Biodata Ferdinand Lumban Tobing

Ferdinand Lumban Tobing

Biodata Ferdinand Lumban Tobing

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Ferdinand Lumban Tobing. Penasaran ingin tahu tentang biodata Ferdinand Lumban Tobing, simak penjelasannya berikut ini.

 

Ferdinand Lumban Tobing

Ferdinand Lumban Tobing adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia asal Tapanuli, Sumatera Utara. Beliau lahir di Sibuluan, Sibolga, Sumatera Utara, pada tanggal 19 Februari 1899.

Ia adalah seorang lulusan Sekolah Kedokteran Batavia (STOVIA) pada 1924 dan bekerja di CBZ RSCM, Jakarta sebagai dokter bagian penyakit menular di Centrale Burgelijke Ziekenhuis atau yang kini menjadi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) setelah lulus dari Sekolah Kedokteran Batavia (STOVIA).

Dari situ dia dipindahkan ke Tenggarong (Kalimantan Timur), kemudian ke Surabaya sampai tahun 1935. Sesudah itu, ia bertugas di Tapanuli, mula-mula di Padang Sidempuan, kemudian di Sibolga.

Pada masa pendudukan Jepang, dia diangkat menjadi dokter pengawas kesehatan romusya. Dengan perasaan sedih ia menyaksikan bagaimana sengsaranya nasib para romusya yang dipaksa membuat benteng di Teluk Sibolga.

Oleh karena itu, dia melancarkan protes terhadap pemerintah Jepang. Akibatnya, dia dicurigai dan termasuk dalam daftar orang terpelajar Tapanuli yang akan dibunuh oleh Jepang.

Lumban Tobing terhindar dari bahaya maut sebab berhasil menyelamatkan nyawa seorang Tentara Jepang yang jatuh dari kendaraan.

Pada tahun 1943 Lumban Tobing diangkat menjadi ketua Syu Sangi Kai (Dewan Perwakilan Daerah) Tapanuli di samping anggota Cuo Sangi In.

Pada masa awal Revolusi ia merupakan tokoh penting di Tapanuli. Pada Oktober 1945 ia diangkat menjadi Residen Tapanuli.

Sebagai Residen, ia menghadapi saat-saat sulit ketika daerah Tapanuli dilanda pertentangan bersenjata antara sesama pasukan RI yang datang dari Sumatera Timur setelah daerah itu jatuh ke tangan Belanda dalam Agresi Militer I Belanda.

Baca Juga :  Menanam Cabe di Polybag di Halaman Rumah

Akantetapi Tobing berpendirian tegas dan tidak mudah digertak. Dalam Agresi Militer II Belanda, Lumban Tobing diangkat menjadi Gubernur Militer Tapanuli dan Sumatera Timur Selatan. la memimpin perjuangan gerilya di hutan-hutan, naik gunung turun gunung.

Setelah pengakuan kedaulatan, Lumban Tobing ditawari untuk menjadi Gubernur Sumatera Utara, tetapi tawaran itu ditolaknya. Dalam Kabinet Ali I ia diangkat menjadi Menteri Penerangan Jabatan lainnya Menteri Urusan Hubungan Antar Daerah dan terakhir Menteri Negara Urusan Transmigrasi.

Akhir Hidup Ferdinand Lumban Tobing

Ferdinand Lumban Tobing meninggal di Jakarta, pada tanggal 7 Oktober 1962 pada usia 63 tahun. Ia dimakamkan di Desa Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Penghargaan

Atas jasa-jasanya, nama Ferdinand pun diabadikan di sebuah Rumah Sakit Umum di Sibolga dan bandar udara di Pinangsori, Tapanuli Tengah.

Pada tanggal 17 November 1962, berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 361 Tahun 1962, ia dikukuhkan menjadi Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

Penutup

Itulah biodata Ferdinand Lumban Tobing. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.

sumber : biografi-tokoh-ternama.blogspot.com

You May Also Like

About the Author: Afnan Rafiski