Arifin Chairin Noer,

Biodata Arifin Chairin Noer, Sastrawan Indonesia

Biodata Arifin Chairin Noer, Sastrawan Indonesia

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Arifin Chairin Noer seorang Sastrawan Indonesia. Penasaran ingin tahu tentang biodata Arifin Chairin Noer, simak penjelasannya berikut ini.

Arifin Chairin Noer

Arifin Chairin Noer atau yang lebih dikenal dengan nama singkatan Arifin C. Noer adalah sutradara teater dan film Indonesia. Beliau beberapa kali memenangkan Piala Citra untuk penghargaan film terbaik dan penulis skenario terbaik.

Sastrawan ini lahir pada tanggal 10 Maret  1941 di Cirebon, Jawa Barat dan meninggal dunia pada tanggal 23 Mei tahun 1995 di Jakarta, di usia 54 tahun.

Arifin C. Noer merupakan anak kedua Mohammad Adnan. Arifin bersekolah di SD di Taman Siswa, Cirebon, dilanjutkan ke SMP Muhammadiyah, Cirebon, selanjutnya Arifinmelanjutkan ke SMA Negeri Cirebon tetapi tidak tamat, kemudian pindah ke SMA Jurnalistik, di Solo. Setelah itu beliau kuliah di Fakultas Sosial Politik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta.

Beliau mulai menulis cerita pendek dan puisi sejak duduk di bangku SMP dan mengirimkannya ke majalah yang terbit di Cirebon dan Bandung.

Semasa sekolah Arifin bergabung dengan Lingkaran Drama Rendra dan menjadi anggota Himpunan Peminat Sastra Surakarta sambil mencanangkan Hari Puisi.

Di sini Arifin menemukan latar belakang teaternya yang kuat. Dalam kelompok drama bentukan W.S. Rendra tersebut ia mulai menulis dan menyutradarai lakon-lakonnya sendiri, seperti Kapai Kapai, Tengul, Madekur dan Tarkeni, Umang-Umang dan Sandek Pemuda Pekerja.

Kemudian saat kuliah, Arifin bergabung dengan Teater Muslim yang dipimpin Mohammad Diponegoro. Kemudian beliau pindah ke Jakarta dan mendirikan Teater Kecil pada tahun 1968.  Pada tahun 1972-1973 Arifin mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa, Amerika Serikat.

Baca Juga :  Jawaban Bacaan Manusia dengan Lingkungan Alam Kelas 5 Tema 6

Arifin C. Noer menikah dengan Nurul Aini, istrinya yang pertama, mempunyai dua anak yaitu Vita Ariavita dan Veda Amritha. Pasangan ini bercerai tahun 1978.

Arifin kemudian menikah dengan Jajang Pamoentjak, putri tunggal Duta Besar RI pertama di Prancis dan Filipina Nazir Datuk Pamuntjak, serta seorang aktris yang dikenal dengan nama Jajang C. Noer. Dari pernikahan keduanya, Arifin mempunyai dua anak yaitu Nitta Nazyra dan Marah Laut.

Karier

Arifin sempat meniti karier sebagai manajer personalia Yayasan Dana Bantuan Haji Indonesia dan wartawan Harian Pelopor Baru.

Mengaku otodidak di bidang sinematografi, beliau mulai bekerja dengan kamera ketika Wim Umboh membuat film Kugapai Cintamu tahun 1976.

Arifin merasakan pengalaman sebagai sutradara teater merupakan dasar yang perlu di dunia film. Debut penyutradaraan film-nya adalah Suci Sang Primadona yang diproduseri PT Gramedia Film. Beliau juga aktif dalam bidang sastra dengan menulis naskah drama dan puisi.

Karya dan Penghargaan Yang Didapat Oleh Arifin C Noer

Naskah karyanya, Lampu Neon atau Nenek Tercinta, telah memenangkan sayembara Teater Muslim, pada tahun 1987. Mega-Mega menjadi pemenang kedua sayembara naskah drama Badan Pembina Teater Nasional Indonesia (BPTNI).

Naskah lakon Kapai-Kapai yang ditulis pada tahun 1970, terpilih sebagai salah satu karya dalam antologi seratus tahun drama Indonesia yang diterbitkan Yayasan Lontar, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul Moths.

Kapai-Kapai dipilih karena merupakan karya Arifin yang paling sering dipentaskan serta menandai titik balik penting dalam penulisan lakon di Indonesia, yakni dari teks drama realistis menjadi penulisan puitis yang menuntut agar dikonkretkan di atas panggung.

Naskah-naskahnya menarik minat para teaterawan dari generasi yang lebih muda, sehingga banyak dipentaskan di mana-mana.

Baca Juga :  Biodata William T.G. Morton Penemu Obat Bius

Karyanya memberi sumbangan besar bagi perkembangan seni peran di Indonesia dan menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu pencetus bentuk teater modern Indonesia.

Teaternya akrab dengan publik. Ia memasukkan unsur-unsur lenong, stambul, boneka (marionet), wayang kulit, wayang golek, dan melodi pesisir. Menurut penyair Taufiq Ismail, Arifin adalah “pembela kaum miskin”.

Pada film Pemberang Arifin dinobatkan sebagai penulis skenario terbaik di Festival Film Asia 1972 dan mendapat piala The Golden Harvest.

Kemudian Arifin kembali terpilih sebagai penulis skenario terbaik untuk film Rio Anakku dan Melawan Badai masing-masing pada Festival Film Indonesia pada tahun 1974 dan tahun 1975, dan mendapatkan Piala Citra.

Film Suci Sang Primadona 1977 melahirkan pendatang baru Joice Erna, yang memenangkan Piala Citra sebagai Aktris Terbaik pada Festival Film Indonesia 1978.

Menurut Volker Schloendorf — sutradara film “Die Blechtrommel”, pemenang Palme d’Or Festival Film Cannes 1979 dari Jerman — film tersebut “menampilkan sosok wajah rakyat Indonesia tanpa bedak. Arifin cermat mengamati tempatnya berpijak.”

Menyusul film-film lainnya seperti Petualang-Petualang, Harmonikaku, Yuyun Pasien Rumah Sakit Jiwa, dan Matahari-Matahari. Film Serangan Fajar dinobatkan sebagai Film Terbaik FFI pada tahun 1982.

Salah satu film Arifin yang paling kontroversial adalah Pengkhianatan G 30 S/PKI (1984). Dimana film tersebut adalah filmnya yang terlaris dan dijuluki “superinfra box-office”.

Film ini diwajibkan oleh pemerintah Orde Baru untuk diputar di semua stasiun televisi setiap tahun pada tanggal 30 September untuk memperingati tragedi Gerakan 30 September pada tahun 1965.

Peraturan ini kemudian dihapus pada tahun 1997, seiring dengan tumbangnya rezim Orde Baru. Melalui film itu pula Arifin kembali meraih Piala Citra FFI pada tahun 1985 sebagai penulis skenario terbaik. Pada FFI 1990, filmnya Taksi terpilih sebagai film terbaik dan meraih 6 Piala Citra.

Baca Juga :  Biodata Otto Von Guericke Penemu Manometer

Penutup

 

Itulah biodata Arifin Chairin Noer seorang Sastrawan Indonesia. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.

sumber : id.wikipedia.org