Biodata Armijn Pane, Sasatrawan Indonesia
Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Armijn Pane seorang Sasatrawan Indonesia. Penasaran ingin tahu tentang biodata Armijn Pane, simak penjelasannya berikut ini.
Armijn Pane adalah salah satu tokoh sastra di Indonesia angkatan pujangga baru. Beliau merupakan sastrawan Indonesia yang lahir di Muara Sipongi, Mandailing Natal, Sumatera Utara, pada tanggal 18 Agustus 1908 dan beliau wafat pada tanggal 16 Februari 1970 di umur ke 61 tahun.
Bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Amir Hamzah, mereka bertiga merupakan pendiri majalah pujangga baru dan menjadi titik awal modernisasi sastra. Majalah ini terbit dari bulan Juli 1933 – Februari tahun 1942. Salah satu karya sastra Pane yang paling terkenal bertajuk Belenggu tahun 1940.
Armijn Pane memulai pendidikannya di Hollandsch Inlandsche School (HIS), sekolah kolonial Belanda di Padang Sidempuan.
Lalu kemudian, ia bergabung dengan Europeesche Lagere School (ELS) di Sibolga dan Bukittinggi. Lulus dari sana, Pane pindah ke Jawa dan bersekolah di STOVIA atau sekolah dokter di Jawa dan Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) di Surabaya pada tahun 1923.
Kemudian, Armijn Pane pindah ke AMS-A di Solo pada tahun 1931. Di sana, ia belajar mengenai kesusastraan dan menulis.
Selama bersekolah di Solo, Armijn Pane terlibat dalam organisasi pemuda nasional bernama Indonesia Muda. Hal ini tidak membuatnya cukup tertarik untuk berkiprah dalam dunia politik.
Armijn Pane tetap menggeluti minatnya di bidang sastra, sehingga ia memulai kariernya sebagai penulis dengan menerbitkan beberapa puisi nasionalis.
Pada tahun 1932, beliau sempat bekerja sebagai wartawan surat kabar Soeara Oemoem di Surabaya. 1 tahun kemudian, 1933, Armijn Pane memutuskan untuk mendirikan majalah Pujangga Baru bersama rekannya Sutan Takdir Alisjahbana dan Amir Hamzah.
Terbitnya Pujangga Baru bertujuan untuk memajukan kesusastraan baru Indonesia sebagai kader kebudayaan bangsa Indonesia.
Majalah ini kemudian terbit dari bulan Juli 1933 – Februari tahun 1942. Kemudian menjelang kedatangan Jepang, beliau menjabat sebagai redaktur di Balai Pustaka.
Setelah Jepang duduk di Indonesia, Armijn Pane bersama kakaknya, Sanusi Pane, bekerja di Kantor Pusat Kebudyaan (Keimin Bunka Shidosho).
Di sana beliau menjabat sebagai kepala bagian Kesusastraan Indonesia Modern. Pasca-kemerdekaan, Pane aktif di bidang organisasi kebudayaan.
Armijn Pane juga aktif dalam kongres-kongres kebudyaan. Sejak tahun 1950-1955, beliau pernah menjabat sebagai anggota pengurus harian Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (BMKN).
Selain itu beliau Ia juga pernah duduk esbagai pegawai tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hingga pensiun.
Armijn Pane telah menghasilkan beragam karya sastra mulai dari novel, puisi, kritik sastra, dan lain sebagainya. Pada tahun 1937, karya drama beliau yang berjudul “Lukisan Massa” terbit dalam Poedjangga Baroe nomor 11 dan juga pada tahun 1939 terbit lagi drama berikutnya adalah “Jinak-Jinak Merpati” dalam Kebudajaan Timoer No. 3.
Armijn Pane juga pernah menerbitkan novel “Belenggu”pada tahun 1940 dan novel tersebut menjadi karya sastra Armijn Pane yang paling terkenal.
Novel satu ini mendapat reaksi yang hebat dari kalangan peneliti dan pengamat sastra Indonesia. Ada banyak karya-karya lain yang beliau ciptakan diantaranya sebagai berikut: Puisi Gamelan Jiwa (1960), Puisi Djiwa Berdjiwa (1939), Cerpen Kisah Antara Manusia (1952), Kumpulan Cerpen Djinak Djinak Merpati (1940) Dan masih banyak yang lainnya.
Beliau pernah mendapatkan penghargaan Anugerah Seni dari pemerintah Indonesia berkat karya dan jasanya dalam bidang sastra pada tahun 1969. Akantatapi beberapa bulan selepas menerima penghargaan beliau meninggal dunia. Armijn Pane wafat pada tanggal 16 Februari 1970 di umur ke 61 tahun.
Penutup
Itulah biodata Armijn Pane seorang Sasatrawan Indonesia. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.
sumber :
- www.kompas.com
- www.ayo-berbahasa.id”biografi-armijn-pane”