Biodata Diophantus Penemu Aljabar (Bapak Aljabar)

Biodata Diophantus Penemu Aljabar (Bapak Aljabar)

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Diophantus penemu aljabar sering di sebut juga bapak aljabar, Penasaran ingin tahu tentang bapak aljabar, simak penjelasannya berikut ini.

Diophantus dari Alexandria juga sering disebut “bapak aljabar “, adalah matematikawan Yunani yang bermukim di Alexandria  dan penulis serangkaian buku yang disebut Arithmetica, namun karyanya tersebut sudah banyak yang hilang. Teks-teks tersebut menjelaskan tentang pemecahan persamaan aljabar.

Sedikit informasi yang diketahui tentang kehidupan Diophantus. Dia tinggal di Alexandria, Mesir, mungkin antara tahun 200 dan 214-284 atau 298. Sekitar tahun 250 seorang matematikawan Yunani yang bermukim di Alexandria melontarkan problem matematika yang tertera di atas batu nisannya, dalam batu nisannya tertulis: ‘Di sini terletak Diophantus,’ keajaiban lihatlah.

Tidak ada catatan yang detail tentang kehidupan Diophantus, namun meninggalkan problem tersohor itu pada Palatine Anthology, yang ditulis setelah meninggalnya. Pada batu nisan Diophantus tersamar (dalam persamaan) umur Diophantus.

“Seperenam kehidupan yang diberikan Tuhan kepadaku adalah masa muda. Setelah itu, seperduabelasnya, cambang dan berewokku mulai tumbuh. Ditambah sepertujuh masa hidupku untuk menikah, dan tahun kelima mempunyai anak. Sialnya, setengah waktu dari kehidupanku untuk mengurus anak. Empat tahun kegunakan bersedih”.

Dugaan tentang kehidupan Diophantus sangat misterius. Kita mungkin hanya dapat menduga lewat dua fakta sebelum menarik kesimpulan. Pertama, dia mengutip tulisan Hypsicles yang diketahui hidup sekitar tahun 150 SM. Kedua, tulisan Diophantus dikutip oleh Theon dari Alexandria.

Prakiraan hidup Theon, diacu dari gerhana matahari yang terjadi pada 16 Juni 364. Dengan dua fakta ini diperkirakan Diophantus hidup antara tahun 150 SM sampai tahun 364. Para peneliti, menyimpulkan bahwa diperkirakan Diophantus hidup sekitar tahun 250.

Baca Juga :  Jawaban Syair Aku Ingin Jadi Penerbang

Karya Diophantus

Diophanus menulis Arithmetica, yang isinya merupakan pengembangan aljabar yang dilakukan dengan membuat beberapa persamaan. Persamaan-persamaan tersebut disebut persamaan Diophantin, digunakan pada matematika sampai sekarang.

Diophantus menulis lima belas buku namun hanya enam buku yang dapat dibaca, sisanya ikut terbakar pada penghancuran perpustakaan besar di Alexandria. Sisa karya Diophantus yang selamat sekaligus merupakan teks bangsa Yunani yang terakhir yang diterjemahkan.

Buku terjemahan pertama kali dalam bahasa Latin diterbitkan pada tahun 1575. Prestasi Diophantus merupakan akhir kejayaan Yunani kuno. Fermat mengetahui buku Diophantus lewat terjemahan Clause Bachet yang diterbitkan tahun 1621.

Susunan dalam Arithmetica tidak secara sistimatik operasi-operasi aljabar, fungsi-fungsi aljabar atau solusi terhadap persamaan-persamaan aljabar. Di dalamnya terdapat 150 problem, semua diberikan lewat contoh-contoh numerik yang spesifik, meskipun barangkali metode secara umum juga diberikan.

Sebagai contoh, persamaan kuadrat memiliki hasil dua akar bilangan positif dan tidak mengenal akar bilangan negatif. Diophantus menyelesaikan problem-problem menyangkut beberapa bilangan tidak diketahui dan dengan penuh keahlian menyajikan banyak bilangan-bilangan yang tidak diketahui.

Contoh: Diketahui bilangan dengan jumlah 20 dan jumlah kuadratnya 208; angka bukan diubah menjadi x dan y, tapi ditulis sebagai 10 + x dan 10 – x (dalam notasi modern). Selanjutnya, (10 + x)² + (10 – x)² = 208, diperoleh x = 2 dan bilangan yang tidak diketahui adalah 8 dan 12.

Aljabar dan Diophantus

Di dalam Arithmetica, meski bukan merupakan buku teks aljabar akan tetapi didalamnya terdapat problem persamaan x² = 1 + 30y² dan x² = 1 + 26y², yang kemudian diubah menjadi “persamaan Pell” x² = 1 + py²; sekali lagi didapat jawaban tunggal, karena Diophantus adalah pemecah problem bukan menciptakan persamaan dan buku itu berisikan kumpulan problem dan aplikasi pada aljabar.

Baca Juga :  Biodata Friedrich Nietzsche, Ahli Filologi Jerman

Problem Diophantus untuk menemukan bilangan x, y, a dalam persamaan x² + y² = a² atau x³ + y³ = a³, kelak mendasari Fermat mencetuskan TTF (Theorema Terakhir Fermat). Prestasi ini membuat Diophantus seringkali disebut dengan ahli aljabar dari Babylonia dan karyanya disebut dengan aljabar Babylonia.

Diophantus mengembangkan konsep-konsep aljabar Babylonia dan merintis suatu bentuk persamaan sehingga bentuk persamaan seringkali disebut dengan persamaan Diophantine (Diophantine Equation) menunjuk bahwa Diophantus cukup memberi sumbangsih bagi perkembangan matematika.

Selain itu Diophantus sering disebut “bapak aljabar “karena dia memberikan kontribusi besar terhadap teori bilangan, notasi matematika, dan Arithmetica.

Penutup

Itulah biodata Diophantus penemu aljabar sering di sebut juga bapak aljabar, semoga bisa bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.

baca juga : Biodata Dmitri Mendeleev Penemu Tabel Periodik

sumber : blog.penemu