Biodata Jan Engelbert Tatengkeng, Penyair Pujangga Baru

Jan Engelbert Tatengkeng

Biodata Jan Engelbert Tatengkeng, Penyair Pujangga Baru

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Jan Engelbert Tatengkeng seorang penyair Pujangga Baru. Penasaran ingin tahu tentang biodata Jan Engelbert Tatengkeng, simak penjelasannya berikut ini.

Jan Engelbert Tatengkeng

 

Jan Engelbert Tatengkeng (J.E. Tatengkeng) adalah seorang penyair Pujangga Baru. Beliau biasa disapa dengan panggilan Oom Jan oleh orang-orang dekatnya.
J.E. Tatengkeng lahir  pada tanggal 19 Oktober 1907 di Kolongan, Sangihe, Sulawesi Utara dan wafat pada tanggal 6 Maret 1968 dan dikebumikan di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan.
Beliau adalah satu-satunya penyair zaman Pujangga Baru yang membawa warna kekristenan dalam karya-karyanya.
Ayahnya adalah seorang guru Injil yang merupakan kepala sekolah zending.
Tanah kelahirannya, tempat ia dibesarkan oleh orang tuanya, adalah sebuah pulau kecil di timur laut Sulawesi yang konon masyarakatnya hampir seluruhnya beragama Kristen.
J.E. Tatengkeng menempuh pendidikan pertama di sebuah sekolah Belanda, HIS, di Manganitu. Selanjutnya meneruskannya ke Christelijk Middagkweekscool atau Sekolah Pendidikan Guru Kristen di Bandung, Jawa Barat dan Christelijk Hogere Kweekschool atau Sekolah Menengah Tinggi Pendidikan Guru Kristen di Solo, Jawa Tengah.
Pada masa bersekolah ini, J.E. Tatengkeng mulai berkenalan dengan Tachtigers, suatu aliran kesusastraan Belanda yang disebut juga sebagai Angkatan 80-an. Aliran kesusastraan inilah yang kemudian banyak mempengaruhi sajak-sajaknya.
Meskipun banyak dipengaruhi Angkatan 80-an Belanda, J.E. Tatengkeng ternyata juga tidak sependapat dengan Jacques Perk yang mempertaruhkan seni dalai segala-galanya.
Dalam sebuah tulisannya, “Penyelidikan dan Pengakuan (1935), J.E. Tatengkeng menulis, “Kita tidak boleh menjadikan seni itu Allah. Akan tetapi, sebaliknya, janganlah kita menjadikan seni itu alat semata-mata. Seni harus tinggal seni.”
Menurut  J.E. Tatengkeng, seni adalah gerakan sukma, “Gerakan sukma yang menjelma ke indah kata! Itulah seni bahasa!,” katanya.
Sebagai penyair, J.E. Tatengkeng dikenal sebagai penyair yang dekat dengan alam. Kedekatan beliau dengan alam itu timbul sebagai akibat kekecewaannya karena tidak dapat menemukan kebenaran di dunia barat yang masih alami.
Meskipun alam merupakan pelariannya dalam usaha menemukan kebenaran, alam baginya tetap merupakan misteri.
Di kawanan awan, di warna bunga yang kembang, pada gunung, dan pada bintang, tetap saja J.E. Tatengkeng belum merasa berhasil menemukan kebenaran hakiki.
Oleh sebab itu, setelah jiwanya lelah mencari kebenaran hakiki, ia menjadikan Tuhan sebagai tempatnya berlabuh. Gelombang kehidupan J.E. Tatengkeng  itu tergambar pada sebagian besar sajak-sajaknya.
Tentu saja sajak-sajaknya yang religius itu bernafaskan ke-Kristenan, agama yang dianutnya. Sejak tahun 1953, J.E. Tatengkeng mulai jarang menulis.
Tetapi krativitasnya sebagai penyair tidak pernah hilang meskipun ia bergiat dalam bidang politik dan pemerintahan. Hal itu dibuktikan dengan beberapa sajaknya yang dimuat pada beberapa majalah setelah tahun 1953.

Karya Jan Engelbert Tatengkeng 

Puisi – Di Majalah Poedjangga Baroe

  • Hasrat Hati
  • Anak Kecil
  • Laut
  • Beethoven
  • Petang
  • en:Alice Nahon
  • O, Bintang
  • Gambaran
  • Sinar dan Bayang
  • Katamu Tuhan
  • Sinar di Balik
  • en:Willem Kloos
  • Tangis
Baca Juga :  Cara Menanam Bunga Nona Makan Sirih, Dijamin Bisa!

Puisi di majalah-majalah lain

  • Anak Kecil
  • Penumpang kelas 1
  • Gadis Bali
  • Aku Berjasa
  • Gua Gajah
  • Cintaku
  • Ke Balai
  • Mengheningkan Cipta
  • Sekarang Ini
  • Aku dan Temanku
  • Sinar dan Bayang
  • Kepada Dewan Pertimbangan Kebudayaan
  • Aku Dilukis
  • Sang Pemimpin (Waktu) Kecil
  • Bertemu Setan

Prosa

  • Datuk yang Ketularan
  • Kemeja Pancawarna
  • Prawira Pers Tukang Nyanyi
  • Saya Masuk Sekolah Belanda
  • Sepuluh Hari Aku Tak Mandi

Drama

  • Lena (1958)

 

Penutup

Itulah biodata Jan Engelbert Tatengkeng seorang penyair Pujangga Baru. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.

sumber : blogenjell.blogspot.com

You May Also Like

About the Author: Afnan Rafiski