Biodata Charles Sanders Peirce, Bapak Pragmatisme

Biodata Charles Sanders Peirce, Bapak Pragmatisme

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Charles Sanders Peirce seorang yang dijuluki bapak pragmatisme. Penasaran ingin tahu tentang seorang yang dijuluki bapak pragmatisme, simak penjelasannya berikut ini.

Biodata Charles Sanders Peirce :

  • Lahir : 10 September 1839 di Cambridge, Massachusetts
  • Meninggal : 19 April 1914 (umur 74) di Milford, Pennsylvania
  • Kebangsaan : Amerika
  • Bidang : Logika, Matematika, Statistik, Filsafat, Metrologi, Kimia, Psikologi eksperimental, Ekonomi, Linguistik, Sejarah ilmu pengetahuan

 

Charles Sanders Peirce ialah seorang filsuf asal Amerika, ahli logika, matematikawan, dan ilmuwan, dikenal sebagai “bapak pragmatisme “. Ia dididik sebagai ahli kimia dan bekerja sebagai ilmuwan selama 30 tahun. Sekarang ia dihargai karena kontribusinya pada logika, matematika, filsafat, metodologi ilmiah, dan semiotika, dan penemuannya soal pragmatisme.

Pada tahun 1934, filsuf Paul Weiss menyebut Peirce sebagai “filsuf Amerika paling orisinal dan berwarna dan logikawan terbesar Amerika”. Webster biografis Dictionary pada tahun 1943 mengatakan bahwa Peirce adalah “sekarang dianggap sebagai pemikir yang paling asli dan ahli logika terbesar pada zamannya.”

Biografi

Charles Sanders Peirce lahir pada tanggal 10 September 1839 di Cambridge, Massachusetts, dia merupakan anak dari seorang ahli matematika Universitas Harvard, Peirce merupakan seorang ahli ilmu pengetahuan dan seorang filosof”.

Keahliannya dibidang ilmu pengetahuan tidak hanya terbatas pada diskursus geologi, kimia, dan fisika, tetapi juga termasuk apresiasi prosedur yang digunakan oleh para pendahulu yang sukses dalam meningkatkan pengetahuan.

Peirce menghabiskan pendidikannya di Universitas Harvard. Sebelum masuk ke Harvard, pada usia 16 tahun, Peirce sudah melakukan training di laboratorium kimia selama sepuluh tahun, dan telah membaca logika Whitely.

Baca Juga :  Manfaat Daun Dadap Untuk Anti Radang dan Anti Bakteri

Pendidikannya dikonsentrasikan pada filsafat dan ilmu-ilmu fisika. Sehingga tidak heran, dia menerima gelar Master of Art (M.A.) dalam bidang matematika dan kimia, serta dia bekerja selama tiga tahun pada observatorium astronomi Universitas Harvard”.

Peirce memiliki kesamaan dengan ayahnya, ayahnya adalah seorang guru besar matematika dan bekerja pada Coastal and Geodetic Survey selama beberapa tahun”. Tidak mengherankan, pada tahun 1861 sampai 1891 dia bergabung dengan U. S. Coastal & Geodetic Survey. Selain itu Peirce juga memiliki kesibukan menjadi seorang dosen pada salah satu universitas. Dia memberikan kuliah di Johns Hopkins University, akan tetapi ia tidak pernah tetap memberikan kuliah kecuali di Johns Hopkins University saja.

Peirce menikah pada tahun 1862 dengan Marriet Melunisia Inadequasies yang akrab dengan panggilan Z!na, feminis pertama di Amerika. Ia merupakan semangat pembaruannya dengan mengajak Peirce ke dalam persekutuan gereja Episcopal.

Pemikiran

Metode pengetahuan

Metode pengetahuan yang dikemukakan oleh Peirce terbagi menjadi empat, yaitu metode kegigihan, metode kewenangan, metode intuisi dan metode ilmiah. Metode kegigihan merupakan cara memperoleh pengetahuan dengan mempertahankan keyakinan yang telah dimiliki sebagai suatu kebenaran yang tidak dapat disalahkan.

Metode kewenangan merupakan metode perolehan pengetahuan dengan menggunakan acuan berupa suatu kebenaran yang diasumsikan memiliki reputasi yang baik.

Metode intuisi merupakan metode perolehan pengetahuan yang memanfaatkan fakta atau prinsip yang telah menjadi kebiasaan yang lazim sebagai penyebab terjadinya sesuatu hal. Sedangkan metode ilmiah ialah metode yang memperoleh pengetahuan dengan koreksi diri.

Pragmatisme

Peirce menganggap kebenaran dalam filsafat tradisional bersifat tertutup dan murni. Kebenaran ini antara lain metafisika dan logika. Peirce meyakini bahwa sistem kebenaran yang tertutup dan murni adalah suatu kebenaran mutlak sehingga tidak menghasilkan suatu pengetahuan yang baru.

Baca Juga :  Biodata Philip Abelson Penemu Neptunium dan Teknik Pemisahan Isotop

Kebenaran mutlak ini bersifat menghambat perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan. Peirce lalu merintis pemikiran filsafat yang disebut pragmatisme. Tujuannya untuk membuat filsafat tradisional menjadi suatu metode ilmiah.

Metode pragmatisme Peirce meilbatkan peran aktif dari individu dalam kegiatan berpikir untuk perolehan pengetahuan. Peirce menolak kedudukan pikiran yang hanya menerima gagasan yang jelas dan terpilah.

Peirce menguraikan pemikirannya tentang pragmatisme di dalam How to Make Our Ideas Clear. Peirce berpendapat bahwa manusia mustahil untuk memperoleh pengetahuan teoretis yang sifatnya benar. Kebenaran dari pengetahuan itu hanya dapat diperoleh melalui penyelidikan dengan praktik langsung dalam kehidupan.

Peirce membagi kebenaran menjadi dua, yaitu kebenaran transedental dan kebenaran kompleks. Kebenaran transendental merupakan kebenaran yang telah ada pada sesuatu hal secara alami. Sedangkan kebenaran kompleks merupakan kebenaran yang berada di dalam suatu pernyataan.

Kebenaran kompleks terbagi lagi menjadi kebenaran etis dan kebenaran logis. Kebenaran etis merupakan merupakan pernyataan yang selaras dengan keyakinan yang dimiliki oleh pembuat pernyataan. Sedangkan kebenaran logis merupakan pernyataan yang sesuai dengan definisi dari suatu kenyataan.

Semiotika

Dalam pandangan Peirce, semiotika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang bersifat empiris. Peirce menciptakan teori umum untuk tanda-tanda khususnya yang berkaitan dengan fungsi tanda-tanda secara umum.

Peirce berpendapat bahwa tanda-tanda linguistik merupakan sesuatu yang penting tetapi tidak menjadi satu-satunya jenis tanda. Sifat dari tanda-tanda umum juga berlaku bagi tanda-tanda linguistik. Tetapi hal yang berlaku bagi tanda linguistik belum tentu berlaku bagi tanda umum.

Peirce mengembangkan ilmu tentang tanda yang bersifat umum sehingga dapat diterapkan pada segala macam tanda. Tujuannya itu dilakukan menyusun konsep-konsep baru yang dilengkapi dengan kosakata baru yang dibuatnya sendiri.

Baca Juga :  Biodata Hippolyte Mège-mouriés Penemu Margarin

Salah satu usulannya ialah penggunaan nama “semiotika” sebagai nama bagi ilmu yang membahas mengenai tanda-tanda umum yang diciptakannya.

Dalam semiotika, Peirce menganggap logika dan semiotika sebagai bidang ilmu yang sama-sama penting. Baginya, kedua ilmu ini merupakan sinonim satu sama lain. Pierce meyakini bahwa manusia hanya dapat berpikir melalui tanda-tanda karena penalaran dilakukan melalui tanda-tanda.

Peirce menjadikan logika sebagai dasar semiotika. Peirce menganggap semiotika dapat diterapkan ke dalam segala macam tanda. Konsep tanda yang dikembangkan diberi nama tradik yang meliputi tanda, objek acuan dan tanda baru di dalam pikiran penerima.

Bentuk dari tanda harus ditetapkan sesuai konvensi. Suatu simbol menandakan bahwa tanda dapat dibedakan menjadi simbol ikonik, indeksikal atau simbolis. Ketiga fungsi ini juga dapat dimiliki sekaligus oleh suatu tanda di saat yang bersamaan. Keberadaan satu aspek pada tanda tidak menghilangkan aspek lain yang memiliki kemungkinan untuk ada pada tanda tersebut.

Pierce mengartikan tanda sebagai segala sesuatu yang ada pada individu yang dapat digunakan untuk menyatakan sesuatu yang lain pada beberapa kapasitas tertentu. Peirce kemudian mengartikan makna tanda sebagai cara untuk mengemukakan sesuatu.

Tanda dapat memiliki makna jika diperantarai oleh alat penafsiran yaitu tanda baru yang timbul dalam pikiran si penerima tanda. Tanda baru ini merupakan hasil pengembangan dari tanda asli.

Tanda asli dan tanda baru ini dihubungkan menggunakan suatu acuan berupa hal yang ditandai. Pola hubungan antara tanda asli dan tanda baru berbentuk representasi.

Kematian 

Charles Sanders Peirce meninggal pada tanggal 19 April 1914 saat berumur 74 tahun di Milford, Pennsylvania.

Penutup

Itulah biodata Charles Sanders Peirce seorang yang dijuluki bapak pragmatisme. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.

sumber : Wikipedia

You May Also Like

About the Author: Afnan Rafiski