Biodata Salimuzzaman Siddiqui

Biodata Salimuzzaman Siddiqui

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Salimuzzaman Siddiqui. Penasaran ingin tahu tentang biodata Salimuzzaman Siddiqui, simak penjelasannya berikut ini.

Biodata Salimuzzaman Siddiqui :

  • Lahir : 19 Oktober 1897 Lucknow, British India
  • Meninggal : 14 April 1994 (umur 96) Karachi, Pakistan
  • Kebangsaan : Pakistani
  • Bidang : Organic chemistry
  • Dikenal karena : Natural products research, chemical constituents of Neem
  • Penghargaan : Fellow of the Royal Society, Hilal-e-Imtiaz, MBE, Pride of Performance, Sitara-e-Imtiaz, Tamgha-e-Pakistan

 

Salimuzzaman Siddiqui, HI, MBE, SI, D.Phil ialah seorang ahli kimia asal Pakistan yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di Pakistan. Dia adalah perintis teknik isolasi campuran kimia yang unik dari tanam-tanaman seperti Neem (Azadirachta indica), Rauwolfia, dan tanaman-tanaman yang lain.

Prof Siddiqui adalah pendiri dan direktur dari Institut Penelitian Kimia H.E.J. , yang telah berjasa dalam merintis penelitian farmakologi terhadap tanam-tanaman di Asia Selatan yang substansi kimiawinya dapat diambil dan digunakan untuk obat-obatan.

Siddiqui juga seorang pelukis avid, penyair, dan seorang musikus. Lukisannya dipamerkan di Jerman, India, dan Pakistan.

Biografi

Salimuzzaman Siddiqui lahir pada tanggal 19 Oktober 1897 di Lucknow, British India teatnya di Subeha (Distrik Barabanki). Ia mendapat pendidikan dasar di Lucknow dalam bahasa Urdu dan Persia.

Ketertarikannya terhadap literatur, sastra, dan kaligrafi bermula dari ayahnya, Sheikh Muhammad Zaman. Pada tahun 1920, Siddiqui belajar di bidang obat-obatan di University College London.

Setahun setelah itu dia pindah ke Universitas Frankfurt untuk studi dalam bidang kimia. Pada tahun 1927, Siddiqui meraih gelar doktornya di bawah bimbingan Prof Julius von Bram.

Baca Juga :  Biodata Anders Celcius Penemu Derajat Celcius

Setelah lulus dari pendidikannya, Sidiqui kembali ke Universitas Tibbia Delhi di bawah supervisi Hakim Ajmal Khan. Pada tahun 1940, dia bergabung di Badan Penelitian Sains dan Industri India hingga 1951.

Siddiqui akhirnya bermigrasi ke Pakistan oleh permintaan Perdana Menteri Liaquat Ali Khan pada tahun 1951. Di Pakistan dia dipercaya untuk memimpin aktivitas penelitian pemerintah. Pada tahun 1953, dia mendirikan Akademi Sains Pakistan sebagai lembaga riset non-politik dari berbagai ilmuwan terkemuka.

Penelitian

Hasil penelitian Siddiquie yang pertama kali adalah pada tahun 1931, yaitu penelitiannya tentang isolasi agen antiarithmik dari akar-akar tanaman Rauwolfia serpentina. Substansi yang ditemukannya diberi nama Ajmalin.

Setelah itu ekstrasi alkaloid lainnya adalah Ajmalicin, (C21H24N2O3), Isoajmalin, Neoajmalin, Serpentin, dan Serpentinin. Banyak di antaranya yang masih dipakai di seluruh dunia untuk mengobati kegagalan jantung dan penyakit jiwa.

Siddiqui adalah orang yang pertama kali memperkenalkan zat-zat anthelmintic, antifungal, antibacterial, dan antiviral dari pohon Neem pada kimiawan-kimiawan dunia.

Pada tahun 1942 Siddiqui berhasil mengekstraksi 3 campuran dari minyak Neem yang dinamakan nimbin, nimbinin, dan nimbidin. Zat-zat ini digunakan sebagai insektisida alami.

Penemuan

Siddiqui adalah ilmuwan pertama yang membawa obat cacing, anti jamur, anti bakteri, dan antivirus konstituen dari pohon Neem. Pada tahun 1942, ia mengekstraksi tiga senyawa pahit dari minyak nimba yang ia beri nama nimbin, nimbinin, dan nimbidin.

Proses ini melibatkan ekstraksi komponen larut air dengan eter, bensin eter, etil asetat dan alk0h0l encer. Penamaan sementara itu nimbin ( sulfur – produk bebas kristal dengan titik leleh pada 205 ° C, komposisi empiris C 7 H 10 O 2), nimbinin (dengan prinsip yang sama, mencair pada 192 ° C), dan nimbidin (berwarna krem yang mengandung sulfur amorf, mencair pada 90-100 ° C).

Baca Juga :  Biodata Hans Wospakrik, Fisikawan Teoritis Asal Papua

Siddiqui mengidentifikasi nimbidin sebagai  bahan aktif utama antibakteri, dan komponen unggul tertinggi dalam minyak nimba. Senyawa ini stabil dan ditemukan dalam jumlah besar pada Neem dan juga berfungsi sebagai insektisida alami.

Oleh sebab penemuannya yang revolusioner, dia dianugerahkan Order of the British Empire pada tahun 1946. Dalam karir di kemudian hari, Siddiqui terus untuk menemukan dan mengisolasi banyak senyawa anti-bakteri yang unik dari berbagai bagian (daun, kulit kayu, dll) dari Neem dan tanaman lainnya.

Lebih dari 50 senyawa kimia yang ia patenkan dengan namanya selain yang ditemukan sebagai hasil penelitian bersama dengan rekan-rekan lain dan siswa. Sebagian besar penemuan ini masih tetap sebagai bahan-bahan alami penting dari berbagai obat-obatan serta biopestisida.

Kematian

Salimuzzaman Siddiqui meninggal pada tanggal 14 April 1994 karena serangan jantung setelah mengalami sakit singkat di Karachi. Ia dimakamkan di Makam Universitas Karachi.

Penutup

Itulah tadi biodata Salimuzzaman Siddiqui. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.

sumber : Wikipedia & Blog Penemu

 

You May Also Like

About the Author: Afnan Rafiski