tidak lain adalah naskah-naskah puisi koleksinya.

Baca Juga :  Unduh Logo Harhubnas Tahun 2022 PNG

Orang-orang menyebutnya “pohon rindang” yang menaungi bahkan telah membuahkan banyak sastrawan kelas atas, tetapi ia sendiri menyebut dirinya sebagai “pupuk” saja.

Apresiasi sastra di jalanan ini melahirkan sastrawan-sastrawan besar, seperti Emha Ainun Nadjib, Linus Suryadi AG, Korrie Layun Rampan, Yudistira Ardhi Nugraha, bahkan Agus Dermawan T dan Ebiet G Ade.

Pada tahun 1970 Umbu membentuk Persada Studi Klub (PSK), sebuah komunitas penyair, sastrawan, seniman yang berpusat di Malioboro Yogyakarta.

Persada Studi Klub , dikenal sebagai salah satu komunitas sastra yang sangat mempengaruhi perjalanan sastrawan-sastrawan besar di Indonesia.

Umbu pernah dipercaya mengasuh rubrik puisi dan sastra di Mingguan Pelopor Yogya. Hari tuanya dihabiskan tinggal di Bali, sembari mengasuh rubrik Apresiasi di Bali Post.

Wafat

Umbu Wulang Landu Paranggi meninggal dunia di Sanur, Bali, pada tanggal 6 April 2021 di usia 77 tahun. Sebelumnya, beliau sempat dirawat di RS Bali Mandara sejak Sabtu,pada  3 April 2021 karena kondisi kesehatannya yang melemah.

Penghargaan

  • Pada tahun 2018, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia memberikan Penghargaan Anugerah Budaya kepada Umbu Landu Wulang Paranggi untuk kategori seniman modern.
  • Pada tahun 2019, menerima penghargaan dari Akademi Jakarta atas “pencapaian sepanjang hayat” di bidang humaniora melalui pengabdiannya di bidang kesusasteraan, yang diterima dengan diwakilkan putranya, Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi.
  • Pada tahun yang sama 2019, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, memberikan Penghargaan Pengabdian pada Dunia Sastra 2019 kepada Umbu yang telah mendedikasikan dirinya untuk perkembangan kesusastraan modern Indonesia.
  • Pada tahun 2020, menerima Penghargaan Bali Jani Nugraha dari Festival Seni Bali Jani atas jasanya dalam pengembangan ekosistem seni modern di bidang sastra.
  • Pada tahun yang sama 2020, menerima Anugerah Kebudayaan Indonesia 2020 kategori ‘Pencipta, Pelopor, dan Pembaru’ dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
  • Pada tahun 2021, komponis Ananda Sukarlan membuat musik dari beberapa puisi Umbu dan diperdanakan oleh soprano lulusan Hungaria, Alice Cahya Putri, di konser video berlokasi di Labuan Bajo, berjudul “Ananda Sukarlan : Matahari Terbenam di Timur” di kanal YouTube “Budaya Saya”.
Baca Juga :  Biodata Fatmawati, Istri Presiden Indonesia Pertama

Penutup

Itulah biodata Umbu Landu Paranggi seorang Seniman asal Indonesia. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.

You May Also Like

About the Author: Afnan Rafiski