Jawaban Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia

Jawaban Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia

Jawaban Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia – Hai sob, Ki Hajar Dewantara diberi gelar sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Pemberian gelar itu ditetapkan pada tahun 1959 oleh Presiden Soekarno. Gelar itu diberikan kepada Ki Hajar Dewantara atas jasa beliau merintis pendidikan umum di Indonesia. Kali ini waca berita akan  membahas mengenai Jawaban Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia yang ada pada buku siswa kelas 4 tema 7 sub tema 3 pembelajaran 6.

Halaman 131

Keragaman masyarakat di Indonesia seperti karya kolase atau mozaik. Meskipun berbeda warna dan bentuk tetapi seluruhnya menjadi karya yang indah.

Ayo Mencoba

Buatlah satu karya mozaik atau aplikasi.

  1. Untuk karya mozaik, kamu dapat menggunakan kertas warna-warni. Gunting kecil-kecil kertas warna-warni. Selanjutnya buatlah sketsa gambar, lalu tempelkan guntingan-guntingan kertas pada bidang gambar. Perhatikan komposisi warna supaya menarik.
  2. Untuk karya aplikasi, siapkan benda yang akan kamu beri hiasan. Sebagai contoh kamu akan menghias sampul bukumu. Siapkan kertas warna sesuai warna yang kamu inginkan. Buatlah bentuk-bentuk gambar pada kertas warna, lalu guntinglah. Tempelkan guntingan bentukbentuk gambar pada sampul bukumu. Atur komposisi gambar sesuai keinginanmu.

Cara membuat karya mozaik:

  1. Buatlah gambar pada selembar kertas sesuai tema yang dipilih.
  2. Siapkan bahan untuk kolase, misalnya kertas atau kain.
  3. Potong-potong kain atau kertas menjadi potongan kecil-kecil.
  4. Tempelkan potongan-potongan bahan pada gambar.
Baca Juga :  Pengaruh Lingkungan Terhadap Kegiatan Ekonomi Penduduk

Halaman 132

Cara membuat karya aplikasi:

  1. Siapkan bahan untuk aplikasi, misalnya kain atau kertas (kertas berwarna atau kertas bekas kalender).
  2. Rancanglah gambar pada selembar kertas sesuai dengan tema yang dipilih.
  3. Potonglah kain atau kertas menjadi bentuk tertentu, misalnya daun, bunga, binatang, atau bentuk-bentuk lain sesuai dengan gambar rancangan.
  4. Tempelkan potongan bentuk tersebut pada benda yang akan dihias. Tempelkan menggunakan lem atau dengan menjahit jika aplikasi menggunakan kain.

Ayo Membaca

Bacalah teks berikut!

Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia

Ki Hajar Dewantara diberi gelar sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Pemberian gelar itu ditetapkan pada tahun 1959 oleh Presiden Soekarno. Gelar itu diberikan kepada Ki Hajar Dewantara atas jasa beliau merintis pendidikan umum di Indonesia. Hari kelahiran Ki Hajar Dewantara tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Ki Hajar Dewantara lahir dari keluarga ningrat di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Nama aslinya Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Namun, pada usia 40, beliau berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Beliau tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan Raden Mas, karena beliau ingin dekat dengan rakyat.

Gambar 3.27 Ki Hajar Dewantara

Beliau lulus dari ELS (Sekolah Dasar Belanda), lalu melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) namun tidak selesai. Ki Hajar Dewantara menjadi wartawan di banyak surat kabar, yaitu Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, De Express, Poesara, Sedyotomo, dan Midden Jaya. Tulisan-tulisan beliau mampu membangkitkan semangat kebangsaan orang Indonesia.

Ki Hajar Dewantara juga aktif dalam kegiatan politik. Melalui organisasi Boedi Oetomo, beliau menyuarakan pentingnya persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara. Pada tahun 1912 beliau bersama Douwes Dekker dan Cipto Mangunkoesomo mendirikan Indische Partij. Indische Partij merupakan partai yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga :  Apa menurutmu kerukunan itu Apakah gambar di atas mencerminkan kerukunan?Jawaban Buku Siswa Kelas 5 Tema 9 Halaman 45

Pada tahun 1913, Ki Hajar Dewantara mengkritik perayaan 100 tahun bebasnya Belanda dari penjajahan Perancis. Akibatnya beliau dibuang ke negeri Belanda. Di sana beliau mempelajari pendidikan dan pengajaran.

Selanjutnya, pada tanggal 3 Juli 1932 Ki Hajar Dewantara kembali ke Indonesia. Beliau mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa. Dari sekolah inilah lahir konsep pendidikan nasional. Saat Indonesia merdeka dan menjadi republik, Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia. Ki Hajar Dewantara wafat pada tanggal 28 April 1959. Jasanya terus dikenang oleh bangsa Indonesia.

Tugas

Bacalah teks “Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia”.

1. Tuliskan kata sulit pada teks, lalu carilah artinya.

Jawaban

– Kebangsawanan artinya keturunan orang mulia (terutama raja dan kerabatnya).
– Wartawan artinya orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat.
– Indische Partij artinya partai yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.
– Mengkritik artinya meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, dan lainnya
– Ningrat artinya golongan orang-orang mulia, bangsawan, borjuis
– Gelar artinya sebutan Kehormatan, kebangsawanan, atau kesarjanaan

2. Tuliskan gagasan pokok setiap paragraf pada teks “Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia”.

Jawaban

Paragraf 1: Ki Hajar Dewantara diberi gelar sebagai Bapak Pendidikan Indonesia.

Paragraf 2: Ki Hajar Dewantara lahir dari keluarga ningrat di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Nama aslinya Raden Mas Soewardi Soeryaningrat.

Paragraf 3: Beliau lulus dari ELS (Sekolah Dasar Belanda), lalu melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) namun tidak selesai.

Paragraf 4: Ndische Partij merupakan partai yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.

Paragraf 5: Ki Hajar Dewantara wafat pada tanggal 28 April 1959. Jasanya terus dikenang oleh bangsa Indonesia.

Baca Juga :  Contoh perubahan alam akibat aktivitass manusia, Jawaban Buku Siswa Kelas 4 Tema 9 Halaman 140

3. Tuliskan informasi baru yang kamu dapatkan dari teks tersebut.

Jawaban

Ki Hajar Dewantara kembali ke Indonesia. Beliau mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa. Dari sekolah inilah lahir konsep pendidikan nasional. Saat Indonesia merdeka dan menjadi republik, Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia. Ki Hajar Dewantara wafat pada tanggal 28 April 1959. Jasanya terus dikenang oleh bangsa Indonesia.

4. Buatlah laporan tertulis tentang teks tersebut.

Jawaban

– Ki Hajar Dewantara diberi gelar sebagai Bapak Pendidikan Indonesia.
– Hari kelahiran Ki Hajar Dewantara tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan nasional.
– Nama asli Ki Hajar Dewantara Raden Mas Soewardi Soeryaningrat.
– Ki Hajar Dewantara menjadi wartawan di banyak surat kabar seeprti: Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahja Timoer, De Express, Poesara, Sedyotomo, dan Midden Jaya.
– Ki Hajar Dewantara bersama Douwes Dekker dan Cipto Mangunkoesomo mendirikan Indische Parti (partai yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia)
– Tahun 1913 Ki Hajar Dewantara mengkritik Belanda dan dibuangke negeri Belanda.
– Tanggal 3 Juli 1932 Ki Hajar Dewantara kembali ke Indonesia dan mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa.
– Saat Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi menteri pendidikan.
– Ki Hajar Dewantara wafat pada tanggal 28 April 1959

Serahkan hasil tulisanmu kepada Bapak/Ibu guru.

Halaman 134

Kesimpulan

Apa yang telah kamu pelajari?

Jawaban

Yang saya pelajari hari ini adalah cara membuat mozaik, mengetahui bapak pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Sikap apa yang dapat kamu tiru dari Ki Hajar Dewantara?

Jawaban

– Tidak mudah putus asa, seperti terlihat dari perjuangan Ki Hajar Dewantara melawan penajahan
– Berani menyuarakan kebenaran, seperti Ki Hajar Dewantara yang mengkritik kebijakan Belanda merayakan kemerdekaanya di wilayah jajahan.
– Pentingnya pendidikan, seperti Ki Hajar Dewantara yang mendirikan yayasan pendidikan Taman Siswa

Demikianlah Pembahasan mengenai Jawaban Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia yang  terdapat pada Buku Siswa Kelas 4 Tema 7 Subtema 3 Pembelajaran 6. Buatlah karya montase/kolase/mozaik/aplikasi bersama orang tuamu. Buatlah sebaik-baiknya, lalu pajanglah di dinding rumahmu. Semoga bermanfaat

You May Also Like

About the Author: Afnan Rafiski