Biodata Phoebe Snetsinger, Pengamat Burung yang Telah Mencatat 8.398 Spesies Burung

Biodata Phoebe Snetsinger, Pengamat Burung yang Telah Mencatat 8.398 Spesies Burung

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Phoebe Snetsinger seorang pengamat burung yang telah mencatat 8.398 spesies burung. Penasaran ingin tahu tentang seorang pengamat burung yang telah mencatat 8.398 spesies burung, simak penjelasannya berikut ini.

Phoebe Snetsinger adalah seorang pengamat burung yang telah mencatat 8.398 spesies burung di dunia. Hingga saat ini, jumlah itu merupakan temuan burung paling banyak di dunia, bahkan untuk ahli burung (ornitolog) sekalipun.

Tiga dari empat anak Snetsinger adalah peneliti burung di Amerika Serikat. Thomas J. Snetsinger, anaknya, mengkhususkan diri dalam burung endemik Hawaii yang terancam.

Perjalanan hidup Phoebe Snetsinger tergolong luar biasa bagi seseorang yang sangat suka dengan burung. Buku “Life List” (2010) karya Olivia Gentile menceritakan kehidupan Phoebe Snetsinger secara lengkap.

Biografi

Phoebe Snetsinger lahir pada tanggal 9 Juni 1931 di Lake Zurich, Illinois, Amerika Serikat. Snetsinger menuntut ilmu di sekolah dasar kecil di Danau Zurich dengan hanya dua siswa lainnya. Pada usia 11 tahun, ia bertemu calon suaminya di 4-H klub. Snetsinger melanjutkan studi di Universitas Swarthmore dan lulus sebagai German major.

Snetsinger menuntut ilmu hingga mendapatkan gelar sarjana sastra Jerman di Swarthmore College, Pennsylvania, AS. Setelah suaminya mengikuti wajib militer ke Korea, Snetsinger lalu melanjutkan studi masternya dan mengambil minat literatur bahasa Jerman.

Kecintaannya terhadap burung muncul pada tahun 1965, atau ketika Snetsinger berusia 34 tahun yakni sejak ia mengamati gerak-gerik burung blackburnian warbler (Setophaga fusca).

Baca Juga :  Biodata William Smith Otis Penemu Excavator

Blackburnian warbler adalah burung pekicau kecil khas Amerika Utara. Burung ini masuk dalam ordo Passeriformes atau satu ordo dengan burung gereja yang umum ditemukan di Indonesia.

Kehidupannya berbalik tajam pada saat usianya 50 tahun, ketika Snetsinger sudah seharusnya menikmati masa tua dengan 4 orang anaknya. Melanoma, kanker yang menyerang kulit terus menggerogotinya.

Ketika itu, Snetsinger mengatakan bahwa ia hanya memiliki sisa waktu kurang dari setahun masa hidupnya. Untuk mengisi “sisa hidupnya” itu, Snetsinger lalu memutuskan untuk berpetualang berkeliling dunia menekuni hobinya mengamati burung. Alaska dipilihnya sebagai destinasi pertama untuk mengamati burung di sana.

Apa yang telah divonis dokter ternyata keliru. Umurnya tak sebatas satu tahun seperti yang telah diperkirakan sebelumnya. Dengan penuh semangat, Snetsinger berkelana hingga 18 tahun untuk mengamati burung-burung penuh warna yang telah memperindah dunia.

Dalam petualangannya, Snetsinger pernah diserang malaria di Zambia, hampir mati di Zaire, hingga diculik dan diperk0sa di pinggiran Port Moresby, Papua Nugini. Namun, itu semua tak menghentikan antusiasmenya terhadap pengamatan burung.

Snetsinger memang hobi melakukan perjalanan di daerah-daerah yang tak umum dijelajahi kebanyakan orang. Sejumlah tempat termasuk daerah konflik atau daerah dengan kondisi lingkungan buruk pernah ditelusurinya.

Sebagai ornotolog amatir, Snetsinger mulai rutin mencatat burung yang ditemuinya setiap hari, terutama burung dari subspesies langka. Semangat dan antusiasme Snetsinger terhenti justru bukan karena kanker kulit yang menyerangnya.

Kematian

Phoebe Snetsinge meninggal dunia pada tanggal 23 November 1999, di Madagaskar. Ketika itu, mobil van yang ditumpanginya saat mengamati burung terbalik. Snetsinge dilaporkan tewas di tempat kejadian.

Burung terakhir yang sempat ia catat adalah red-shouldered vanga (Calicalicus rufocarpalis), burung pekicau kecil yang keberadaannya kini cukup rentan di alam. Burung ini termasuk dalam ordo Passeriformes, burung pekicau favorit Snetsinger, juga tergolong spesies burung langka dan baru ditemukan tahun 1997.

Baca Juga :  Biodata Rosalind Franklin Penemu DNA Heliks Ganda

Memoar Snetsinger, berjudul Birding on Borrowed Time, diterbitkan secara anumerta pada tahun 2003 oleh Amerika Birding Association (ABA). ABA menjelaskan pekerjaan ini sebagai “Lebih dari sekedar cerita perjalanan, buku ini juga dokumen manusia mendalam bergerak, seperti rincian bagaimana obsesi Phoebe Snetsinger dengan burung menjadi cara mengatasi penyakit terminal.”

Pada tahun 2003, Asosiasi Pengamat Burung Amerika (American Birding Association/ABA) menerbitkan buku “Birding on Borrowed Time” karya Phoebe Snetsinger. ABA sangat menghargai perjuangan Snetsinger tak hanya sebagai petualang naratif tapi juga pencatat dokumen perjalanan manusia.

Penutup

Itulah biodata Phoebe Snetsinger seorang pengamat burung yang telah mencatat 8.398 spesies burung. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.

sumber : wikipedia

 

 

You May Also Like

About the Author: Afnan Rafiski