Biodata Adnan Kapau Gani

Biodata Adnan Kapau Gani

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Adnan Kapau Gani seorang Pahlawan Nasional. Penasaran ingin tahu tentang biodata Adnan Kapau Gani seorang Pahlawan Nasional, simak penjelasannya berikut ini.

 

Adenan Kapau Gani

 

Adnan Kapau Gani dengan nama Lengkap Dr. Adnan Kapau Gani lahir pada tanggal 16 September 1905 di Palembayan, Agam, Sumatera Barat, beliau wafat di Palembang, Sumatera Selatan, pada tanggal 23 Desember 1968 pada usia 63 tahun merupakan seorang dokter dan juga Wakil Perdana Menteri pada Masa Pemerintahan Amir Sjarifuddin.

Asal Usul

Ayah A.K. Gani adalah seorang guru. Beliau menyelesaikan pendidikan awalnya di Bukittinggi pada tahun 1923. Kemudian ia pergi ke Batavia untuk menempuh pendidikan menengah dan mengambil sekolah kedokteran. Dia lulus dari sekolah dokter STOVIA pada tahun 1926.

Kehidupan

Ketika remaja, Gani merupakan pemuda yang aktif mengikuti sejumlah  organisasi sosial dan kegiatan politik. Pada era tahun 1920-an, beliau giat di berbagai organisasi kedaerahan seperti Jong Sumatranen Bond dan Jong Java.

Pada tahun 1928 beliau terlibat dalam Kongres Pemuda II di Jakarta. Pada tahun 1931 ia bergabung dengan Partindo, yang telah memisahkan diri dari Partai Nasional Indonesia tak lama setelah penangkapan Soekarno oleh pemerintah kolonial

Pada tahun 1941, Gani membintangi sebuah film yang berjudul Asmara Moerni dan berpasangan dengan Djoewariah. Film ini disutradarai Rd. Ariffien dan diproduksi oleh The Union Film Company.

Meskipun sebagian kalangan menganggap keterlibatan Gani dalam film telah men0dai gerakan kemerdekaan, namun dia menganggap perlu untuk meningkatkan kualitas film lokal. Meski mendapat kritikan, film satu-satunya itu sukses secara komersial.

Baca Juga :  Resep Ayam Lodho | Cara Membuat Ayam Lodho

Pada tahun 1942 saat Jepang datang ke Indonesia, Gani diajak untuk berkolaborasi, namun Ia menolak. Oleh karena itu ia ditangkap pada bulan September 1943 hingga bulan Oktober tahun berikutnya.

 

Pemerintahan

Setelah Indonesia merdeka dan selama masa revolusi fisik, Gani memperoleh kekuasaan politik dengan bertugas di kemiliteran.

Pada tahun 1945, beliau menjadi komisaris PNI dan Residen Sumatera Selatan. Dia juga mengkoordinasikan usaha militer di provinsi itu.

Gani menilai Palembang sebuah lokomotif ekonomi yang layak untuk bangsa yang baru merdeka. Dengan alasan, bahwa dengan minyak Indonesia bisa mengumpulkan dukungan internasional. Ia merundingkan penjualan aset-aset pihak asing, termasuk perusahaan milik Belanda Shell. Gani juga terlibat dalam penyelundupan senjata dan perlengkapan militer. Beberapa koneksinya di Singapura, banyak membantu dalam tugas ini.

Gani menjabat sebagai Menteri Kemakmuran pada Kabinet Sjahrir III antara tanggal 2 Oktober 1946 sampai 27 Juni 1947.

Sewaktu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran, ia bersama dengan Sutan Sjahrir dan Mohammad Roem menjabat sebagai delegasi Indonesia ke sidang pleno ketiga Perjanjian Linggarjati. Dia juga bekerja untuk membangun jaringan nasional perbankan serta beberapa organisasi perdagangan.

Setelah jatuhnya Kabinet Sjahrir, Gani bersama Amir Sjarifuddin dan Setyadjit Soegondo menerima mandat untuk membentuk formatur kabinet baru.

Dalam kabinet tersebut, Gani menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Kemakmuran. Gani adalah anggota kabinet pertama yang ditangkap pada masa Agresi Militer Belanda I, namun kemudian ia dibebaskan.

Dalam Kabinet Amir Sjarifuddin II, ia juga duduk pada posisi yang sama hingga kejatuhan kabinet ini pada tanggal 29 Januari 1948.

Pada tahun 1949, setelah revolusi berakhir, Gani menjadi Gubernur Militer Sumatera Selatan. Pada tahun 1954, ia diangkat menjadi rektor Universitas Sriwijaya di Palembang.

Baca Juga :  Modul Belajar Literasi dan Numerasi Jenjang SD Kelas 6 Lengkap Semester 1, Download Disini

Beliau tetap aktif dan tinggal di Sumatera Selatan hingga wafat pada tanggal 23 Desember 1968. Dia dimakamkan di Taman Pemakaman Pahlawan Siguntang di Palembang. Gani meninggalkan seorang istri Masturah, dan tidak mempunyai anak hingga akhir hayatnya.

A.K.Gani dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 9 November 2007, yang diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Setelah wafat, untuk mengenang jasa dan perjuangannya, nama Gani  diabadikan menjadi nama sebuah rumah sakit Kasdam II/Sriwijaya: RS Dokter AK Gani dan beberapa nama ruas jalan di Indonesia.