Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesuai K3 di Tempat Kerja

Wacaberita.com – Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesuai K3 di Tempat Kerja. Dari buku Penjualan BAB 1 Keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja sesuai K3 di tempat kerja SMK Halaman 44-47 Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3.

Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja tidak terlepas dari kualitas SDM yang akan berperan menjadi pengelola dan pelaksana kegiatan-kegiatan K3 yang dilaksanakan perusahaan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan dan pengembangan pengetahuan, kemampuan serta keterampilan SDM dalammengelolaK3. Selain itu perusahaan wajib mematuhi peraturan dan perundangan di bidang K3 yang harus disosialisasikan kepada seluruh karyawan dalam hal meningkatkan kesadaran dan pengetahuannya tentang K3. Sehingga dapat diterapkan dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Salah satu upaya yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan memberikan pelatihan tentang K3 bagi seluruh karyawan.

Pelatihan dapat meningkatkan kepedulian terhadap aspek K3 bagi masing-masing karyawan serta mengimplementasikannya dalam menjalankan tugas di tempat kerja masing-masing.

A. Prosedur Keamanan keselamatan dan kesehatan kerja

Banyak perusahaan masih menyepelekan prosedur Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja. Padahal, posisi tubuh (ergonomi) dan letak alat bantu kerja di kantor begitu erat kaitannya dengan produktivitas kerja.

Jika mendengar kata ini Keamanan , kesehatan dan Keselamatan Kerja biasanya yang langsung terbayang adalah alat lindung diri dalam proyek seperti : helm, sepatu proyek, sarung tangan, tali pengaman, atau baju tahan api. Ter¬nyata, Keamanan , kesehatan dan Keselamatan Kerja. bukan sekadar soal keselamatan kerja, tetapi juga kesehatan kerja.

Baca Juga :  Mesin Hitung Kalkulator, Macam-macam dan Fungsi Dasar

Prosedur keselamatan kerja sebetulnya harus diterapkan di seluruh perusahaan, tanpa memandang jenis industri. Perusahaan yang berisiko rendah pun harus ikut standar Keamanan , kesehatan dan Keselamatan Kerja khususnya office safety atau Keamanan, kesehatan dan Keselamatan Kerja di kantor.

Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun.

Kerugian yang langsung yang nampak dari timbulnya kecelakaan kerja adalah biaya pengobatan dan kompensasi kecelakaan. Sedangkan biaya tak langsung yang tidak nampak ialah kerusakan alat-alat produksi, penataan manajemen keselamatan yang lebih baik, penghentian alat produksi, dan hilangnya waktu kerja.

B. Menghadapi situasi darurat keamanan,keselamatan,dan kesehatan kerja

Orang atau pekerja sering melakukan lingkungan yang tidak aman terutama disebabkan oleh: karena pegawai tersebut merasa telah ahli dibidangnya dan belum pernah mengalami kecelakaan, walaupun melakukan unsafe behavior. Ia berpendapat bahwa bila selama ini bekerja dengan cara ini (unsafe) tidak terjadi apa-apa, mengapa harus berubah.

Lingkungan yang tidak aman juga sering dipicu oleh adanya pengawas atau manager yang tidak peduli dengan safety. Para manager ini secara langsung atau tidak langsung memotivasi para pekerja untuk mengambil jalan pintas, mengabaikan bahwa perilakunya berbahaya demi kepentingan produksi.

1 Upaya Yang Biasa Dilakukan untuk Mengurangi lingkungan yang tidak aman / berbahaya

Lingkungan yang tidak aman dapat diminimalisasi dengan melakukan dengan beberapa cara. Yaitu :

  • Menghilangkan bahaya ditempat kerja dengan merekayasa faktor bahaya atau mengenalkan kontrol fisik. Cara ini dilakukan untuk mengurangi potensi terjadinya lingkungan yang tidak aman, namun tidak selalu berhasil karena pegawai mempunyai kapasitas untuk berprilaku tidak aman dan mengatasi pengawasan yang ada.
  • Mengubah sikap pegawai agar lebih peduli dengan keselamatan dirinya. Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa perubahan sikap akan mengubah perilaku. Berbagai upaya yang dapat dilakukan adalah melalui kampanye dan safety training.(latihan keselamatan kerja). Pendekatan ini tidak selalu berhasil karena ternyata perubahan sikap tidak diikuti dengan perubahan perilaku. Sikap sering merupakan apa yang seharusnya dilakukan bukan apa yang sebenarnya dilakukan.
Baca Juga :  Jawaban Topik 6 Modul 1 Memahami Murid

Dengan memberikan punishment atau hukuman terhadap pelaku yang menyebabkan terbentuknya lingkungan yang tidak aman. Cara ini tidak selalu berhasil karena pemberian punishment terhadap perilaku tidak aman harus dilakukan secara tetap atau konsisten dan segera setelah muncul, hal inilah yang sulit dilakukan karena tidak semua lingkungan yang tidak aman dapat terpantau secara langsung.

Dengan memberikan reward atau penghargaan terhadap mereka yang dapat menciptakan safety behavior. ( lingkungan yang aman) Cara ini sulit dilakukan karena reward minimal harus setara dengan apa yang didapat dari perilaku tidak aman.

2 Memilih dan menyiapkan peralatan sesuai dengan prosedur Keamanan , kesehatan dan Keselamatan Kerja

Tidak ada satu organisasipun yang dalam kegiatan untuk mencapai tujuannya tidak menggunakan perlalatan kantor. Dalam hal ini perlalatan kantor berfungsi untuk membantu pelaksanaan pekerjaan kantor. Walaupun organisasi memiliki sumber daya manusia yang berkualitas tinggi namun tanpa adanya sumber daya lainnya, seperti alat atau material lainnya, tidak mungkin organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya secara optimal.

Pada umumnya perlalatan kantor yang ada dan dioperasikan dalam suatu organisasi, perusahaan atau kantor bermacam-macam, bentuknya antara lain berupa alat tulis kantor, perabot kantor dan mesin-mesin kantor. Pemakaian teknologi yang modern dilingkungan perkantoran baik untuk penanganan administrasi, keuangan dan bidang pekerjaan lainnya bertujuan meningkatkan kinerja perusahaan dan menambah daya saing dalam memasuki era global dan memenangkan kompetisi atau persaingan antar perusahaan yang semakin ketat.

Dalam memilih peralatan kantor untuk membantu pelaksanaan pekerjaan tidak boleh terpaku pada pemilihan alat yang berteknplogi tinggi saja tetapi juga harus memperhatikan keamanan , kesehatan dan keselamatan kerja bagi pegawai yang menggunakannya.

Apabila saat mengetik seorang karyawan harus mendongak untuk menatap monitor, itu berarti perusahaan belum memperhatikan keamanan , kesehatan dan keselamatan kerja Jika karyawan sering mengeluh suhu udara kantor terlalu dingin atau panas, atau jika di bawah meja karyawan banyak terjulur kabel listrik, internet, dan telepon, itu berarti perusahaan masih mengabaikan Keamanan , kesehatan dan Keselamatan Kerja. Apabila kantor tak memiliki tangga darurat dan pemadam kebakaran, itu sama halnya perusahaan mempertaruhkan
nyawa karyawan.

Baca Juga :  Unsur-Unsur Pelayanan Prima dari Buku Penjualan Untuk SMK

Inilah “Musuh” yang banyak dijumpai di Kantor yang dapat menyebabkan lingkungan kerja tidak aman :

  • Posisi tubuh (ergonomi) yang salah ketika melakukan pekerjaan.
  • Gerakan berulang (repetitive motion).
  • Pencahayaan yang terlalu terang/gelap.
  • Mouse dan keyboard yang sulit dijangkau tangan.
  • Kabel listrik, telepon, internet yang terjuntai ke lantai.
  • AC yang terlalu dingin atau malah tidak berfungsi (panas).
  • Alat-alat listrik yang tidak berfungsi sempurna.
  • Furnitur kantor yang menyusahkan pekerjaan.

3. Menjaga daerah kerja sesuai dengan norma higienis, keamanan serta peraturan mengenai lingkungan

Yang dimaksud dengan daerah kerja adalah area atau ruangan kantor tempat pegawai atau karyawan kantor melakukan aktivitas pekerjaan. Seperti diketahui bersama bahwa daerah perkantoran khususnya di Jakarta berada di gedung bertingkat yang luasnya kadangkala terbatas seperti kotak kecil. Belum lagi rasio atau perbandingan luas ruang dengan jumlah pegawai yang menempatinya menjadi masalah tersendiri.