Biodata Ida Anak Agung Gde Agung, Pahlawan Nasional dari Bali
Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Ida Anak Agung Gde Agung seorang Pahlawan Nasional dari Bali. Penasaran ingin tahu tentang biodata Ida Anak Agung Gde Agung, simak penjelasannya berikut ini.
Ida Anak Agung Gde Agung adalah seorang tokoh asal Bali yang diangkat menjadi Pahlawan Nasional. Ida Anak Agung Gde Agung menjadi seorang Raja Gianyar, menggantikan sang ayah.
Beliau merupakan seorang politikus Indonesia di masa-masa awal kemerdekaan Indonesia, dan juga ahli sejarah. Ide Anak Agung Gde Agung lahir di Gianyar, Bali, pada tanggal 24 Juli 1921 sebagai putra sulung Raja Gianyar Ide Anak Agung Ngurah Agung.
Ia mengikuti Pendidikan di Hollands Inlandsche School (setingkat SD), Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (setingkat SMP), Meer Algameene Lagere School (setingkat SMA), dan Rechts Hoge Scoll (Sekolah Tinggi Hukum).
Peran Ida Anak Agung Gde Agung di dunia politik dimulai di Negara Indonesia Timur (NIT). Mulanya menjadi Menteri Dalam Negeri. Kemudian sebagai Perdana Menteri pada Desember 1947 – Desember 1949.
Walaupun saat itu NIT berada di bawah pengaruh Belanda, Ida Anak Agung Gde Agung menjalankan politiknya dengan cara yang berbeda.
Pada Januari tahun 1948, Anak Agung melaksanakan pertemuan dengan Perdana Menteri RI, Amir Sjarifuddin, untuk bersama-sama mencari solusi terkait masalah nasionalisme Indonesia.
Berdasarkan pertemuan itu, pada tanggal 19 Januari 1948, pemerintah RI mengakui adanya NIT. Pada Februari 1948, NIT mengirim misi parlementer ke Yogyakarta.
Politik yang dilakukan Anak Agung ini dikenal sebagai politik sintesis. Ida Anak Agung Gde Agung menentang keras keinginan Belanda untuk membentuk pemerintahan federal sementara sebelum Negara Indonesia Serikat (RIS) terbentuk.
Sikap dukungan Anak Agung terhadap Indonesia pun semakin terlihat saat Belanda melancarkan Agresi Militer II pada tanggal 19 Desember 1948.
Untuk menunjukkan proses pada aksi itu, Anak Agung langsung mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri NIT.
Kemudian Ida Anak Agung Gde Agung diangkat kembali pada tanggal 12 Januari 1949 sebagai Perdana Menteri NIT.
Pada awal Februarai tahun 1949, Anak Agung memimpin delegasi BFO atau Pertemuan Musyawarah Federal ke Bangka untuk melakukan pembicaraan dengan pemimpin RI yang ditawan Belanda.
Sebulan setelahnya, BFO menuntut agar Belanda segera menghentikan aksi Agresi Militernya dan membebasakan para pemimpin RI.
Untuk menyamakan pendapat antara RI dengan BFO dalam menghadapi Belanda, Ida Anak Agung Gde Agung memprakarsai diadakannya Konferensi Antar Indonesia.
Konferensi ini berlangsung dua kali, yaitu di Yogyakarta pada 19-22 Juli dan Jakarta pada 30 Juli hingga 2 Agustus. Dalam konferensi ini dicapai kesepakatan, di mana bendera negara tetap merah putih dan lagu kebangsaan tetap Indonesia Raya.
Kemudian disepakati juga untuk membentuk Angkatan Perang RIS. Perundingan Konferensi Meja Bundar terjadi pada tanggal 23 Agustus – 2 November 1949.
Ida Anak Agung Gde Agung menjadi wakil ketua delegasi BFO sekaligus ketua delegasi NIT. Dalam perundingan KMB ini, Ida Anak Agung Gde Agung menuntut agar wilayah Irian Barat digabungkan dalam RIS.
Akantetapi, Belanda tetap mempertahankan bahwa Irian Barat berada di bawah kekuasaan mereka. Pada akhirnya, disepakati bahwa Irian Barat akan diserahkan ke Indonesia satu tahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda.
Ide Anak Agung Gde Agung meninggal dunia pada tanggal 22 April 1999. Berkat jasa-jasanya, Pemerintah RI memberikan penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana.
Berdasarkan Keppres Nomor 066/TK/2007 pada tanggal 6 November 2007, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada beberapa tokoh nasional di antaranya kepada Ida Anak Agung Gde Agung, karena jasa-jasanya dalam perjuangan Kemerdekaan Indonesia.
Penutup
Itulah biodata Ida Anak Agung Gde Agung seorang Pahlawan Nasional dari Bali. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.
Sumber : www.kompas.com