Deep Learning

Deep Learning: Pendekatan Baru untuk Pembelajaran Mendalam di Sekolah pada Tahun Ajaran 2025-2026

Deep Learning dalam Dunia Pendidikan: Sebuah Transformasi Penting – Pada tahun ajaran 2025-2026, pendekatan Deep Learning diharapkan menjadi bagian integral dari sistem pendidikan di Indonesia. Namun, perlu digarisbawahi bahwa Deep Learning bukanlah sebuah kurikulum, melainkan sebuah metode pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam terhadap materi.

Pendekatan ini sesungguhnya bukan hal baru. Dalam tradisi pendidikan Islam seperti pesantren dan madrasah, konsep pembelajaran mendalam sudah lama diterapkan dengan fokus pada pemahaman, bukan sekadar hafalan.

Sebagai perbandingan, terdapat dua metode pembelajaran lain:

  • Surface Learning: Pembelajaran berbasis hafalan fakta tanpa memahami konteks atau manfaatnya.
  • Achievement Learning: Pembelajaran berorientasi pencapaian nilai atau peringkat, tetapi kurang mendalami esensi materi.

Deep Learning, di sisi lain, memfasilitasi siswa untuk memahami konsep secara mendalam, memaknai pengetahuan, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tiga Pilar Utama Deep Learning

  1. Knowledge about (Pengetahuan Deklaratif): Pengetahuan tentang fakta yang relevan, yang dikaitkan dengan manfaat dalam kehidupan nyata.
  2. Knowledge about How (Pengetahuan Prosedural): Pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, misalnya, cara memecahkan masalah atau menerapkan teori.
  3. Knowledge about Why (Pengetahuan Bermakna): Pemahaman mendalam mengenai alasan mengapa suatu materi penting, yang mendorong motivasi siswa untuk belajar.

Ciri Utama Deep Learning

  1. Mindful Learning: Murid terlibat secara aktif dan sadar dalam proses belajar, dengan refleksi rutin untuk mengevaluasi pemahaman.
  2. Learning Engagement: Pembelajaran melibatkan murid secara mendalam, bukan sekadar hafalan atau pengulangan mekanis.
  3. Kontekstual dan Relevan: Materi disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan aplikasinya dalam kehidupan nyata.
  4. Proses Bottom-Up: Pembelajaran dimulai dari pemahaman murid, tidak hanya berpusat pada guru atau teks.
  5. Inklusif: Semua murid dilibatkan secara aktif tanpa terkecuali.

Pendekatan ini juga menekankan pembelajaran matematika yang relevan dengan nilai spiritual, seperti konsep Yaumul Hisab (hari perhitungan) dan perhitungan arah kiblat dalam ibadah.

Baca Juga :  Capaian Pembelajaran (CP) Implementasi Kurikulum Merdeka SD Fase B Kelas 3 dan 4 SD

Manfaat dan Tujuan Akhir Deep Learning
Pendekatan ini bertujuan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, penuh makna, dan kontekstual. Dengan mengurangi muatan materi yang tidak esensial, siswa dapat lebih fokus mendalami materi inti tanpa kehilangan jumlah jam belajar.

Selain itu, Deep Learning membantu mengembangkan keterampilan keras (teknis) dan lunak (komunikasi, refleksi diri, kreativitas). Siswa tidak hanya mempelajari materi, tetapi juga mentransformasikan pengetahuan menjadi kemampuan yang relevan.

Kesimpulan
Pendekatan Deep Learning membawa angin segar bagi sistem pendidikan Indonesia dengan menekankan pembelajaran mendalam yang relevan dan bermakna. Dengan integrasi metode ini, siswa tidak hanya memahami apa yang mereka pelajari, tetapi juga mengapa dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan nyata. Transformasi ini diharapkan dapat mencetak generasi yang berpikir kritis, kreatif, dan memiliki koneksi kuat antara pengetahuan akademik dan kehidupan sehari-hari.