Biodata A.S. Dharta, Sastrawan Indonesia
Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata A.S. Dharta seorang Sastrawan Indonesia. Penasaran ingin tahu tentang biodata A.S. Dharta, simak penjelasannya berikut ini.
A.S. Dharta atau Adi Sidharta adalah sastrawan asal Indonesia dan juga pendiri Lembaga Kebudayan Rakyat (Lekra). Sastrawan ini lahir pada tanggal 7 Maret 1924, di Cianjur, Jawa Barat.
Nama kecilnya adalah Endang Rodji, saat sudah dewasa beliau lebih dikenal dengan Adi Sidaharta atau A.S. Dharta. Selain itu beliau juga memiliki beberapa nama pena seperti Kelana Asmara, Klara Akustia, Rodji, Jogaswara dan Barmara Putra.
Sebagai sastrawan, Dharta kerap menuangkan ide-idenya menjadi berbagai tulisan seperti puisi, naskah drama dan cerita pendek.
A.S. Dharta adalah anak angkat dari Okayaman, salah seorang tokoh pergerakan yang dibuang ke Boven Digul. Terlebih beliau juga menjadi anak didik Douwes Dekker kala berada di sekolah Nationaal Handele Lallegiun (NHL).
Pada masa revolusi Dharta bergabung dengan Angkatan Pemuda Indonesia (API) yang bermarkas di Menteng 31. Bersama dengan API beliau melakukan berbagai aktivitas seperti keluar masuk hutan dan bergerak dari satu medan pertempuran ke medan pertempuran lain.
Di Menteng 31 itu lah Dharta mulai kenal dengan Soekarno, para seniman dan sejumlah tokoh politik lainnya. Dharta juga pernah menjadi wartawan di Harian Boeroeh di Yogyakarta.
Bahkan beliau juga pernah memimpin berbagai serikat buruh seperti Serikat Buruh Kendaraan Bermotor, Serikat Buruh Batik, Serikat Buruh Pelabuhan, termasuk di lembaga induknya, Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI).
Pada tanggal 17 Agustus 1950 ia bersama dengan D.N Aidit, Njoto, dan M.S Ashar mendirikan Lembaga Kebudayan Rakyat (Lekra) yang mana organisasi ini digunakan sebagai wadah para seniman dan juga penulis.
Pada saat awal berdiri Dharta menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Lekra. Peristiwa Madiun 1948 menjadi tonggak bagi A.S. Dharta untuk mengingatkan peran sastrawan dalam revolusi.
Setelah peristiwa itu beliau menulis esai yang berjudul “Angkatan 45 Sudah Mampus”. Esai itu dimuat di majalah Spektra pada tanggal 27 Oktober 1949.
A.S. Dharta juga menulis “Di Madiunlah dikuburnya Angkatan 45” dan “Matilah ia, pemikul Hari Esok”. Tulisan-tulisan yang begitu keras dari A.S. Dharta menggemparkan dunia kesusastraan Indonesia.
Karena tulisan-tulisannya itu, beberapa sastrawan lain seperti Sugiarti, Sitor Situmorang, Mochtar Lubis, Anas Maruf, Achdiat Karta Mihardja, M.S. Azhar, dan Asrul Sani pun akhirnya turut mempersoalkan Angkatan 45.
Esai yang dibuat oleh A.S. Dharta itu menjadi lecutan untuk menggerakan konsep yang lebih luas terkait peran sastrawan dan seniman di dalam perubahan yang terjadi di masyarakat.
Karya A.S. Dharta
- Saidjah dan Adinda
- Irama Mei
- Rangsang Detik ( kumpulan puisi)
- Antara Bumi dan Langit
- Keringat
- Hidup Kembali
Penutup
Itulah biodata A.S. Dharta seorang Sastrawan Indonesia. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.
sumber : www.tribunnewswiki.com