Berbagai Jenis Pepaya Favorit di Indonesia

jenis pepaya

Sobat Waca berita, pepaya merupakan buah sejuta umat karena memang terkenal sangat populer baik di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia. Bermacam jenis pepaya yang kini ada, awalnya merupakan tanaman yang berasal Meksiko bagian utara dan selatan. Sekarang menyebar luas dan dibudidayakan hampir di seluruh daerah tropis yang ada di dunia.

Nama ilmiah dari tanaman ini adalah Carica papaya L. Di Indonesia biasa disebut dengan pepaya yang ternyata merupakan serapan kata dari bahasa Belanda yaitu “papaja”.

Buah pepaya dapat dikonsumsi bagian buahnya. Saat buahnya masih muda biasanya akan diolah terlebih dahulu menjadi masakan baru bisa dinikmati.

Saat setengah matang atau dikenal dengan “mengkel” buah ini juga sering dijadikan rujak buah.

Namun ketika buahnya sudah matang, bisa dinikmati secara langsung dengan dimakan dalam keadaan segar atau dijadikan campuran dalam es buah.

Dengan kandungan vitamin A yang tinggi buah ini sangat baik jika dikonsumsi secara rutin dan nantinya akan memberikan manfaat bagi kesehatan mata.

Selain itu buah ini juga terkenal dengan khasiatnya yang dapat memperlancar pencernaan bagi yang mempunyai masalah sulit buang air besar.

Jenis Pepaya Terfavorit di Indonesia

Beberapa jenis buah pepaya yang sering dikonsumsi antara lain sebagai berikut:

Pepaya California

Jenis pepaya yang paling sering kita temui di pasar swalayan adalah Pepaya California yang menjadi salah satu pepaya unggulan di Indonesia.

Meskipun ukuran buahnya tidak terlalu besar dengan berat 600 gram – 2 kg per buahnya, namun buah ini memiliki daging buah yang tebal, bertekstur lembut, dan rasa yang manis.

Karena namanya banyak yang salah menduga jika pepaya ini berasal dari California. Justru pepaya yang satu ini merupakan pepaya lokal dari Indonesia dengan nama asli “Calina”.

Baca Juga :  Segudang Manfaat Pepaya Yang Kaya Enzim dan Vitamin

Menjadi favorit para petani karena sifatnya yang tidak manja mudah sekali tumbuh. Bahkan bisa ditanam di tanah berhumus yang dicampur sedikit pasir selama ketersediaan sinar matahari dan air yang cukup.

Sejak ditanam buah pepaya California dapat dipanen setiap 8-9 bulan sekali. Minimal setiap kali panen dapat menghasilkan 2-3 buah pepaya matang per pohonnya.

Pepaya dengan warna kulit hijau bergurat kekuningan ini memiliki warna daging buah merah cerah. Dapat bertahan lama kisaran hingga 5 hari setelah matang.

Pepaya Bangkok

Pepaya Bangkok sudah diperjualbelikan di Indonesia mulai tahun 1980-an sampai dengan sekarang. Buah yang berasal dari Thailand ini memiliki berbentuk lonjong daging buah berwarna jingga kemerahan.

Daging buahnya terkenal dengan rasanya yang manis dan menyegarkan. Teksturnya sangat tebal dengan berat bisa mencapai 3 kg per buah.

Pepaya Bangkok adalah salah satu varietas favorit para petani. Karena salah satu keunggulannya yaitu cepat tumbuh, hanya butuh waktu setahun untuk menjadi sebuah pohon.

Tak hanya dikonsumsi ternyata pepaya ini juga digunakan sebagai salah satu bahan produk kosmetik lho. Bagaimana menurutmu apakah lebih baik dimakan atau dijadikan sumber bahan untuk membuat kosmetik?

Pepaya Red Lady

Berbeda dengan buah pepaya lainnya yang berbentuk lonjong, Pepaya Red Lady memiliki bentuk buah cenderung bulat dengan kulit buah yang lebih halus.

Keunggulan buah ini adalah memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan dengan jenis lainnya, tingkat kemanisannya mencapai 13% dan daging buahnya memiliki warna jingga kemerahan.

Pepaya Hawai

Jenis pepaya yang berasal dari Kepulauan Hawai ini sering dikenal dengan sebutan pepaya solo. Hal ini dikarenakan ukuran buahnya yang kecil di bawah 1 kg sehingga mampu dihabiskan oleh satu orang saja.

Bentuk buahnya agak bulat dengan kulit buah berwarna kuning yang cerah. Daging buahnya memiliki rasa manis yang segar dan berwarna kuning sedikit oranye.

Baca Juga :  Biodata Andreas Sigismund Marggraf Penemu Unsur Kimia Zinc

Tergolong ke dalam jenis pohon yang cepat tumbuh dimana pada umur empat bulan sudah berbunga. Waktu yang tepat untuk memanen buah pepaya Hawai adalah 9 bulan sejak bibit ditanam.

Jenis Pepaya Cibinong

Seperti namanya, buah pepaya jenis ini berasal dari daerah Cibinong. Yang menjadi ciri khas buah ini adalah bentuknya yang lonjong dengan bagian ujung buahnya lancip.

Saat matang kulit buah akan berwarna kuning pada bagian ujung buahnya dan kulit buah bagian lainnya masih berwarna hijau.

Ketika matang daging buahnya akan berwarna merah kekuningan dan rasanya manis. Sangat nikmat dikonsumsi secara langsung terutama saat cuaca sedang panas-panasnya.

Pepaya Gunung

Buah pepaya jenis ini sering kita temui di daerah Wonosobo, Jawa Tengah. Masyarakat lebih mengenal buah ini dengan sebutan “carica”.

Secara fisik pepaya gunung justru terlihat lebih mirip dengan buah kakao dibandingkan pepaya pada umumnya. Namun dilihat dari segi rasa, tekstur daging buah, maka carica digolongkan kedalam salah satu jenis pepaya.

Tekstur daging buahnya keras berwarna oranye kekuningan. Rasa buah ini cenderung asam sehingga jarang ada yang mengkonsumsinya secara langsung.

Biasanya buah jenis ini akan diolah menjadi manisan untuk menambah kelezatan rasanya. Manisan carica sekarang ini terkenal sebagai salah satu oleh-oleh yang khas dari daerah Wonosobo, banyak penggemar dari manisan ini karena rasanya yang manis.

Jenis Pepaya Arum Bogor

Pepaya ini merupakan pepaya asli Indonesia yang dihasilkan dari penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB). Buahnya mirip dengan jenis pepaya Hawaii yang memiliki ukuran buah yang kecil.

Tidak kalah dibandingkan dengan buah pepaya yang berasal dari luar negeri, pepaya Arum Bogor juga memiliki rasa buah yang sangat manis dengan daging buahnya berwarna oranye kemerahan dan kulit buah yang berwarna hijau.

Baca Juga :  Biodata Cut Nyak Meutia, Pahlawan asal Aceh

Carisya

Carisya merupakan jenis varietas baru yang ditemukan dan dikembangkan oleh Tim Pemulia Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika IPB.

Pepaya berukuran mini ini mulai dipasarkan sejak tanggal 26 Mei 2010 oleh Menteri Pertanian RI. Ciri-cirinya kulit buah berwarna kehijauan dan warga daging buah kemerahan.

Kadar gula pada pepaya carisya bisa mencapai 140 briks sehingga rasanya sangat manis. Tekstur daging buah tebal, berongga kecil, dengan kadar air yang pas tidak berlebih.

Pohon pepaya carisya tergolong produktif karena bisa memproduksi buah setiap empat bulan sekali. Selain itu sifatnya juga tidak manja dimana bisa tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi sekalipun.

Pepaya Jingga

Hampir mirip dengan pepaya California ukuran pepaya California bisa mencapai 1,5-2 kg per buah. Berbentuk bulat panjang warna kulit buah yaitu hijau kemerahan.

Dari warna kulitnya tentu saja sudah bisa ditebak warna daging buahnya. Yup, betul sekali pepaya jingga memiliki daging buah berwarna jingga, sesuai dengan namanya.

Dahulu pepaya ini menjadi favorit banyak orang karena rasanya yang manis. Namun seiring berjalannya waktu keberadaan pepaya jingga makin tergeser oleh pepaya California hingga kini sudah jarang ditemukan.

Jenis Pepaya Gading

Keunikan pepaya ini terletak pada warna kulitnya yang berwarna kuning atau jingga saat matang. Berbeda dengan pepaya lainnya yang berwarna kehijauan saat sudah matang.

Jika dilihat dari warnanya pepaya gading cocok dijadikan sebagai tanaman hias. Oleh karena itu banyak yang menanam tumbuhan ini di pekarangan rumah dan di perkebunan.

Tekstur luar pepaya gading cukup keras sehingga tidak mudah hancur ketika didistribusikan. Pepaya ini terbilang cukup banyak dan sering dijumpai di berbagai daerah di Indonesia.

Ketika masih mentah banyak getah namun getah tersebut akan menghilang dengan sendirinya saat sudah matang sempurna.

Jenis pepaya mana nih yang menjadi favorit Sobat?

Buah tropis yang mudah tumbuh di berbagai kondisi ini memiliki banyak manfaat. Salah satu manfaat utama yang terbukti di tengah-tengah masyarakat yaitu dapat melancarkan sistem pencernaan.

Siapa yang sering mendengar perkataan bila buang air besar tidak lancar, maka perbanyak mengkonsumsi buah pepaya. Percaya gak percaya, memang manjur lho! Semoga bermanfaat!

You May Also Like

About the Author: Afnan Rafiski