Biodata Djamin Ginting, Pejuang Kemerdekaan dari Tanah Karo

Djamin Ginting

Biodata Djamin Ginting, Pejuang Kemerdekaan dari Tanah Karo

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Djamin Ginting  seorang Pejuang Kemerdekaan dari Tanah Karo. Penasaran ingin tahu tentang biodata Djamin Ginting, simak penjelasannya berikut ini.

 

Djamin Ginting

 

Letnan Jenderal (Purn) Djamin Ginting adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan di tanah Sumatera. Putra asli Karo, Sumatera Utara ini memiliki peran besar dalam membantu perjuangan bangsa dari penjajahan Belanda.

Beliau lahir di Desa Suka, Tiga Panah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada tanggal 12 Januari 1921 dan  meninggal di Ottawa, Kanada, tanggal 23 Oktober 1974 pada umur 53 tahun.

 

Masa Remaja dan Pendidikan

Djamin Ginting memulai pendidikan sekolah dasar di Kabanjahe dan sekolah menengah di Medan. Namun beliau tidak menyelesaikan pendidikan Handelschool karena pemerintah Belanda saat itu dikalahkan oleh pasukan Jepang pada tahun 1942.

Setelah lulus dari sekolah menengah, Djamin Ginting mengikuti pendidikan calon perwira Gyugun di Siborong-Borong sampai menjadi perwira Gyugun.Beliau bergabung dengan satuan militer yang diorganisir oleh perwira-perwira Jepang.

Kemudian membangun kesatuan tentara untuk menambah pasukan Jepang yang terdiri dari anak-anak muda di Tanah Karo, yang bertujuan mempertahankan kekuasaan mereka di benua Asia. Dan Djamin Ginting menjadi seorang komandan pada pasukan bentukan Jepang itu.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Djiamin Ginting bergabung dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dibentuk pemerintah Republik Indonesia di Kabanjahe.

Djamin Ginting menjadi pimpinan Pasukan BKR. Pada tanggal 5 Oktober 1945, pasukan BKR yang dipimpinnya berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) mengikuti kebijakan pemerintah pusat.

Baca Juga :  Download Template Desain Kalender 2022 

Memimpin pasukan setelah kekalahan Jepang

Setelah Jepang menyerah kepada sekutu pada Perang Dunia II, pada tanggal 12 Januari 1921 Rencana Jepang untuk memanfaatkan putra-putra Karo, Sumatera Utara, memperkuat pasukan Jepang menjadi kandas.

Jepang menelantarkan daerah kekuasaan mereka di Asia dan kembali pulang ke Jepang. Sebagai seorang komandan, Djamin Ginting bergerak cepat untuk mengkonsolidasi pasukannya.

Djamin Ginting bercita cita untuk membangun satuan tentara di Sumatera Utara. Dia menyakinkan anggotanya untuk tidak kembali pulang ke desa masing masing.

Beliau memohon kesediaan mereka untuk membela dan melindungi rakyat Karo dari setiap kekuatan yang hendak menguasai daerah Sumatera Utara.

Situasi politik ketika itu tidak menentu. Pasukan Belanda dan Inggris masih berkeinginan untuk menguasai daerah Sumatera.

 

Pionir pejuang

Dikemudian hari anggota pasukan Djamin Gintings ini akan mucul sebagai pionir-pionir pejuang Sumatera bagian Utara dan Karo.

Kapten Bangsi Sembiring, Kapten Selamat Ginting, Kapten Mumah Purba, Mayor Rim Rim Ginting, Kapten Selamet Ketaren, dan lain lain adalah cikal bakal Kodam II/Bukit Barisan yang kita kenal sekarang ini.

Ketika Letkol. Djamin Gintings menjadi wakil komandan Kodam II/Bukit Barisan, dia berselisih paham dengan Kolonel M. Simbolon yang ketika itu menjabat sebagai Komandan Kodam II/Bukit Barisan.

Djamin Ginting tidak sepaham dengan tidakan Kolonel M.Simbolon untuk menuntut keadilan dari pemerintah pusat melalui kekuatan bersenjata.

Perselisihan mereka saat itu sangat dipengaruhi oleh situasi politik dan ekonomi yang melanda Indonesia. Disatu pihak, Simbolon merasa Sumatera dianak-tirikan oleh pemerintah pusat dalam bidang ekonomi.

Dilain pihak, Ginting sebagai seorang tentara profesianal memegang teguh azas seorang prajurit untuk membela negara Indonesia.

 

Operasi Bukit Barisan

Dalam rangka menghadapi gerakan pemberontakan Nainggolan di Medan (Sumatera Utara) maka Panglima TT I, Letkol Inf Djamin Ginting melancarkan Operasi Bukit Barisan.

Baca Juga :  Sansevieria Kipas Berkelas

Operasi ini dilancarkan pada tanggal 7 April 1958. Dengan dilancarkannya operasi Bukit Barisan II ini, maka pasukan Nainggolan dan Sinta Pohan terdesak dan mundur ke daerah Tapanuli.

 

Mengakhiri karier

Karier militer Djamin Ginting meningkat setelah pengakuan kedaulatan pada 27 Desember 1949. Dia adalah Komandan Pertama Komando Pangkalan atau Komando Basis Kota Medan (KBKM) yang kemudian diubah menjadi Komando Militer Kota Besar (KMKB) Medan.

Pada Desember 1956, Panglima TT-I Bukit Barisan Kolonel Maludin Simbolon membentuk Dewan Gajah dan menyatakan memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat.

Djamin Ginting selaku Kepala Staf TT-I Bukit Barisan menentang keputusan atasannya. Hal itu menunjukkan kesetiaannya pada Pemerintah RI. Djamin Ginting menjadikan wilayah komandonya sebagai pangkalan operasi pasukan pemerintah menggempur PRRI di Sumatera.

Pada tahun 1966, Djamin Ginting lebih banyak menduduki jabatan non-militer, mulai dari Sekretaris Presiden merangkap Wakil Sekretaris Negara. Jabatan terakhirnya adalah Duta Besar RI di Kanada.

Dipenghujung masa baktinya, Djamin Ginting mewakili Indonesia sebagai seorang Duta Besar untuk Kanada. Di Kanada ini pulalah Djamin Ginting, mengakhiri hayatnya.

Wafat

Djamin Ginting meninggal di Ottawa, Kanada, pada tanggal 23 Oktober 1974 ketika usianya 53 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Pada tanggal 7 November 2014, Djamin Ginting dianugerahi gelar Pahlawan Nasional atas jasanya untuk Indonesia oleh Presiden Joko Widodo bersama dengan Abdul Wahab Hasbullah, Sukarni Kartodiwirjo, dan HR Muhammad Mangundiprojo.

Penutup

Itulah biodata Djamin Ginting  seorang Pejuang Kemerdekaan dari Tanah Karo. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.

Sumber : Berbagai sumber

You May Also Like

About the Author: Afnan Rafiski