Biodata Joe Hin Tjio Penemu 23 Pasang Kromosom Manusia

Biodata Joe Hin Tjio Penemu 23 Pasang Kromosom Manusia

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Joe Hin Tjio seorang penemu 23 pasang kromosom manusia. Penasaran ingin tahu tentang penemu 23 pasang kromosom manusia, simak penjelasannya berikut ini.

Biodata Joe Hin Tjio :

  • Lahir : 2 November 1919 Jawa, Hindia Belanda
  • Meninggal : 27 November 2001 Gaithersburg, Maryland, Amerika Serikat
  • pasangan : Inga
  • Anak : Yu-Hin Tjio
  • Bidang : Sitogenetika
  • Institusi : National Institute of Health
  • Alma mater : Institut Pertanian Bogor
  • Dikenal karena : Penemuan kromosom manusia berjumlah 23 pasang
  • Penghargaan : International Prize Award winner dari Joseph P. Kennedy, Jr. Foundation.

Joe Hin Tjio ialah seorang ilmuwan genetika kelahiran Indonesia, yang menemukan bahwa kromosom manusia berjumlah 23 pasang. Dia lebih sering dikenal sebagai ahli sitogenetika Amerika karena selama 23 tahun terakhir hidupnya dihabiskan di Institut Kesehatan Nasional (National Institute of Health), Amerika Serikat.

Awal kehidupan

Joe Hin Tjio lahir di Pulau Jawa pada tanggal 2 November 1919. Dia dilahirkan dari keluarga Tionghoa pada zaman pendudukan Hindia Belanda.

Tjio kecil sering membantu ayahnya yang bekerja sebagai fotografer dengan mencetak foto di dalam ruang gelap. Dia belajar di sekolah penjajahan Belanda yang mengharuskannya untuk mempelajari bahasa Perancis, Jerman, Inggris, dan Belanda, selain bahasa nasionalnya, yaitu Indonesia.

Ketika melanjutkan pendidikannya di Sekolah Ilmu Pertanian, Bogor, Tjio mendalami bidang pertanian (agronomi)dan memusatkan penelitiannya pada pengembangan tanaman hibrida yang tahan terhadap penyakit.

Saat terjadi Perang Dunia II pada tahun 1942, Tjio dipenjara selama 3 tahun oleh kolonial Jepang yang saat itu menjajah di Indonesia. Tjio mendekam di kamp konsentrasi dan disiksa akibat memberikan pertolongan medis kepada penduduk yang membutuhkan.

Baca Juga :  Biodata Wernher von Braun, Pengembang Teknologi Roket

Setelah perang usai, dia berlayar menggunakan perahu Palang Merah yang diperuntukkan bagi pengungsi untuk berlayar ke Belanda.

Negara itu menyediakan beasiswa untuknya di Eropa. Pada 3 bulan pertama, Tjio mendapatkan bantuan dari kerabat teman-teman yang pernah ditolongnya di penjara dan lalu, dia dapat melanjutkan pekerjaannya di bidang pemuliaan tanaman (plant breeding) di kota Royal Danish Academy, Copenhagen selama 6 bulan.

Sejak tahun 1948-1959, Tjio mendapatkan kesempatan dari pemerintah Spanyol untuk bekerja pada program pengembangan tanaman mereka.

Tjio mengetuai penelitian sitogenetika di Zaragoza dan pada setiap waktu liburan, Tjio pergi ke Universitas Lund, Swedia, di mana dia memulai kerjasama untuk mempelajari jaringan sel mamalia dengan Institute of Genetics yang dikepalai Albert Levan.

Di Universitas Lund inilah, Tjio bertemu dengan Inga Bjorg Arna Bildsfell, seorang ilmuwan di bidang botani dan geologi yang sedang menempuh pendidikan doktoralnya di univesitas yang sama.

Pada tahun 1948, Joe Hin Tjio menikah dengan Inga dan dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Yu-Hin Tjio.

Penemuan 23 pasang kromosom manusia

Pada tahun 1921, Theophilus Painter secara tidak sengaja menemukan cara untuk mengamati dan menghitung jumlah kromosom pada manusia.

Dia mengamati sel testis dari dua pria kulit hitam yang meminta dikebiri dengan cara membuat sayatan tipis dan diproses dengan larutan kimia.

Setelah diamati di bawah mikroskop, Painter menemukan adanya serabut-serabut kusut yang ternyata adalah kromosom tak berpasangan pada sel testis dan jumlahnya 24 pasang.

Selama hampir 30 tahun, para ilmuwan menyakini temuan itu dan mereka juga melakukan penghitungan dengan cara lain yang juga mendapatkan hasil 24 pasang kromosom manusia.

Pada 22 Desember 1955, Tjio menghasilkan suatu penemuan secara kebetulan ketika dia sedang memisahkan kromosom dari inti sel (nukleus) sejumlah sel.

Baca Juga :  Biodata Kusumah Atmaja, Ketua Mahkamah Agung Indonesia Pertama

Tjio mencoba mengembangkan suatu teknik untuk memisahkan kromosom di preparat (slide) kaca. Ketika preparat itu diamati di bawah mikroskop, Tjio menemukan hasil yang mengejutkan, yaitu terdapat 46 kromosom (23 pasang) pada jaringan embrionik paru-paru manusia.

Tjio lalu menuliskan temuannya dalam Scandinavian journal Hereditas, pada 26 January 1956.  Teknik yang dikembangkannya untuk pengamatan kromosom pada manusia merupakan salah satu temuan besar di bidang sitogenetika (cabang ilmu genetika yang mempelajari hubungan antara hereditas dengan variasi dan struktur kromosom).

Tjio membantu pengembangan sitogenetika menjadi salah satu bidang penting dalam bidang medis pada tahun 1959 seiring dengan penemuan kromosom tambahan pada penderita sindrom down yang menghasilkan. Tjio menunjukkan bahwa ada kaitan antara kromosom abnormal dengan penyakit tertentu.

Karier

Pada kongres internasional mengenai genetika manusia (International Human Genetics Congress) di Copenhagen tahun 1956, Tjio mendapatkan tawaran untuk pindah dan bekerja di Amerika Serikat dari Herman Muller, peraih Nobel di bidang genetika dan profesor di Universitas Indiana.

Awalnya, Tjio sempat menolak sebelum pada akhirnya dia menyetujui untuk mengembangkan penelitiannya di Universitas Colorado pada tahun 1957.

Beberapa saat kemudia, Tjio bergabung dengan Institut Nasional Artritis dan Laboratorium Penelitian Patologi terhadap Penyakit Metabolik di Bethesda, Maryland – Amerika Serikat.

Bersama dengan Institut Kesehatan Nasional Amerika (National Institutes for Health), Tjio mengembangkan penelitiannya mengenai kromosom dan mempelajari lebih dalam kaitannya dengan leukimia dan keterbelakangan (retardasi) mental.

Pada tanggal 6 Desember 1962, Tjio menerima International Prize Award winner dari yayasan Joseph P. Kennedy, Jr. yang diberikan secara langsung oleh Presiden AS saat itu, John F. Kennedy untuk karyanya dalam bidang keterbelakangan mental.

Baca Juga :  Biodata Roger Lee Easton, Bradford Parkinson, dan Ivan A. Getting Penemu GPS (Global Positioning System)

Kematian

Tjio pensiun pada Februari 1992, pada tanggal 27 November 2001, Joe Hin Tjio meninggal dunia pada usia 92 tahun.

Penutup

Itulah biodata Joe Hin Tjio seorang penemu 23 pasang kromosom manusia. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.

sumber : wikipedia.org

You May Also Like

About the Author: Afnan Rafiski