Tahi Bonar Simatupang

Biodata Tahi Bonar Simatupang

Biodata Tahi Bonar Simatupang

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Tahi Bonar Simatupang. Penasaran ingin tahu tentang biodata Tahi Bonar Simatupang, simak penjelasannya berikut ini.

Tahi Bonar Simatupang

Tahi Bonar Simatupang atau yang lebih dikenal dengan nama T.B. Simatupang adalah seorang tokoh militer dan Gereja di Indonesia. Pada tanggal 10 November 2013 Ia dianugerahi gelar pahlawan Nasional oleh pemerintahan Susilo bambang yudhoyono.

T.B. Simatupang lahir di Sidikalang, Sumatera Utara pada tanggal 28 Januari 1920 dalam sebuah keluarga sederhana. Ayahnya Simon Mangaraja Soaduan Simatupang, terakhir bekerja sebagai pegawai kantor pos.

Pendidikan T.B. Simatupang ditempuh di HIS Pematangsiantar dan lulus pada tahun 1934. Ia melanjutkan sekolahnya di MULO Tarutung 1937, lalu ke AMS di Jakarta dan selesai pada tahun 1940.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya, Simatupang mendaftarkan diri dan diterima di Koninklije Militaire Academie (KMA) – akademi untuk anggota KNIL, di Bandung dan selesai pada 1942, bertepatan dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia yang kemudian merebut kekuasaan dari pihak Belanda.

Dalam masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, Simatupang turut berjuang melawan penjajahan Belanda. Ia diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Perang RI (1948-1949) dan kemudian dalam usia yang sangat muda ia menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Perang RI (1950-1954).

Pada tahun 1954 sampai 1959 ia diangkat sebagai Penasihat Militer di Departemen Pertahanan RI. Ia kemudian mengundurkan diri dengan pangkat Letnan Jenderal dari dinas aktifnya di kemiliteran karena perbedaan prinsipnya dengan Presiden Soekarno pada waktu itu.

Simatupang pernah mengatakan bahwa ada tiga Karl yang memengaruhi hidup dan pikirannya, yaitu Carl von Clausewitz, seorang ahli strategi kemiliteran, Karl Marx dan Karl Barth, teolog Protestan terkemuka abad ke-20.

Baca Juga :  Identifikasilah ciri-ciri bahasa yang mampu menarik perhatian khalayak pada iklan Jawaban Buku Siswa Kelas 5 Tema 9 Halaman 82

Seluruh kehidupan Simatupang mencerminkan peranan ketiga pemikir besar itu. Setelah melepaskan tugas-tugas aktifnya sebagai militer, Simatupang terjun ke pelayanan Gereja dan aktif menyumbangkan pemikiran-pemikirannya tentang peranan Gereja di dalam masyarakat.

Dalam aktivitas gerejawinya itu, ia pernah menjabat sebagai Ketua Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Ketua Majelis Pertimbangan PGI, Ketua Dewan Gereja-gereja Asia, Ketua Dewan Gereja-gereja se-Dunia, dll.

Di lingkungan kemasyarakatan, Simatupang menjabat sebagai Ketua Yayasan Universitas Kristen Indonesia dan Ketua Yayasan Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (IPPM).

Simatupang bahkan merupakan salah satu pencetus lembaga pendidikan ini, ketika di Indonesia belum banyak orang yang memikirkannya. Simatupang percaya bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin-pemimpin yang menguasai ilmu manajemen di dalam perusahaan maupun di tengah masyarakat.

Pada tahun 1969 Simatupang dianugerahi gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Tulsa, Oklahoma, Amerika Serikat.

Simatupang menikah dengan Sumarti Budiardjo yang adalah adik dari teman seperjuangannya Ali Budiardjo. Mereka dikaruniai empat orang anak, yaitu: Tigor, Toga, Siadji, dan Ida Apulia.

Kematian

Tahi Bonar Simatupang meninggal di Jakarta pada tanggal 1 Januari 1990 pada umur 69 tahun, bersama kedua orang yang lainnnya yakni Radjiman Wedyodiningrat dan Lambertus Nicodemus Palar dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 6 November 2013 melalui Keppres No. 68/TK/2013 yang diberikan bertepatan dengan hari pahlawan nasional 10 november 2013.

Penutup

Itulah biodata Tahi Bonar Simatupang. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.

sumber : wikipedia.org