Biodata Sapardi Djoko Damono
Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Sapardi Djoko Damono. Penasaran ingin tahu tentang biodata Sapardi Djoko Damono, simak penjelasannya berikut ini.
Sapardi Djoko Damono adalah salah satu sastrawan terkenal di negeri ini. Puisi-puisinya yang sederhana telah banyak memenangkan hati orang Indonesia.
Kata-katanya mudah dipahami, menyentuh keseharian masyarakat, namun masuk menelusup ke dalam nurani para pembaca.
Sapardi Djoko Damono lahir di Solo pada tanggal, 20 Maret 1940 tepatnya di daerah Kratonan. Beliau merupakan anak pertama pasangan Sadyoko dan Sapariah.
Ayahnya adalah seorang abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta yang mempunyai keahlian menatah wayang kulit.
Sapardi Djoko Damono pindah rumah dari Ngadijayan yang merupakan rumah eyang (kakek) Sapardi ke daerah Komplang daerah Solo bagian utara. Karena daerah yang ditempat tidak ramai seperti di tempat tinggal sebelumnya dan belum ada listrik. Penerangan dilakukan menggunakan senthir atau teplok. Beliau lebih banyak tinggal di rumah.
Pada tahun kepindahan dari Ngadijayan ke Kampung Komplang, Sapardi mulai menulis puisi.Beliau belajar menulis pada November tahun 1957. Ia menulis apa saja, pokoknya tidak mengutip maupun menerjemahkan.
Satu bulan setelah belajar menulis, karya yang berupa sajak dimuat di majalah kebudayaan yang terbit di Semarang. Akantetapi, ia lupa judul sajak yang ditulis dan majalah yang memuat hasil karyanya.
Pada tahun berikutnya, sajak-sajaknya mulai bermunculan di ruang-ruang kebudayaan diberbagai penerbitan seperti penerbitan yang diasuh oleh H.B Jassin.
Pada saat masih kecil, Sapardi masuk di Sekolah Rakyat (SR) Kasatriyan yang berada di lingkungan Keraton Kasunanan Surakarta.
Setelah lulus dari Sekolah Rakyat SR, Sapardi Djoko Damono melanjutkan di SMP II yang lokasinya di wilayah Mangkunegaran.
Kemudian masuk ke SMA II Solo, setelah lulus masuk ke Universitas Gajah Mada (UGM) mengambil jurusan Sastra Barat Fakultas Sastra dan Kebudayaan.
Sapardi Djoko Damono pernah memperdalam pengetahuan tentang humanities di University of Hawaii, Amerika Serikat, pada tahun 1970 hingga tahun 1971.
Pada masa masa itu Sapardi Djoko Damono pernah menjadi seorang redaktur di majalah terkenal seperti “Horison, Basis, dan Kalam”.
Sapardi Djoko Damono pun sudah melepas masa lajang dan menikah dengan Wardiningsih serta dikaruniai seorang putra dan seorang putri.
Karya-Karya yang telah ditulisnya memang sudah tidak diragukan lagi tingkat kepopulerannya. Hampir kebanyakan puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damoni berhasil memikat hati para pembacanya sehingga bisa jatuh ke dalam puisi tersebut seakan-akan seperti terjadi secara nyata.
Pada tahun 2017 lalu, dimana rilis film Hujan Bulan Juni yang terinspirasi dari puisi karya Sapardi Djoko Damono. Seperti wujud visualnya secara langsung puisi karya Sapardi ini.
Kepopuleran puisi-puisi ciptaannya tersebut ada juga yang dimusikalisasikan. Seperti salah satunya yang terkenal yakni oleh Reda Gaudiamo dan Tatyana.
Masih banyak sekali karya-karya Sapardi Djoko Damono :
- Duka-Mu Abadi (1969)
- Lelaki Tua dan Laut (1973) terjemahan karya Ernest Hemingway
- Mata Pisau (1974)
- Sepilihan Sajak George Seferis (1975) terjemahan karya George Seferis
- Puisi Klasik Cina (1976) terjemahan
- Lirik Klasik Parsi (1977) terjemahan
- Dongeng-dongeng Asia untuk Anak-anak (1982) Pustaka Jaya
- Perahu Kertas (1983)
- Hujan Bulan Juni (1994)
- Arloji (1998)
- Ayat-ayat Api (2000)
- Pengarang Telah Mati (2001; kumpulan cerpen)
- Mata Jendela (2002)
- Ada Berita Apa hari ini, Den Sastro? (2002)
- Hujan Bulan Juni (2015; novel)
- Yang Fana Adalah Waktu (2018; novel)
Penutup
Itulah biodata Sapardi Djoko Damono. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.
sumber :
- https://www.ayo-berbahasa.id/2019/11/biografi-sapardi-djoko-damono.html
- Kompas.com dengan judul “Biografi Sapardi Djoko Damono: Penyair Legendaris Indonesia