Komunikasi Pendidikan Dalam menghadapi Tantangan Di Era Digital Studi Kasus: Mahasiswi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir IAI Imsya Indonesia Angkatan 2025

Komunikasi Pendidikan Dalam menghadapi Tantangan Di Era Digital Studi Kasus: Mahasiswi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir IAI Imsya Indonesia Angkatan 2025

Penulis

  1. Nurhalimah$^1$

  2. Qumairi Anwar Hutasuhut$^2$

  3. Masyithoh$^3$

  4. Sofiatul Mashuridah$^4$

  5. Ere Mardella Arbiani, M.Pd$^5$

Afiliasi

$^1$ Program Studi Ilmu Al-Quran Dan Tafsir, IAI Imsya Indonesia

$^2$ Program Studi Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Riau

$^3$ Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, IAI Imsya Indonesia

$^4$ Program Studi Ilmu Al-Quran Dan Tafsir, IAI Imsya Indonesia

$^5$ Program Studi Ilmu Al-Quran Dan Tafsir, IAI Imsya Indonesia

Abstrak

Era digital telah mentransformasi komunikasi pendidikan, membawa tantangan seperti penyebaran disinformasi, kesenjangan akses digital, dan distraksi siswa. Karya ilmiah konseptual ini menganalisis strategi komunikasi pendidikan yang efektif untuk menghadapi tantangan tersebut. Melalui pendekatan konseptual, artikel ini mengidentifikasi tantangan utama dan mengusulkan strategi seperti penguatan literasi digital, komunikasi interaktif, dan integrasi teknologi adaptif dalam konteks pendidikan. Analisis didasarkan pada tinjauan literatur terkini, menekankan pentingnya adaptasi komunikasi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan inklusi. Hasil konseptual menunjukkan bahwa strategi ini dapat mengurangi risiko digital dan mempromosikan pembelajaran yang bermakna.

Kata Kunci: Komunikasi pendidikan, tantangan era digital, literasi digital, strategi pendidikan, disinformasi.

Pendahuluan

Era digital, dengan kemajuan teknologi seperti internet dan media sosial, telah mengubah cara komunikasi pendidikan dilakukan. Pendidik kini dapat menggunakan platform daring untuk menyampaikan materi, namun tantangan seperti disinformasi, kesenjangan akses, dan distraksi siswa muncul sebagai hambatan utama (Castells, 2010). Tantangan ini memengaruhi kualitas pembelajaran, di mana siswa mungkin terpapar informasi palsu atau kesulitan mengakses sumber pendidikan.

Baca Juga :  Struktur Organisasi Pramuka Penggalang: Pasukan, Dewan, dan Majelis

Karya ilmiah konseptual ini bertujuan untuk mengembangkan strategi komunikasi pendidikan yang adaptif, dengan fokus pada pendekatan teoritis untuk mengatasi tantangan tersebut. Pendekatan konseptual dipilih karena kajian ini mengeksplorasi ide-ide teoritis tanpa pengumpulan data empiris langsung. Relevansi kajian ini terletak pada kebutuhan untuk membangun sistem pendidikan yang lebih tahan terhadap gangguan digital, memastikan bahwa komunikasi pendidikan tetap efektif dan inklusif.

Tinjauan Literatur

Tinjauan literatur menunjukkan bahwa komunikasi pendidikan di era digital menghadapi tantangan signifikan. Disinformasi, misalnya, dapat mengganggu proses pembelajaran ketika siswa terpapar konten palsu melalui media sosial (Allcott & Gentzkow, 2017). Kesenjangan akses digital memisahkan siswa berdasarkan kemampuan ekonomi, sehingga komunikasi pendidikan menjadi tidak merata (Norris, 2001; Warschauer, 2003). Distraksi dari teknologi juga mengurangi fokus siswa (Turkle, 2011).

Untuk mengatasi ini, literatur mengusulkan strategi seperti:

  • Literasi digital, yang melibatkan pendidikan tentang evaluasi informasi (Gilster, 1997).

  • Komunikasi interaktif melalui platform kolaboratif (Jenkins, 2006; Rheingold, 2012).

  • Integrasi teknologi adaptif, seperti AI untuk personalisasi pembelajaran (Floridi, 2014; Jenkins et al., 2016; Ito et al., 2013).

  • Inklusi digital (Warschauer, 2003).

  • Etika digital dan pengelolaan risiko (Buckingham, 2007; Solove, 2006; Boyd, 2014; Livingstone, 2009).

Secara keseluruhan, literatur ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi pendidikan harus holistik, menggabungkan literasi, interaktivitas, dan etika untuk menghadapi tantangan era digital.

Metodologi

Karya ini menggunakan pendekatan konseptual, yang melibatkan analisis teoritis melalui tinjauan literatur dari sumber sekunder seperti jurnal, artikel, dan buku terkait komunikasi pendidikan digital. Data dikumpulkan dari basis data akademik. Analisis dilakukan melalui sintesis konseptual, di mana tantangan dan strategi diidentifikasi, diklasifikasikan, dan diintegrasikan ke dalam kerangka kerja. Pendekatan ini sesuai dengan tujuan konseptual, menghindari pengumpulan data primer untuk fokus pada eksplorasi ide. Validitas diperoleh melalui referensi dari sumber tepercaya dan argumentasi logis yang konsisten.

Baca Juga :  Jawaban Soal Penalaran Matematika Halaman 232-233 Kelas 10

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan tinjauan literatur, tantangan komunikasi pendidikan di era digital meliputi disinformasi (Allcott & Gentzkow, 2017), kesenjangan akses (Norris, 2001; Warschauer, 2003), distraksi (Turkle, 2011), dan risiko privasi (Solove, 2006).

Strategi yang diusulkan mencakup:

  1. Penguatan Literasi Digital: Literasi digital (Gilster, 1997) sangat krusial untuk membekali siswa dalam mengevaluasi informasi dan menghindari disinformasi.

  2. Komunikasi Interaktif dan Kolaboratif: Mendorong interaksi (Jenkins, 2006) dan komunitas pembelajaran daring (Rheingold, 2012) untuk mengatasi distraksi dan memfasilitasi pembelajaran bermakna.

  3. Inklusi dan Integrasi Teknologi Adaptif: Mengatasi kesenjangan akses (Warschauer, 2003) melalui kebijakan inklusi dan memanfaatkan teknologi adaptif/AI untuk personalisasi pembelajaran (Floridi, 2014).

  4. Pengelolaan Etika Digital dan Risiko: Membangun kurikulum yang menekankan etika (Buckingham, 2007) dan mengelola risiko digital, privasi, dan keselamatan siswa (Solove, 2006; Boyd, 2014; Livingstone, 2009).

Kerangka kerja konseptual ini menunjukkan bahwa implementasi strategi yang holistik dapat meningkatkan efektivitas komunikasi pendidikan, meskipun tantangan regulasi global masih perlu diatasi.

Kesimpulan

Era digital menuntut strategi komunikasi pendidikan yang adaptif untuk mengatasi tantangan seperti disinformasi, kesenjangan akses, dan distraksi. Melalui analisis konseptual, artikel ini mengusulkan penguatan literasi digital, komunikasi interaktif, inklusi, dan pengelolaan etika sebagai solusi utama. Argumentasi ini didukung oleh temuan dari berbagai literatur kunci (misalnya, Allcott & Gentzkow, 2017; Norris, 2001; Turkle, 2011; Gilster, 1997; Jenkins, 2006; Floridi, 2014; Warschauer, 2003; Solove, 2006). Kajian ini mendorong penelitian lanjutan untuk validasi empiris dan implementasi praktis, memastikan komunikasi pendidikan berkembang menjadi alat yang lebih aman dan efektif.

Daftar Pustaka

Allcott, H., & Gentzkow, M. (2017). Social media and fake news in the 2016 election. Journal of Economic Perspectives, 31(2), 211-236.

Baca Juga :  Jawaban Pelajaran IPS Kelas 7 Halaman 109

Boyd, D. (2014). It’s complicated: The social lives of networked teens. Yale University Press.

Buckingham, D. (2007). Beyond technology: Children’s learning in the age of digital culture. Polity Press.

Castells, M. (2010). The rise of the network society (2nd ed.). Wiley-Blackwell.

Floridi, L. (2014). The 4th revolution: How the infosphere is reshaping human reality. Oxford University Press.

Gilster, P. (1997). Digital literacy. Wiley.

Ito, M., Baumer, S., Bittanti, M., boyd, d., Cody, R., Hernandez, R., Monroy-Hernandez, A., Paterson, T., Pihlgren, A., & Tripp, E. (2013). Hanging out, messing around, and geeking out: Kids living and learning with new media. MIT Press.

Jenkins, H. (2006). Convergence culture: Where old and new media collide. New York University Press.

Jenkins, H., Sampsell-Huffaker, E., Gamber-McCarthy, P., & Kelley, T. (2016). By any media necessary: The new youth activism. New York University Press.

Livingstone, S. (2009). Children and the Internet: Great expectations, challenging realities. Polity Press.

Norris, P. (2001). Digital divide: Civic engagement, information poverty, and the Internet worldwide. Cambridge University Press.

Rheingold, H. (2012). Net smart: How to thrive online. MIT Press.

Solove, D. J. (2006). A taxonomy of privacy. University of Pennsylvania Law Review, 154(3), 477-564.

Turkle, S. (2011). Alone together: Why we expect more from technology and less from each other. Basic Books.

Warschauer, M. (2003). Technology and social inclusion: Rethinking the digital divide. MIT Press.

Artikel Terkait