Biodata Tjilik Riwut, Pahlawan Nasional Indonesia

Tjilik Riwut

Biodata Tjilik Riwut, Pahlawan Nasional Indonesia

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Tjilik Riwut seorang  Pahlawan Nasional Indonesia. Penasaran ingin tahu tentang biodata Tjilik Riwut seorang  Pahlawan Nasional Indonesia, simak penjelasannya berikut ini.

Tjilik Riwut

 

Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Tjilik Riwut adalah putra Dayak yang pada masa kemerdekaan, ikut memperjuangkan kemerdekaan bagi wilayah Kalimantan Tengah.

Beliau Lahir di Kasongan, Katingan  Kalimantan Tengah pada tanggal  2 Pebruari 1918 dan meninggal di Rumah Sakit Suaka Insan, Banjarmasin pada tanggal 17 Agustus 1987, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Sanaman Lampang, Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

Beliau mengikuti pendidikan setingkat SD, kemudian memasuki Sekolah Perawat di Purwakala dan Bandung. Pada tahun 1938, dengan beberapa rekannya, ia mendirikan organisasi Pakat Dayak yang bertujuan meningkatkan citra masyarakat Dayak.

Tidak hanya aktif dalam bidang kemiliteran sebagai seorang tentara, putra Dayak ini juga ikut berperan dalam pemerintahan dengan  diangkatnya ia sebagai Gubernur Kalimantan Tengah pada tahun 1958.

Tjilik Riwut juga berkontribusi di bidang kepenulisan. Beliau pernah bekerja di Harian Pemandangan, pimpinan M. Tambran serta Harian Pembangunan, pimpinan Sanusi Pane.

Tjilik pun menulis beberapa buku mengenai Kalimantan seperti Makanan Dayak, Sejarah Kalimantan, Maneser Panatau Tatu Hiang, dan Kalimantan Membangun.

Pasca kemerdekaan, Tjilik Riwut berjuang bersama pemuda Kalimantan yang ada di Jawa. Rombongan demi rombongan pemuda dikirim ke Yogyakarta untuk menggerakkan perjuangan di Kalimantan.

Salah satu rombongan itu dipimpin Mayor Tjilik Riwut. Di Kota Waringin,beliau mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Di beberapa tempat didirikannya pasukan bersenjata untuk melakukan perang gerilya melawan Belanda. Ia beberapa kali terlibat dalam pertempuran. Ia juga mengadakan pertempuran dengan kepala-kepala suku-suku Dayak.

Baca Juga :  Biodata Ja’far bin Muhammad Abu Ma’shar al-Balkhi

Pada tanggal 17 Desember 1946, Tjilik Riwut dan beberapa tokoh perwakilan suku-suku Dayak di pedalaman Kalimantan yang berjumlah 142 suku berkumpul bersama untuk melaksanakan Sumpah Setia kepada pemerintah Republik Indonesia dengan upacara adat leluhur suku Dayak.

Pada 17 oktober 1947, ketika Tjilik Riwut berada di Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota negara Indonesia, ia mendapat perintah dari S. Suryadarma, kepala TNI AU waktu itu, untuk memimpin Operasi Penerjunan Pasukan Payung kali pertama oleh pasukan MN 1001 di desa Sambi, Kotawaringin, Kalimantan Tengah.

Dalam operasi itu, Tjilik Riwut bertanggung jawab menjadi penunjuk jalan bagi tim yang berjumlah 13 orang (11 orang asal Kalimantan dan 2 orang Jawa) itu.

Pada 17 Oktober pun resmi ditetapkan sebagai Hari Pasukan Khas TNI-AU Untuk mengenang peristiwa penting dalam sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

Sesudah Perang Kemerdekaan berakhir, Tjilik Riwut diangkat sebagai Wedana Sampit, kemudian Bupati Kotawaringin, dan akhirnya Gubernur Kalimantan Tengah.

Beliau berjasa membangun Palangkaraya sebagai ibukota Kalimantan Tengah.

Sebagai gubernur, ia berhasil meningkatkan kesejahteraan dan memajukan pendidikan penduduk Kalimantan Tengah. Ia pernah pula bertugas sebagai anggota DPR dan DPA. AURI menganugerahinya pangkat Laksamana (Marsekal) Pertama Kehormatan berkat jasa-jasanya di lingkungan AURI.

Pada tanggal 17 Agustus 1987, putra terbaik yang pernah dimiliki Suku Dayak ini meninggal dunia dalam usia 69 tahun di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin Kalimantan Selatan karena menderita penyakit lever/hepatitis .

Atas jasa-jasanya untuk memperjuangkan kemerdekaan RI serta partisipasi dan perannya dalam membangun Kalimantan Tengah, pada masa pemerintah B.J.Habibie, Tjilik Riwut ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 6 November 1998 dengan dikeluarkannya Keppres No. 108/TK/1998.

Baca Juga :  Resep Ayam Bakar Madu & Cara Memasaknya

Namanya diabadikan pada berbagai tempat di Kalimantan Tengah, seperti Bandara Palangka Raya serta jalan terpanjang di Kalimantan Tengah yaitu antara jalan dari Palangka Raya sampai dengan daerah Kotawaringin yang berjarak lebih kurang 300 km.

Penutup

Itulah biodata Tjilik Riwut. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian. Jangan Lupa Baca Twibbon 17 Agustus 2022 ya gaes…

You May Also Like

About the Author: Afnan Rafiski