KH. Ahmad Mustofa Bisri

Biodata KH. Ahmad Mustofa Bisri

Biodata KH. Ahmad Mustofa Bisri

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata KH. Ahmad Mustofa Bisri. Penasaran ingin tahu tentang biodata KH. Ahmad Mustofa Bisri, simak penjelasannya berikut ini.

KH. Ahmad Mustofa Bisri

KH. Ahmad Mustofa Bisri adalah seorang tokoh ulama besar Nahdlatul Ulama yang berasal dari Rembang, selain sebagai seorang pengasuh Pesantren Raudlotuh Tholibin beliau juga merupakan seorang kiai yang multitalenta dengan melahirkan berbagai karya-karya seni, kaligrafi, menjadi budayawan, dan cendikiawan.

KH. Ahmad Mustofa Bisri atau yang biasa disapa Gus Mus, lahir di Rembang, Jawa Tengah, pada tanggal 10 Agustus 1944. Beliau lahir dari seorang ibu yang bernama Nyai Marafah Cholil sedangkan ayahnya bernama KH. Bisri Mustofa seorang pengarang Kitab Tafsir Al Ibriz li Ma’rifah.

Kakeknya, KH. Zaenal Mustofa adalah seorang saudagar ternama yang dikenal sangat menyayangi ulama. Pada tahun 1955, KH. Zaenal bersama keluarganya mendirikan Taman Pelajar Islam (Roudlotut Tholibin). Pondok pesantren tersebut kini diasuh oleh Gus Mus.

KH. Ahmad Mustofa Bisri  menikah dengan Nyai Hj Siti Fatma putri Kiai Basyuni pada tanggal 19 September 1971. Pasangan ini dikaruniai enam anak perempuan diantaranya, lenas Tsuroiya, Kautsar Uzmut, Rudloh Quds, Rabiatul Bisriyah, Nada dan Almas serta seorang anak laki- laki, Muhammad Bisri Mustofa.

Gus Mus mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat (SR) Rembang, selanjutnya ia melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri di bawah asuhan KH. Marzuqi Dahlan dan KH. Mahrus Aly kurang lebih selama satu setengah tahun.

Kemudian beliau melanjutkan menimba ilmu di Pondok Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta selama empat tahun di bawah asuhan KH. Ali Maksum dan KH. Abdul Qadir. Setelah menamatkan di pondok tersebut ia menimba ilmu di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

Baca Juga :  Biodata Michael S. Hart Penemu eBook Pertama di Dunia

Gus Mus pernah menjabat sebagai Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada tahun 2014 sampai tahun 2015. Awalnya beliau adalah seorang wakil Rais ‘Aam dan Rais ‘Aam saat itu adalah KH. Sahal Mahfudz, karena KH. Sahal Mahfudz wafat pada tahun 2014, maka kedudukan Rais ‘Aam dijabat oleh KH. Mustafa Bisri (Gus Mus).

Gus Mus adalah seorang pemuka agama atau ulama pertama kali yang memperoleh penghargaan “Yap Thiam Hien” pada tahun 2017 karena beliau dikenal sebagai pejuang Hak Asasi Manusia

Selain itu saat Gus Mus menimba ilmu di Universitas Kairo, ia pernah menjadi pengurus HPPI (Himpunan Pemuda dan Pelajar Indonesia) bersama KH. Syukri Zarkasyi dan juga menjadi aktivis pengelola majalah organisasi berdua dengan KH. Abdurrahman Wahid.

Beberapa karya karya Gus Mus

Karya Sastra

  • Gandrung: Sajak-sajak Cinta ( Mata Air Publishing, 2000)
  • Negeri Daging (Bentang Pustaka, 2002)
  • Rubaiyat Angin dan Rumput (PT Matra Multi Media, 2008)
  • Lukisan Kaligrafi (kumpulan cerpen, Kompas, 2006)
  • Aku Manusia : Kumpulan Puisi (MataAir Publishing, 2016)
  • Konvensi (kumpulan cerpen, Diva Press, 2018)

Karya non-sastra

  • Dasar-dasar Islam (terjemahan, Penerbit Abdillah Putra Kendal, 1401 H).
  • Ensklopedi Ijma’ (terjemahan bersama KH. M.A. Sahal Mahfudh, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1987).
  • Nyamuk-Nyamuk Perkasa dan Awas, Manusia (gubahan cerita anak-anak, Gaya Favorit Press Jakarta, 1979).
  • Kimiya-us Sa’aadah (terjemahan bahasa Jawa, Assegaf Surabaya).
  • Syair Asmaul Husna (bahasa Jawa, Penerbit Al-Huda Temanggung).
  • Mutiara-mutiara Benjol (Lembaga Studi Filsafat Islam Yogya, 1994).
  • Mahakiai Hasyim Asy’ari (terjemahan, Kurnia Kalam Semesta Yogya, 1996).
  • Metode Tasawuf Al-Ghazali (tejemahan dan komentar, Pelita Dunia Surabaya, 1996).

Penghargaan

  •  Gus Mus menerima penghargaan “Anugerah Sastra Asia” dari Majelis Sastra (Mastera,Malaysia, 2005) sebagai cerpenis
  • UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memberikan gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang Kebudayaan Islam pada hari Sabtu 30 mei 2009 dan dipimpin langsung oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. H. Amin Abdullah.
  • Presiden Joko Widodo atas nama negara memberikan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma kepada Gus Mus. Acara penyematan berlangsung di Istana Negara. Jakarta, pada tanggal 13 Agustus 2015.
Baca Juga :  Jawaban Bacaan Keragaman Ekonomi di Indonesia (1)

Penutup

Itulah biodata KH. Ahmad Mustofa Bisri. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.