Table of Contents
Wacaberita.com – Bekerja dengan Standar Pelayanan Pribadi dari Buku Penjualan Untuk SMK. Dalam dunia bisnis maupuk pekerjaan yang semakin kompetitif dan dinamis, memiliki standar pelayanan pribadi yang tinggi adalah kunci kesuksesan bagi setiap individu. Bekerja dengan standar pelayanan pribadi bukan hanya tentang kemampuan teknis dan keahlian, tetapi juga melibatkan pemahaman mendalam tentang kepribadian kita sendiri dan ciri-ciri kepribadian yang baik. Kepribadian yang kuat tidak hanya mempengaruhi hubungan antar rekan kerja, tetapi juga mencerminkan bagaimana kita berinteraksi dengan atasan, klien, dan lingkungan kerja secara keseluruhan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi arti penting dari bekerja dengan standar pelayanan pribadi yang berkualitas dan mengidentifikasi ciri-ciri kepribadian yang mendukung kesuksesan profesional.
Etiket merupakan bagian dari kehidupan bermasyarakat, dimana orang akan berinteraksi dengan orang lain dan semakin tinggi kedudukan, jabatan atau “status sosial” seseorang maka semakin sering dan semakin luas kemungkinan untuk berinteraksi dengan bayak orang yang besar kemungkinan akan terjadi interaksi lintas bangsa, lintas budaya. Oleh sebab itu, dengan mengetahui dan mempelajari tata cara pergaulan akan menjembatani perbedaan yang olintas bangsa dan budaya tersebut kita mengetahui yang patut dan tidak, sopan atau tidak, sehingga kita dapat tampil percaya diri,berkepribadian tidak canggung dan mudah menyesuaikan diri kita akan dapat bertindak “pantas dan sesuai” pada waktu dan peristiwa yang terjadi sehingga tidak akan mempermalukan diri sendiri dan orang lain. dengan demikian kita bukannyahendak menafikkan etiket bangsa Indonesia yang kita kenal sebagai “tatakrama” yang berasal dari adat-istiadat dan budaya luhur nenek moyang kita. Etika dengan etiket pengertiannya hampir sama, tetapi pelaksanaannya berbeda etiket dalam bahasa prancis ettiquete yang artinya kartu undang an khusus untuk Kerajaan (raja-raja), tetapi pada saat ini etiket adalah pedoman cara berbicara yang sopan, cara berpakaian, cara duduk, cara menerima tamu, dan bentuk-bentuk kesopanan lainnya, sedangkan etika adalah aturan sopan santun dalam pergaulan, etiket adalah peraturan yang tidak tertulis tetapi harus diterapkan dalam dunia kerja maupun pergaulan.
1. Memahami Arti Kepribadian
Etika pribadi yaitu kaidah atau penilaian baik dan buruk perilaku yang dilakukan seseorang, sedangkan etika sosial penilaian tingkah laku manusia yang dinilai baik buruknya oleh masyarakat atau lingkungan sosialnya.
“Kepribadian merupakan tatanan kehidupan manusia secara menyeluruh dan terpola pada nilai-nilai yang dimiliki dan diyakini
kebenarannya. Perkembangan kepribadian manusia adalah merupakan hasil kerja sama antara faktor, dalam (bawaan) dan faktor luar (agama, pendidikan, pergaulan). Kebudayaan dan peradaban manusia adalah ungkapan nilai-nilai yang terkandung dalam kepribadian.
Kepribadian seseorang akan tercermin dari tingkah laku, dari tutur kata, ucapan dan amal perbuatannya. Kepribadian seseorang sangat dipengaruhi olh faktor kejiwaan, agama, biologis pendidikan serta lingkungan di mana ia bertempat tinggal. Kepribadian seseorang merupakan perpaduan kejiwaan dan badaniah yang nampak dalam gerak tingkah laku perbuatan yang serba rumit, serba sulit serba unik untuk dapat diukur secara nyata.”
Menurut Drs Suparman Sumahamijaya. MA, SC, AK, menjelaskan bahwa kepribadian adalah keseluruhan dari sifat-sifat jasmani, pikiran watak dan jiwa seseorang, sesuatu yang membedakan seseorang dari orang lain, budi pekerti, individualitas atau identitas individu,Istilah bahasa Inggrisnya, kepribadian itu adalah self, personality, atau a charming person.
2. Ciri-ciri kepribadian yang baik, yaitu diantaranya :
Ciri-ciri kepribadian yang baik adalah sifat-sifat yang menggambarkan keutuhan dan kedewasaan seseorang dalam berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain. Berikut adalah penjelasan terperinci mengenai tiga ciri kepribadian yang baik yang telah disebutkan:
– Adanya pengendalian diri / pengendalian hawa nafsu:
Pengendalian diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengelola emosi, perilaku, dan keinginan-keinginan yang muncul dalam dirinya. Ini adalah ciri kepribadian yang sangat penting karena dapat membantu seseorang untuk berperilaku dengan bijaksana dan tidak impulsif. Berikut adalah beberapa aspek terkait dari pengendalian diri:
a. Emosi: Seseorang dengan pengendalian diri yang baik mampu mengenali, menerima, dan mengelola emosi dengan tepat. Mereka tidak terbawa oleh emosi negatif seperti kemarahan, cemburu, atau kebencian yang dapat menyebabkan tindakan impulsif.
b. Disiplin: Individu yang memiliki ciri ini mampu mengatur diri dan mematuhi aturan atau tugas-tugas yang harus dilakukan. Mereka memiliki kemauan untuk melangkah maju meskipun tantangan atau godaan di sekitar mereka.
c. Kesabaran: Pengendalian diri melibatkan kemampuan untuk bertahan dalam situasi yang menuntut ketabahan dan kesabaran. Kemampuan untuk menahan diri dari perilaku buruk atau keputusan yang tidak tepat adalah tanda dari ciri ini.
d. Empati: Seseorang dengan pengendalian diri yang baik juga dapat memahami dan merasakan perasaan orang lain, sehingga mereka lebih cenderung bertindak dengan bijaksana dalam situasi sosial yang penuh tekanan.
– Adanya mawas diri atau introspeksi diri:
Mawas diri atau introspeksi diri adalah kemampuan seseorang untuk mengamati dan mengevaluasi diri sendiri secara obyektif. Ini melibatkan refleksi atas perilaku, sikap, dan tindakan mereka untuk memahami kekuatan dan kelemahan diri, serta bagaimana mereka mempengaruhi orang lain. Beberapa aspek dari ciri kepribadian ini adalah:
a. Kritis terhadap diri sendiri: Individu yang memiliki mawas diri mampu mengidentifikasi dan mengakui kesalahan atau kekurangan dalam diri mereka tanpa mengalami perasaan rendah diri yang berlebihan.
b. Keinginan untuk belajar dan berkembang: Orang yang memiliki ciri ini cenderung selalu berusaha untuk meningkatkan diri dan belajar dari pengalaman hidup. Mereka terbuka terhadap umpan balik dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
c. Objektivitas: Introspeksi yang efektif memerlukan kemampuan untuk memandang diri sendiri dengan obyektif, melihat ke dalam diri tanpa disesatkan oleh ego atau perasaan kesombongan.
d. Tanggung jawab: Orang yang memiliki mawas diri cenderung bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka, dan siap untuk menghadapi konsekuensi dari perilaku mereka.
– Jujur dalam sikap dan perbuatannya:
Jujur adalh kualitas integritas yang menunjukkan kebenaran dalam kata-kata, perbuatan, dan tindakan seseorang. Ciri kepribadian ini penting karena mencerminkan kepercayaan diri dan kesetiaan terhadap nilai-nilai moral. Berikut adalah aspek-aspek penting dari ciri jujur:
a. Kejujuran diri: Orang dengan ciri ini berani menghadapi kenyataan, termasuk mengakui kesalahan atau ketidaksempurnaan diri. Mereka tidak berusaha untuk menyembunyikan kesalahan atau mencoba mengelabui orang lain.
b. Tidak mengkhianati kepercayaan: Individu yang jujur cenderung dipercaya oleh orang lain karena mereka tidak akan mengkhianati kepercayaan yang diberikan padanya.
c. Konsistensi: Jujur tidak hanya berlaku dalam situasi-situasi tertentu, tetapi merupakan sikap konsisten dalam segala aspek kehidupan.
d. Transparansi: Orang yang jujur berbicara secara terbuka dan jelas tanpa menyembunyikan informasi yang penting bagi orang lain.
Penting untuk diingat bahwa kepribadian yang baik adalah hasil dari usaha dan kesadaran diri yang berkelanjutan. Orang dapat mengembangkan ciri-ciri positif ini melalui refleksi, pengalaman hidup, dan komitmen untuk menjadi individu yang lebih baik.
Tak dapat dipungkiri, bahwa memahami arti kepribadian dan mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang baik adalah sebuah perjalanan panjang dan berkelanjutan. Namun, dengan kesadaran diri dan komitmen untuk terus belajar dan berkembang, kita dapat meningkatkan standar pelayanan pribadi secara signifikan. Ketika tiap individu berkontribusi dengan kepribadian yang positif dan berkualitas, lingkungan kerja akan menjadi lebih harmonis, produktif, dan menyenangkan.