Table of Contents
Biodata Ika Dewi Ana Penemu Serbuk Penambal Tulang dan Gigi “Gama-CHA”
Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Ika Dewi Ana seorang penemu serbuk penambal tulang dan gigi “Gama-CHA”. Penasaran ingin tahu tentang penemu serbuk penambal tulang dan gigi “Gama-CHA”, simak penjelasannya berikut ini.
Biodata Ika Dewi Ana :
Ika Dewi Ana lahir di Yogyakarta, pada tanggal 16 September 1968. Menurut Ika penemuannya berhasil setelah melakukan penelitian selama 15 tahun. Agar sampai bisa diproduksi, produknya pernah diuji pada hewan kecil hingga hewan besar. Sampai akhirnya diuji pada manusia.
Hasil penelitian Ika sudah melewati uji laboratorium dan uji klinis, serta mendapatkan registrasi dari Kementerian Kesehatan sehingga bisa diproduksi massal oleh Kimia Farma.
Keunggulan Gama-CHA
keunggulan Gama-CHA dibandingkan produk lainnya adalah secara klinis terbukti menjadi perancah tulang yang baik pada operasi regeneratif.
Gama-CHA memungkinkan dokter gigi, ahli bedah mulut, periodontist, dan ahli ortopedi menggunakannya dalam terapi mempercepat pertumbuhan tulang yang hilang tanpa harus mengambil tulang pasien yang masih sehat.
Apalagi, menggunakan tulang dari pasien yang sudah meninggal dari bank jaringan. Teknologi CHA ini, memungkinkan perbaikan rahang pasca pencabutan gigi, perbaikan fraktur tulang rahang, dan mempecepat penyembuhan luka pada jaringan tulang.
Pasalnya, Gama-CHA mengandung unsur karbonat, kristalinitas, dan polimer yang disesuaikan dengan komposisi tulang. Kolagen yang dipakai secara imunologis bisa diterima tubuh, sehingga mempercepat remodeling tulang.
Pengembangan Teknologi CHA-Nanokomposit untuk Rekayasa Jaringan dan Pelepasan Terkontrol
Suatu terapi yang berbasis potensi penyembuhan alamiah (natural healing potential) dengan bantuan perancah (scaffold) untuk mengatur organized patterning hingga skala nanometer pada pasien menjadi pilihan di masa depan.
Terapi itu dikenal sebagai terapi regenerasi jaringan, yang dilakukan dengan cara menginduksi regenerasi jaringan atau organ menggunakan lingkungan buatan yang sesuai dengan kondisi biologis dan mampu memacu proliferasi dan diferensiasi sel ke arah regenerasi jaringan atau organ target.
Istilah rekayasa jaringan mulai dikenal ketika pada tahun 1997 BBC menayangkan film dokumenter tentang “Vacanti Mouse”, yang diadopsi dari publikasi Cao dkk. (1997). Sejak saat itu, istilah rekayasa jaringan menjadi istilah yang dikenal oleh jutaan masyarakat dunia.
Peneliti mengembangkan teknologi CHA (carbonate apatite) melalui metode disolusi-presipitasi mineral, sebagai suatu sistem perancah dalam rekayasa jaringan (Paten 1).
Teknologi CHA yang disintesis dengan metode biomimetis itu saat ini telah dikembangkan menjadi komposit dengan dispersi ukuran nano untuk memfasilitasi pertumbuhan tulang (Paten 2) dan saat ini telah memasuki tahap komersialisasi, dengan PT GMUM (Gama Multi Usaha Mandiri), perusahaan milik UGM, dan beberapa BUMN yang bergerak dalam bidang Farmasi dan Obat-obatan.
Saat ini CHA-nanocomposite itu (Paten 3 dan 4) telah dimanfaatkan pula untuk regenerasi saraf tepi, penghantaran obat, RNA sebagai vaccine adjuvant, dan microenvironment untuk memacu pertumbuhan dan diferensiasi sel punca ke arah pertumbuhan yang diinginkan.
Fakta serbuk penambal tulang dan gigi karya Ika Dewi Ana
1. Bisa perbaiki jaringan tulang dan gigi – Saat memamerkan serbuk karyanya itu, Ika menegaskan, obat yang dinamakan Gama-CHA itu mampu memperbaiki jaringan tulang dan gigi hingga identik seperti sedia kala. Identik maksudnya: produk-produk ini memakai campuran keramik dan polimer. Gama-CHA, diproses sesuai suhu tubuh. Kristalisasinya sesuai dengan tulang. Produk ini seperti bubuk.
2. Dijual Rp 500 ribu dan bisa digunakan para dokter gigi – Ika yang juga berprofesi sebagai dokter gigi itu juga ingin menerapkan obat buatannya kepada para dokter gigi seluruh Indonesia. Bahkan obat yang berupa serbuk ini akan dijual dengan harga yang terjangkau, yakni Rp 500 ribu.
3. Lebih cepat memacu perkembangan sel dalam tubuh – Ika menjelaskan, produk temuannya ini lebih cepat memicu berkembangnya sel. Sebab, selama dua bulan sudah bisa terbentuk. menurutnya, kalau penelitian ini, dua bulan sudah terbentuk asli. Memicu regenerasinya lebih cepat.
4. Belum temukan efek samping pada tubuh – Selama penelitian, obat ini sudah diuji coba kepada binatang dan manusia. Maka dari itu, Ika Dewi Ana, drg., PhD yakin tidak ada efek samping dalam produknya ini.
5. Ingin menembus target penjualan Rp 5 miliar perbulan – Menurut Ika, rencananya obatnya itu akan dipasarkan oleh perusahaan BUMN Kimia Farma. Direktur Riset dan Pengembangan Bisnis Kimia Farma, Rusdi Rosman mengatakan, pihaknya optimistis dan menargetkan penjualan hingga Rp 5 miliar per bulan.
6. Sudah halal dan diminati sampai negara di Timur Tengah – Direktur Riset dan Pengembangan Bisnis Kimia Farma, Rusdi Rosman mengatakan bahwa produk ini sudah diminati banyak negara di Timur Tengah. Sebabnya, negara-negara Arab tersebut meyakini kadar halal dalam produk temuan Ika ini.
Penutup
Itulah biodata Ika Dewi Ana seorang penemu serbuk penambal tulang dan gigi “Gama-CHA”. Semoga dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.
sumber :
– Do Busines
– Ika Dokter Gigi UGM suka pulang pagi, 15 tahun teliti Gama-CHA
– merdeka.com