Piek Ardijanto Soeprijadi

Biodata Piek Ardijanto Soeprijadi, Sastrawan Indonesia

Biodata Piek Ardijanto Soeprijadi, Sastrawan Indonesia

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Piek Ardijanto Soeprijadi seorang Sastrawan Indonesia. Penasaran ingin tahu tentang biodata Piek Ardijanto Soeprijadi, simak penjelasannya berikut ini.

Piek Ardijanto Soeprijadi

Piek Ardijanto Soeprijadi adalah seorang sastrawan asal Indonesia. Beliau merupakan salah satu sastrawan angkatan tahun 1966.

Sastrawan ini lahir pada tanggal 12 Agustus 1929, di Magetan dan meninggal dunia pada tanggal 22 mei 2021 diusia 71 tahun di Kota Tegal, Jawa Tengah.

Sejak tahun 1970, puisi-puisinya telah dimuat di berbagai media massa di Indonesia. Beliau juga menulis esai sastra, mengulas karya-karya para penyair muda saat itu. Selain itu Piek merupakan  salah satu pelopor perintis Komunitas Negeri Poci pada tahun 1993

Kebiasaannya menulis sudah dimulai ketika duduk di bangku SGA. Beliau sering mengikuti lomba-lomba mengarang, memenangi mekejuaraan, kemudian mencoba mengirimkan karya-karyanya ke majalah.

Pada tahun 1950, saat menjadi guru SMP di Gombong, beliau menghasilkan beberapa karya lagu berkat bimbingan guru musik di SGA, Pak Daldjono (pencipta lagu).

Di antaranya termuat dalam buku Puspa Ragam, (Jakarta, 1950). Ada 14 penghargaan yang Piek Ardijanto terima dari berbagai lomba atau sayembara mengarang puisi, prosa, dan esei sastra sepanjang hayatnya.

Sejak lulus SR Piek Ardijanto masuk SGB, kemudian dengan seleksi ketat memasuki SGA yang hidup dalam asrama, maka jadilah dia guru berkepribadian agak kuno, tertib, hati-hati, tegas tetapi tidak galak.

Perjalanan hidupnya lurus meski banyak keprihatinan. Hampir seluruh hidupnya diabdikan untuk sekolah, selebihnya menulis.

Baca Juga :  Jawaban Bacaan Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat

Sering merasa kekurangan waktu untuk menulis. Sajak-sajaknya bayak lahir justru ketika mengikuti penataran, liburan sekolah, atau pada saat sedang mengawasi ujian.

Selama masa kerjanya, tidak sehari pun Piek Ardijanto pernah membolos, tetapi terkadang saat sakit agak lama. Hal ini disebabkan oleh kondisi fisiknya yang lemah sejak lahir.

Konon saat berada dalam kandungan, ibunya hanya terbaring dan hanya dapat kemasukan tetes-tetesan air tajin selam 9 bulan. Anehnya, saat akan lahir, ibunya mendapat kekuatan, dan Piek Ardijanto lahir normal. Masa kecilnya di desa membuatnya dekat dengan alam dan banyak memuja kebesaran Tuhan.

Antara tahun 1950 hingga 1960 Piek Ardijanto mengikuti kurus PGSLP dan B1 di Semarang. Di sela kesibukannya belajar, lahirlah karya-karya puisi, cerpen, fragmen yang dimuat di berbagai media massa antara lain: Gelora, Basis Indonesia, Sastra, Horison, dan lain-lain.

Pada tahun 1961, Piek Ardijanto pindah tugas ke SMA 1 Kota Tegal. Sejak itu beliau tidak pernah tinggal diam atau bersantai.

Piek Ardijanto makin produktif menulis puisi, esei sastra, dan mengisi rubrik kebudayaan di Harian Tempo setiap pekan untuk membicarakan atau mengulas sajak-sajak penyair muda yang bermunculan di Nusantara.

Tidak heran jika akhirnya Piek Ardijanto punya banyak teman-teman penyair di mana-mana yang mau menyambangi rumahnya.

Kecintaannya pada puisi dapat menjalin keakraban mendalam antarpenyair yang saling tertaut jiwanya. Sampai berpuluh tahun lamanya, hubungan batin dengan Adri Darmadji Woko, Hendrawan Nadesul, Kurniawan Gunadi, Oey Sien Tjwan tetap terjaga. Oleh Piek Ardijanto mereka sudah dianggap seperti anaknya, meski bukan berarti mereka berguru pada Piek.

Beliau bersyukur karena pernah melawat ke Belanda selama beberapa hari atas undangan Radio Nederland Wereldomrroep di Hilversum dengan tugas sebagai Juri Sayembara Menulis Cerpen “Kincir Emas”.

Baca Juga :  Biodata Fritz Haber Penemu Proses Ammonia

Di sana Piek Ardijanto bersama Asbari Nurpatria Krisna. Oleh-olehnya adalah beberapa kumpulan puisi yang belum pernah diterbitkan. Dari kiprah dan kegiatannya, oleh HB Jassin memasukkan nama Piek Ardijanto Soeprijadi ke dalam Sastrawan Angkatan tahun 1966.

Penghargaan Piek Ardijanto Soeprijadi

  1. Pemenang ke-2 atas beberapa puisi yang termuat di Majalah Sastra (1962)
  2. Pemenang ke-2 dalam Sayembara menulis puisi dari Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah (1964)
  3. Pemenang Harapan pada Sayembara Menulis Esei Sastra, Dewan Kesenian Jakarta (1978)
  4. Penghargaan dari Yayasan Buku utama atas puisinya, Lagu Bening dari Rawa Pening (1984)
  5. Hadiah atas Esei Bahasa Jawa, Ninthingi Geguritan, dari Lembaga Pemeliharaan Bahasa Jawa “Javanologi”
  6. Penghargaan dari Pusat Bahasa untuk bukunya, Biarkan Angin Itu
  7. Penghargaan sebagai Pelopor Penyair Tegal dari Dewan Kesenian Kota Tegal. Hari meninggalnya (22 Mei) dijadikan Hari Kepenyairan Tegal (2005)
  8. Penghargaan Pakarti seni dan hadiah dari Wali kota Tegal sebagai penyair yang ikut mengangkat citra Kota Tegal (2008)

Antologi Bersama

  • Antologi Angkatan 66 (H.B Jassin, 1968)
  • Tanggal 2 (Linus Suryadi, 1987)
  • Senayu (bersama penyair Purwokerto, 1995)
  • Antologi Puisi Jawa Tengah (1994)
  • Dari Negeri Poci 1 (1993)
  • Dari Negeri Poci 2 (1994)
  • Dari Negeri Poci 3 (1996)

Antologi yang belum diterbitkan

  • Musim Gugur di Negeri Kincir Angin
  • Berawal Dari Hud-Hud
  • Balada Empu Sedah
  • Joglo (kumpulan puisi bahasa Jawa)

 

Buku yang memuat nama Piek

  • A Bibliography of Indonesian Literature in Journalist, Ernst Utrich Kratz (Gajah Mda University Press, 1988) tentang P.A.S baik prosa maupun puisi, menyita hampir dua halaman.
  • Ensiklopedia Indonesia jilid 2

Bibliografi

  • Burung-burung di Ladang (1983)
  • Percakapan Cucu dengan Neneknya (1983)
  • Desaku Sayang (1983)
  • Lelaki di Pinggang Bukit (1984)
  • Lagu Bening dari Rawa Pening (1984)
  • Nelayan dan Laut (1995)
  • Biarkan Angin Itu (1996)
  • Kawindra-kawindra (bersama Rita Oetoro, 1984)
  • Laut Sebagai Gelanggang Hidup Manusia (bacaan anak-anak, 1984)
  • Apresiasi Sastra dalam Nilai-nilai Luhur Budaya Bangsa (sebuah wawasan, 1984)
  • Menyambut Hari Sumpah Pemuda (Langen Suara, 1984)
  • Gaya Baru, buku pelajaran untuk SMP (1984)

Penutup

 

Baca Juga :  Biodata William Hyde Wollaston Penemu Unsur Kimia Paladium dan Rhodium

Itulah biodata Piek Ardijanto Soeprijadi seorang Sastrawan Indonesia. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.

sumber : id.wikipedia.org