Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025 Kurikulum Baru Tekankan Pendekatan Pembelajaran Mendalam di Pendidikan Nasional

Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025: Kurikulum Baru Tekankan Pendekatan Pembelajaran Mendalam di Pendidikan Nasional

Wacaberita.com– Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025: Kurikulum Baru Tekankan Pendekatan Pembelajaran Mendalam di Pendidikan Nasional. Pemerintah resmi menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 13 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 mengenai kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), jenjang pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Salah satu pokok penting dalam regulasi ini adalah diterapkannya pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning approach) sebagai kerangka dasar kurikulum nasional.

Langkah ini dipandang sebagai terobosan dalam dunia pendidikan Indonesia, di mana proses pembelajaran tidak lagi sekadar berorientasi pada transfer pengetahuan, melainkan menekankan pada kesadaran belajar, keterhubungan dengan kehidupan nyata, serta pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna.

Latar Belakang Perubahan Kurikulum

Kurikulum selalu menjadi jantung pendidikan. Perubahan kurikulum kali ini lahir dari kebutuhan mendesak akan sistem pembelajaran yang lebih adaptif, kontekstual, dan relevan dengan perkembangan zaman.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah menyampaikan bahwa pendidikan Indonesia tidak boleh terjebak pada hafalan materi semata, melainkan harus melahirkan generasi yang mampu berpikir kritis, kreatif, serta memiliki integritas dan empati sosial.

Pendekatan pembelajaran mendalam adalah jawaban untuk membentuk peserta didik yang tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga matang secara emosional, spiritual, dan sosial,” ungkap pejabat Kementerian dalam keterangan resmi.

Konsep Pendekatan Pembelajaran Mendalam

Pendekatan ini menekankan suasana belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Melalui perpaduan olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga, peserta didik diarahkan untuk belajar secara holistik.

Baca Juga :  Jawaban Matematika Halaman 267 Kelas 7

Secara garis besar, pembelajaran mendalam mengutamakan tiga aspek utama:

  1. Kesadaran belajar (mindful learning): Peserta didik sadar tujuan belajarnya, memiliki motivasi intrinsik, dan mampu mengatur strategi belajar sendiri.
  2. Pembelajaran bermakna (meaningful learning): Pengetahuan tidak hanya dipahami, tetapi juga diterapkan dalam kehidupan nyata.
  3. Pembelajaran menggembirakan (joyful learning): Proses belajar dikemas dalam suasana yang menyenangkan, penuh rasa ingin tahu, dan mendorong keterlibatan aktif peserta didik.

Empat Komponen Utama

Kerangka pembelajaran mendalam dalam kurikulum ini dibangun atas empat komponen utama, yaitu:

  1. Dimensi Profil Lulusan
    Kurikulum baru menetapkan delapan dimensi profil lulusan yang wajib dicapai peserta didik, yakni:

    • Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
    • Kewargaan
    • Penalaran kritis
    • Kreativitas
    • Kolaborasi
    • Kemandirian
    • Kesehatan
    • Komunikasi

Delapan dimensi ini dirancang untuk membentuk lulusan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki integritas, profesionalisme, dan kepemimpinan transformatif.

  1. Prinsip Pembelajaran
    • Berkesadaran → peserta didik aktif, sadar tujuan belajar, dan mampu meregulasi diri.
    • Bermakna → pembelajaran dikaitkan dengan konteks nyata, lokal hingga global.
    • Menggembirakan → suasana positif, menantang, menyenangkan, dan menumbuhkan motivasi intrinsik.
  2. Pengalaman Belajar
    Peserta didik didorong untuk memahami, mengaplikasi, dan merefleksi. Dengan demikian, pembelajaran tidak berhenti pada pemahaman, melainkan berkembang ke tahap praktik dan refleksi diri.
  3. Kerangka Pembelajaran
    Pendidik memiliki peran besar dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, memanfaatkan teknologi digital, serta menjalin kemitraan dengan orang tua, masyarakat, dan komunitas.

Pembelajaran yang Berkesadaran

Dalam kurikulum baru ini, kesadaran belajar ditempatkan pada posisi penting. Peserta didik bukan lagi objek, melainkan subjek aktif dalam proses pembelajaran. Mereka diajak memahami tujuan belajar, membangun motivasi dari dalam diri, serta mengembangkan strategi belajar untuk mencapai hasil terbaik.

Baca Juga :  Kunci Jawaban Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Kelas 4 Halaman 208 Apa dampak dari pelanggaran pada gambar tersebut

Hal ini diharapkan dapat membentuk peserta didik yang menjadi pembelajar sepanjang hayat, mampu beradaptasi dengan perubahan, dan terus belajar dalam berbagai konteks kehidupan.

Pembelajaran yang Bermakna

Salah satu kritik terhadap sistem pendidikan sebelumnya adalah minimnya keterkaitan antara pelajaran di kelas dengan kehidupan nyata.

Melalui pembelajaran bermakna, peserta didik didorong untuk:

  • Menghubungkan materi dengan pengalaman pribadi dan lingkungan sekitar.
  • Mengaitkan pelajaran dengan isu lokal, nasional, hingga global.
  • Melibatkan orang tua, masyarakat, dan komunitas sebagai sumber pengetahuan praktis.

Dengan cara ini, peserta didik tidak hanya memahami konten, tetapi juga menyadari peran mereka di tengah masyarakat dan memiliki rasa tanggung jawab sosial.

Pembelajaran yang Menggembirakan

Kebahagiaan peserta didik menjadi fondasi dalam kurikulum baru. Proses belajar tidak boleh menimbulkan tekanan berlebihan, melainkan menghadirkan suasana yang positif, menantang, dan memotivasi.

Rasa senang dalam belajar terbukti meningkatkan daya ingat, kreativitas, dan partisipasi aktif. Dengan demikian, peserta didik lebih mudah memahami, mengingat, dan mengaplikasikan pengetahuan.

Lebih jauh, kurikulum ini juga menekankan pemenuhan kebutuhan dasar peserta didik, mulai dari fisiologis, rasa aman, hingga aktualisasi diri. Dengan pemenuhan ini, suasana belajar akan lebih kondusif dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

Peran Guru dan Lingkungan Belajar

Penerapan pembelajaran mendalam tidak bisa dilepaskan dari peran guru. Guru dituntut untuk menjadi fasilitator, motivator, sekaligus pembimbing yang mampu menciptakan pengalaman belajar berkesan.

Selain itu, pemanfaatan teknologi digital juga menjadi penunjang penting. Digitalisasi pembelajaran memungkinkan peserta didik menjelajahi sumber pengetahuan lebih luas, sekaligus mengasah keterampilan abad ke-21.

Lingkungan belajar yang aman, nyaman, serta kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat juga menjadi faktor kunci keberhasilan implementasi kurikulum baru ini.

Baca Juga :  Permendikdasmen 2025 Pasal 10: Aturan Tugas Tambahan Guru dalam Pemenuhan Beban Kerja

Dampak yang Diharapkan

Dengan penerapan pendekatan pembelajaran mendalam, pemerintah berharap:

  • Peserta didik tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, kreatif, dan berkarakter.
  • Lulusan Indonesia mampu bersaing secara global tanpa kehilangan identitas lokal dan nasional.
  • Pendidikan menjadi pengalaman yang menyenangkan, bukan tekanan yang menakutkan.
  • Terbangun generasi dengan kepemimpinan transformatif yang siap menghadapi tantangan abad ke-21.

Respon Publik

Respon terhadap kebijakan ini cukup beragam. Sebagian besar guru menyambut baik perubahan kurikulum, meski mereka mengakui tantangan dalam implementasi, terutama terkait kesiapan sumber daya manusia, pelatihan guru, dan fasilitas sekolah.

Orang tua juga menilai bahwa kurikulum baru ini memberikan harapan baru agar anak-anak tidak lagi terbebani hafalan, melainkan lebih menikmati proses belajar.

Namun, sejumlah pihak mengingatkan bahwa kesuksesan kurikulum tidak hanya ditentukan oleh konsep, tetapi juga praktik nyata di lapangan. Tanpa dukungan penuh dari pemerintah, tenaga pendidik, dan masyarakat, pembelajaran mendalam bisa sulit terlaksana secara merata.

Penutup

Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025 menjadi tonggak penting dalam perjalanan pendidikan Indonesia. Dengan menekankan pendekatan pembelajaran mendalam, kurikulum baru ini bukan hanya tentang apa yang dipelajari, tetapi juga bagaimana cara belajar.

Melalui kerangka ini, pendidikan diharapkan mampu melahirkan generasi yang berkarakter, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan global.

Perubahan besar ini tentu membutuhkan waktu, konsistensi, dan sinergi semua pihak. Namun, bila diterapkan dengan baik, pendekatan pembelajaran mendalam berpotensi menjadi jalan emas menuju pendidikan Indonesia yang lebih humanis, berkualitas, dan berdaya saing tinggi.

Scroll to Top