Biodata Abul Wafa Muhammad Al Buzjani, Peletak Dasar Rumus Trigonometri

Biodata Abul Wafa Muhammad Al Buzjani, Peletak Dasar Rumus Trigonometri

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Abul Wafa Muhammad Al Buzjani seorang peletak dasar rumus trigonometri. Penasaran ingin tahu tentang seorang peletak dasar rumus trigonometri, simak penjelasannya berikut ini.

Biodata Abul Wafa Muhammad Al Buzjani :

  • Lahir : 10 Juni, 940 Buzhgan
  • Meninggal : 997 atau 998 M, Baghdad
  • Era : Masa keemasan Islam
  • Kepentingan utama : Matematika dan Astronomi
  • Gagasan penting : Fungsi Tangent, Hukum sinus, Beberapa identitas trigonometri
  • Karya-karya besar : Almagest dari Abu al-Wafa 

 

Abul Wafa Muhammad Al Buzjani adalah seorang Matematikawan dan Astronom Persia yang bekerja di Bagdad.

Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail al-Buzjani lahir pada tanggal 10 Juni 940 M/328 H di kota kecil bernama Buzhgan, (sekarang Torbat-e Jam ) di Khorasan (Sekarang Iran). Sejak masih kecil, kecerdasannya sudah mulai nampak dan hal tersebut ditunjang dengan minatnya yang besar di bidang ilmu alam.

Abul Wafa belajar matematika dari pamannya bernama Abu Umar al- Maghazli dan Abu Abdullah Muhammad Ibn Ataba. Sedangkan, ilmu geometri dikenalnya dari Abu Yahya al-Marudi dan Abu al-Ala’ Ibn Karnib.

Masa sekolah Abul Wafa dihabiskan di kota kelahirannya. Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, pada usia 19 tahun, di tahun 959M Abul Wafa pindah ke Baghdad menuntut ilmu dan tinggal di sana selama empat puluh tahun.

Abul Wafa tumbuh besar di era bangkitnya sebuah dinasti Islam baru yang berkuasa di wilayah Iran. Dinasti yang bernama Buwaih itu berkuasa di wilayah Persia, Iran dan Irak, pada tahun 945 hingga 1055 M.

Baca Juga :  Harga Emas Hari Ini Senin 5 September 2022

Kesultanan Buwaih menancapkan benderanya di antara periode peralihan kekuasaan dari Arab ke Turki. Dinasti yang berasal dari suku Turki itu mampu menggulingkan kekuasaan Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad pada masa kepemimpinan Ahmad Buyeh.

Kontribusi

Di bidang ilmu geometri, Abul Wafa memberikan kontribusi signifikan bagi pemecahan soal-soal geometri dengan menggunakan kompas, konstruksi ekuivalen untuk semua bidang, polyhedral umum, konstruksi hexagon setengah sisi dari segitiga sama kaki, konstruksi parabola dari titik dan solusi geometri bagi persamaan.

Konstruksi bangunan trigonometri versi Abul Wafa hingga kini diakui sangat besar manfaatannya. Dia adalah yang pertama menunjukkan adanya teori relatif segitiga parabola. Tak hanya itu, dia juga mengembangkan metode baru tentang konstruksi segi empat serta perbaikan nilai sinus 30 dengan memakai delapan desimal.

Abul Wafa juga mengembangkan hubungan sinus dan formula 2 sin2 (a/2) = 1 – cos a dan juga sin a = 2 sin (a/2) cos (a/2). Di samping itu, Abul Wafa membuat studi khusus menyangkut teori tangen dan tabel penghitungan tangen.

Abul Wafa memperkenalkan secan dan cosecan untuk pertama kalinya, berhasil mengetahui relasi antara garis-garis trigonometri yang mana berguna untuk memetakannya serta pula meletakkan dasar bagi keberlanjutan studi teori conic.

Abul Wafa bukan hanya ahli matematika, namun juga pandai dalam bidang ilmu astronomi. Beberapa tahun dihabiskannya untuk mempelajari perbedaan pergerakan bulan dan menemukan “variasi”. Dia pun tercatat sebagai salah satu dari penerjemah bahasa Arab dan komentator karya-karya Yunani.

Karya

Banyak buku dan karya ilmiah telah dihasilkannya dan mencakup banyak bidang ilmu. Namun tak banyak karyanya yang tertinggal hingga saat ini. Sejumlah karyanya hilang, sedang yang masih ada, sudah dimodifikasi.

Baca Juga :  Biodata Blaise Pascal Penemu Mesin Hitung

Kontribusinya dalam bentuk karya ilmiah antara lain dalam bentuk kitab Ilm al-Hisab (Buku Praktis Aritmatika), Al-Kitab Al-Kamil (Buku Lengkap), dan Kitab al-Handsa (Geometri Terapan).

Abul Wafa pun banyak menuangkan karya tulisnya di jurnal ilmiah Euclid, Diophantus dan Al-Khawarizmi, tetapi sayangnya banyak yang telah hilang.

Kendati demikian, sumbangsihnya bagi teori trigonometri amatlah signifikan terutama pengembangan pada rumus tangen, penemuan awal terhadap rumus secan dan cosecan. Maka dari itu, sejumlah besar rumus trigomometri tak bisa dilepaskan dari nama Abul Wafa.

Untuk memantau bintang dari observatorium itu, secara khusus Abul Wafa membangun kuadran dinding. Sayang, observatorium tak bertahan lama.

Begitu Sultan Sharaf ad-Dawlah wafat, observatorium itu pun lalu ditutup. Sederet karya besar telah dihasilkan Abul Wafa selama mendedikasikan dirinya di istana sultan Buwaih.

Beberapa kitab bernilai yang ditulisnya antara lain, Kitab fima Yahtaju Ilaihi al- Kuttab wa al-Ummal min ‘Ilm al-Hisab sebuah buku tentang aritmatika. Dua salinan kitab itu, sayangnya tak lengkap, kini berada di perpustakaan Leiden, Belanda serta Kairo Mesir. Abul Wafa juga menulis “Kitab al-Kamil”.

Dalam geometri, Abul Wafa menulis “Kitab fima Yahtaj Ilaih as-Suna’ fi ‘Amal al-Handasa”. Buku itu ditulisnya atas permintaan khusus dari Khalifah Baha’ ad Dawla. Salinannya berada di perpustakaan Masjid Aya Sofya, Istanbul.

Kitab al-Majesti adalah buku karya Abul Wafa yang paling terkenal dari semua buku yang ditulisnya. Salinannya yang juga sudah tak lengkap kini tersimpan di Perpustakaan nasional Paris, Prancis.

Wafat

Abul Wafa wafat pada tanggal 15 Juli 998 di kota Baghdad, Irak. Untuk menghormati pengabdian dan dedikasinya dalam mengembangkan astronomi namanya pun diabadikan di kawah bulan.

Baca Juga :  Biodata Al-Nairizi, Penghitung Arah Ka'bah di Mekah dengan Fungsi Tangen

Di antara sederet ulama dan ilmuan Muslim yang dimiliki peradaban Islam, hanya 24 tokoh saja yang diabadikan di kawah bulan dan telah mendapat pengakuan dari Organisasi Astronomi Internasional (IAU).

Ke-24 tokoh Muslim itu resmi diakui IAU sebagai nama kawah bulan secara bertahap pada abad ke-20 M, antara tahun 1935, 1961, 1970 dan 1976. salah satunya Abul Wafa.

Kebanyakan, ilmuwan Muslim diadadikan di kawah bulan dengan nama panggilan Barat. Abul Wafa adalah salah satu ilmuwan yang diabadikan di kawah bulan dengan nama asli.

Kawah bulan Abul Wafa terletak di koordinat 1.00 Timur, 116.60 Timur. Diameter kawah bulan Abul Wafa diameternya mencapai 55 km. Kedalaman kawah bulan itu mencapai 2,8 km.

Lokasi kawah bulan Abul Wafa terletak di dekat ekuator bulan. Letaknya berdekatan dengan sepasangang kawah Ctesibius dan Heron di sebelah timur.

Di sebelah baratdaya kawah bulan Abul Wafa terdapat kawah Vesalius dan di arah timur laut terdapat kawah bulan yang lebih besar bernama King. Begitulah dunia astronomi modern mengakui jasa dan kontribusinya sebagai seorang astronom di abad X.

Abul Wafa menemukan relasi identitas trigonometri berikut ini :

relasi identitas trigonometri

dan menemukan rumus sinus untuk geometri sferik (yang tampak mirip dengan hukum sinus)

rumus sinus untuk geometri sferik

Penutup

Itulah biodata Abul Wafa Muhammad Al Buzjani seorang peletak dasar rumus trigonometri. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.

sumber : en.wikipedia.org & Blog Penemu