Menjaga Standar Penampilan Pribadi Sesuai dengan Prosedur K3

Wacaberita.com – Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesuai K3 di Tempat Kerja. Dari buku Penjualan BAB 1 Keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja sesuai K3 di tempat kerja SMK Halaman 48-56 Menjaga Standar penampilan Pribadi sesuai dengan prosedur keamanan keselamatan dan kesehatan kerja.

Kantor adalah suatu tempat dimana semua pegawai atau karyawan dengan segala jenjang jabatan bertemu, bergaul dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan wewenangnya.

Dalam bergaul dengan banyak orang, kita pasti akan menemukan orang-orang dengan berbagai macam karakter dan kepribadian. Bisa saja, orang terlihat menarik tapi semakin lama berteman, ternyata orang tersebut memiliki perilaku buruk.

Dalam kondisi seperti itu, yang harus kita lakukan adalah pandaipandai mengontrol diri dan tidak ikut terbawa pengaruh buruk. Biasanya,
jika kita sudah memiliki cara pandang positif, kita juga mampu mengontrol diri. Mampu menjaga jarak, tetap saling menyapa, tapi tidak antipati dan memusuhi. Sehingga, di mata orang tersebut, kita tetap memiliki pribadi yang menarik.

Memiliki pribadi yang menarik, dalam pekerjaan juga harus selalu ditunjukkan selalu ringan tangan membantu teman untuk menyelesaikan pekerjaannya meskipun itu bukan tugas kita. Miliki pula sense of responsibility yang tinggi.

Faktor-faktor yang menunjang kepribadian positif adalah

  1. Behaviour, yaitu tingkah laku/ tindakan seseorang yang dapat dilihat dan diamati oleh orang lain, didasari atas etiket dan sopan santun.
  2. Brain, yaitu cara pandang/ cara berpikir seseorang terhadapsesuatu hal yang mempengarhui sikap dan wawasan, berdasarkan intelegensi.
  3. Sense of spiritual, yaitu rasa keagamaan yang menyangkut rasa keimanan/ kepercayaan serta rasa kepedulian sosial seseorang yang dipengaruhi oleh kecerdasan spiritual.

Dengan memandang segala sesuatu secara positif maka akan terbiasa untuk melakukan pelayanan secara tulus dan iklas, yang pada akhirnya mengkondisikan diri pada Pelayanan prima sebagai suatu bentuk pelayanan yang bertujuan untuk memuaskan masyarakat. Tidak ada lagi rasa curiga maupun rasa was-was diantara dua pihak. Melalui semangat keterbukaan dan tranparansi pada akhirnya akan mendorong tercapainya good governance yang menjadi cita-cita bangsa Negara.

Baca Juga :  Kunci Aktivitas 4.3 halaman 124 Sulap Menarik Taplak Meja IPA SMP Kelas 7

Manajemen perubahan adalah rangkaian selanjutnya, diharapkan perubahan-perubahan yang terjadi sebagai hasil pembelajaran dan pencerahan dapat dikelola sedemikian rupa demi kemaslahatan bersama. Yang baik tetap dipertahankan sedang yang tidak baik harus ditinggalkan.

Cara Berpakaian yang sesuai dengan lingkungan kerja

Seseorang mengenal orang lain untuk yang pertama kali biasanya melalui pandangan mata. Beberapa lama kemudian lebih mengenal lagi melalui suara, gerakan, intelektualnya dan selanjutnya kecerdasan emosionalnya. Melalui pandangan mata seseorang sudah dapat memberi kesimpulan awal terutama dari cara berpakaiannya bahwa orang tersebut tampak santai, rapi, modis, patuh pada ajaran agama, atletis dan masih banyak kesan yang lain pegawai atau karyawan di kantor hendaknya tampil rapi, berwibawa, tegas.

Cara Berpakaian yang sesuai dengan lingkungan kerja

Oleh karenanya seorang pegawai atau karyawan sedikitnya memiliki ciri penampilan sebagai berikut :

  • Corak dan warna pakaian sesuai dengan umur dan warna kulit;
  • Model sesuai dengan usia;
  • Waktu pemakaian sesuai
  • Tempat sesuai;
  • Kombinasi pakaian secara keseluruhan dan pelengkap pakaiannya sesuai Selain dari sudut penampilan, .

a. Pakaian Sehat dan Aman

Agar penampilan terlihat rapi dan baik kita memerlukan pakaian yang baik dalam arti enak dipandang serta sesuai dengan ukuran badan. Jika pakaian kurang baik dan tidak nyaman di badan bisa menimbulkan berbagai penyakit. Antara lain timbul biang keringat, merupakan sekumpulan bintik di kulit yang terasa gatal di badan. Penyakit ini biasanya timbul pada musim kemarau, saat aktivitas meningkat.

Proses mencuci pakaian pun harus diperhatikan, jangan sampai detergen masih melekat pada pakaian., proses pencucian, pembilasan, hingga pengeringan pakaian sangat penting untuk diperhatikan demi kesehatan.

Tak ada artinya pakaian dengan desain mahal dan bagus, jika tak nyaman dipakai. Karenanya proses pembilasan harus lebih diperhatikan, karena jika sisa detergen masih menempel pada pakaian bisa mengakibatkan penyakit kulit dan iritasi.

Penggunaan pelembut sangat disarankan, tetapi jangan sampai berlebihan, sesuaikan dengan kebutuhan. Pelembut pakaian harus mengandung bahan yang bisa melindungi serat pakaian agar lembut serta menimbulkan aroma yang harum pada pakaiannya..

b. Agar Pakaian Tak Menimbulkan Bau

Pakaian yang disimpan terlalu lama akan menimbulkan bau yang kurang sedap. Jika aroma bau sudah muncul, cara yang baik dan cepat agar baunya hilang adalah segera mencucinya dengan baik.

Baca Juga :  Memelihara dan Menggunakan Peralatan Sesuai dengan Persyaratan K3

Penyebab bau pada pakaian yang disimpan terlalu lama adalah jamur. “Makhluk” ini sangat mudah tumbuh di tempat yang lembab. Apalagi jika pakaian diletakkan atau disimpan di tempat yang jarang dibuka, dan dibersihkan. Apalagi bahan tempat menyimpan pakaian terbuat dari plastik.

Hal yang harus diperhatikan agar pakaian yang disimpan terhindar dari bau adalah :

  • Cuci bersih pakaian. Pastikan pakaian dalam keadaan kering sebelum disimpan. Simpan pakaian di tempat yang perpori-pori, misalnya lemari pakaian yang terbuat dari kayu. Jika akan dibungkus plastik, berikan pori-pori pada plastiknya agar udara dapat masuk, sehingga pakaian tidak akan lembab.
  • Jangan menyimpan pakaian bekas dipakai. Noda dan keringat pada pakaian bisa mengundang ngengat baju atau mikroorganisme lainnya sehingga pakaian akan berlubang. Letakkan pakaian di tempat yang mempunyai tingkat kelembaban yang rendah

c. Penampilan yang mendukung Kesehatan dan keselamatan di tempat kerja

Seperti telah diuraikan dimuka bahwa di tempat kerja sering terjadi
kecelakaan kerja baik yang disengaja maupun tidak disengaja oleh
pegawai.

Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.

Pola kerja yang berubah-ubah dapat pula menyebabkan kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan stres.

Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi kesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational Accident), Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work Related Diseases).

Selain itu cara berpakaian yang baik harus diperhatikan agar tidak mengganggu cara kerja dan gerakan ditempat kerja. Aturan mengenai cara berpakaian yang sesuai dengan tempat kerja dan menunjang keselamatan kerja antara lain :

  1. Gunakan uniform atau seragam sesuai ketentuan perusahaan Jika tidak ada seragam kenakan pakaian yang sopan dan sesuai dengan jenis pekerjaan,
  2. Kenakan alat pelindung kerja sesuai dengan jenis pekerjaan, misalnya masker, helmet, sepatu berhak pendek
Baca Juga :  Bekerja dalam Satu Tim: Ciri-ciri, Faktor Pembentukan, Karakteristik dan Prinsip Kerja Sama

d. Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :

1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari

– Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
– Lingkungan kerja
– Proses kerja
– Sifat pekerjaan
– Cara kerja

2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat terjadi antara lain karena :

– Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
– Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)
– Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.
– Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik.

3. Pengaruh peralatan dan furniture kantor , antara lain karena:

– Posisi tubuh (ergonomi) yang salah ketika melakukan pekerjaan
– Gerakan berulang (repetitive motion).
– Pencahayaan yang terlalu terang/gelap.
– Mouse dan keyboard yang sulit dijangkau tangan.

4. Kabel listrik, telepon, internet yang terjuntai ke lantai.

5. AC yang terlalu dingin atau malah tidak berfungsi (panas).

6. Alat-alat listrik yang tidak berfungsi sempurna.

7. Furnitur kantor yang menyusahkan pekerjaan.

e. Beberapa kecelakaan yang banyak terjadi di tempat kerja

1 Terpeleset ,

Biasanya karena lantai licin. Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi di tempat kerja

Akibat :

  • Ringan memar
  • Berat : fraktura, dislokasi, memar otak, dll.

Pencegahan :

  • Pakai sepatu anti slip
  • Jangan pakai sepatu dengan hak tinggi, atau tali sepatu longgar
  • Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau tidak rata konstruksinya.
  • Pemeliharaan lantai dan tangga

2. Mengangkat beban

Mengangkat beban

Mengangkat beban merupakan Pekerjaan yang cukup berat, terutama bila mengabaikan kaidah ergonomi.

Akibat : cedera pada punggung.

Pencegahan :

Beban jangan terlalu berat, Jangan berdiri terlalu jauh dari beban Jangan mengangat beban dengan posisi membungkuk tapi pergunakanlah tungkai bawah sambil berjongkok ,Pakaian jangan terlalu ketat sehingga pergerakan terhambat.

3. Risiko terjadi kebakaran

sumber : hubungan pendek arus listrik ; bahan lain mungkin mudah menyala

Risiko terjadi kebakaran

Akibat :

  • Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat bahkan kematian.
  • Timbul keracunan akibat kurang hatihati.

Pencegahan :

– Konstruksi bangunan yang tahan api
– Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar
– Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran
– Merapihkan sambungan kabel listrik