Biodata Agung Hajjah Andi Depu, Pahlawan Nasional dari Sulawesi Barat

Agung Hajjah Andi Depu

Biodata Agung Hajjah Andi Depu, Pahlawan Nasional dari Sulawesi Barat

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Agung Hajjah Andi Depu seorang Pahlawan Nasional yang berasal dari Sulawesi Barat. Penasaran ingin tahu tentang biodata Agung Hajjah Andi Depu, simak penjelasannya berikut ini.

Agung Hajjah Andi Depu

Agung Hajjah Andi Depu adalah seorang pejuang perempuan asal Sulawesi Barat. Agung Hajjah andi Depu ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada momentum peringatan Hari Pahlawan tahun 2018.

Ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden nomor; 123/TK/2018 pada tanggal 6 November 2018. Sebagai seorang perempuan, peran Andi Depu sebagai pahlawan adalah saat berperang melawan tentara Belanda di daerah Sulawesi Barat.

Andi Depu lahir di Sulawesi Selatan, pada tanggal 18 Juni 1985. Ia tercatat sebagai raja daerah Balanipa ke-52.  Ia lahir dengan nama Sugiranna Andi Sura.  Ayahnya adalah La’ju Kanna Idoro, seorang Raja Balanipa ke-50.

Ibunya bernama Samaturu. Meski berasal dari keluarga kerajaan, pendidikan yang ditempuh Andi Depu sangat terbatas.

Hal ini justru dijadikan kesempatan bagi Andi Depu untuk menggunakan waktu luangnya dengan bergaul bersama rakyat dan memperdalam agamanya.

Pada masa pendudukan Jepang, tahun 1942, Andi Depu mengibarkan bendera merah putih pada awal kedatangan mereka di Mandar.

Pada tahun 1943, ia mempelopori berdirinya Fujinkai di daerah Mandar.  Fujinkai adalah  suatu wadah gerakan yang melibatkan wanita sebagai tempat pelatihan dan penggodokan semangat juang wanita Mandar untuk merebut kemerdekaan dari pendudukkan militer Jepang.

Saat Jepang mulai terdesak oleh Sekutu dalam perang, Andi Depu turut terlibat dalam berdirinya organisasi bernama Islam Muda pada April 1945.

Ketika Indonesia dinyatakan merdeka, Andi Depu bersama rekan-rekannya turut menyebarkan berita kemerdekaan ke seluruh pelosok Mandar dan sekitarnya.

Baca Juga :  Biodata Sunan Ampel (Raden Rahmat)

Akantetapi pasca proklamasi, Sekutu datang. Rakyat Mandar pun kembali terancam akan kedaulatan daerahnya. Andi Depu pun  menyusun kekuatan bersama rakyat dengan menggunakan Istana Balanipa sebagai markasnya.

Agung Hajjah Andi Depu menjadi panglima dari organisasi laskar bernama Islam Muda. Bersama dengan laskarnya, Andi Depu menolak kedatangan Belanda di tanah Mandar.

Kemarahan Andi Depu pun semakin tersulut ketika salah seorang tentara Belanda menurunkan bendera merah putih dari tiangnya.

Andi Depu kerap kali bertempur dengan Belanda, namun beliau selalu berhasil melarikan diri. ,Pada tahun 1946, di Makassar, Andi Depu tertangkap.

Andi Depu dipenjara dan sering dipindah-pindahkan lokasi penjaranya selama kurang lebih 28 kali. Selama dipenjara, Andi Depu sering disiksa oleh para serdadu Belanda. Andi Depu dibebaskan pasca penyerahan kedaulatan dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949.

Setelah bebas dari penjara, Andi Depu kembali ke Mandar karena diminta untuk memimpin bekas wilayah Kerajaan Balanipa.

Agung Hajjah Andi Depu mengemban tugas ini sampai tahun 1956, sebelum mengundurkan diri karena kondisi kesehatannya. Pada 18 Juni 1985, Andi Depu dinyatakan meninggal dunia. Jenazahnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Panaikang Makassar, Sulawesi Selatan.

Penutup

Itulah biodata Agung Hajjah Andi Depu seorang Pahlawan Nasional yang berasal dari Sulawesi Barat. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.

sumber : www.kompas.com

You May Also Like

About the Author: Afnan Rafiski