Hamsad Rangkuti

Biodata Hamsad Rangkuti, Sastrawan Indonesia

Biodata Hamsad Rangkuti, Sastrawan Indonesia

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Hamsad Rangkuti seorang Sastrawan Indonesia. Penasaran ingin tahu tentang biodata Hamsad Rangkuti, simak penjelasannya berikut ini.

 

Hamsad Rangkuti

Hamsad Rangkuti  adalah seorang sastrawan asal Indonesia yang menulis cerita pendek terkenal “Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu”. Nama asli beliau adalah Hasyim Rangkuti.

Sastrwan ini lahir pada tanggal 7 Mei 1943 7 Mei 1943, di Titi Kuning, Medan, Sumatra Utara dan Meninggal dunia pada 26 Agustus 2018 diusia 75 tahun, di Depok, Jawa Barat.

Bersama dengan lima saudaranya, Hamsad melewatimasa kecilnya di Kisaran, Asahan, Sumatra Utara.Beliau rajim menemani bapaknya, yang bekerja sebagai penjaga malam merangkap guru mengaji, di pasar kota perkebunan itu.

Selain itu, Hamsad juga membantu ibunya mencari makan dengan menjadi penjual buah di pasar dan buruh pencari ulat di perkebunan tembakau.

Karena tidak mampu berlangganan koran dan membeli buku, Hamsad Rangkuti rajin membaca koran tempel di kantor wedana setempat.

Dari koran-koran itu ia berkenalan berkenalan dengan karya-karya para pengarang terkenal, seperti Anton Chekov, Ernest Hemingway, Maxim Gorki, O. Henry, dan Pramoedya Ananta Toer.

Beliau pun mulai tertarik untuk menulis karya sastra. Cerita pendek pertamanya dia tulis saat masih duduk di bangku SMP di Tanjungbalai, Asahan, pada tahun 1959. Cerpen “Sebuah Nyanyian di Rambung Tua” itu dimuat di sebuah koran di Medan.

Dia hanya bisa sekolah hingga kelas 2 SMA pada 1961, karena tidak mampu membayar uang sekolah. Hamsad kemudian bekerja sebagai pegawai sipil di Kantor Kehakiman Komando Daerah Militer II Bukit Barisan di Medan.

Baca Juga :  Biodata Francis Herbert Bradley, Filsuf Idealis Asal Inggris

Tetapi, ia tetap ingin menjadi pengarang. Pada tahun 1964 Hamsad Rangkuti masuk rombongan delegasi pengarang Sumatra Utara pada Konferensi Karyawan Pengarang Seluruh Indonesia (KKPI) di Jakarta dan sejak saat itu menetap di Jakarta dan tinggal di Balai Budaya, Jalan Gereja Theresia, Jakarta Pusat.

Hamsad Rangkuti termasuk seniman penandatangan Manifes Kebudayaan pada tahun 1964, pernyataan para seniman yang menolak politik sebagai panglima. Presiden Soekarno melarang kelompok itu karena dinilai menyeleweng dan ingin menyaingi Manifesto Politik yang ia tetapkan.

Karya-Karya Hamsad Rangkuti 

Sejumlah cerita pendek Hamsad telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, seperti

  • “Sampah Bulan Desember” yang diterjemahkan ke bahasa Inggris
  • “Sukri Membawa Pisau Belati” yang diterjemahkan ke bahasa Jerman.

Pemenang Cerita Anak Terbaik 75 Tahun Balai Pustaka (2001) antara lain

  • “Umur Panjang untuk Tuan Joyokoroyo”
  • Senyum “Seorang Jenderal pada 17 Agustus

Kumpulan cerita pendek, antara lain

  • Lukisan Perkawinan
  • Cemara pada tahun 1982
  • Sampah Bulan Desember pada tahun 2000
  • Wanita Muda di Sebuah Hotel Mewah (2016)
  • Bibir dalam Pispot (2003)

Novel

  • Ketika Lampu Berwarna Merah (1981)

 

Penghargaan

 

  1. Hadiah Harapan Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (1981) untuk Ketika Lampu Berwarna Merah
  2. Penghargaan Insan Seni Indonesia Mal Taman Anggrek & Musicafe (1999)
  3. Penghargaan Sastra Pemerintah DKI (2000)
  4. Penghargaan Khusus Kompas atas kesetiaan dalam penulisan cerpen (2001)
  5. Penghargaan Sastra Pusat Bahasa (2001)
  6. Khatulistiwa Literary Award 2003 untuk Bibir dalam Pispot
  7. Pemenang Cerita Anak Terbaik 75 Tahun Balai Pustaka (2001) untuk “Umur Panjang untuk Tuan Joyokoroyo” dan Senyum “Seorang Jenderal pada 17 Agustus”
  8. SEA Write Award (2008)
  9. Penghargaan Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi (2014)
Baca Juga :  Biodata John Bannister Goodenough Penemu Baterai Lithium-ion

 

Penutup

 

Itulah biodata Hamsad Rangkuti seorang Sastrawan Indonesia. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.

sumber : wikipedia.org