Table of Contents
Warisan budaya tentu akan rusak, bahkan hilang jika kita tidak menjaganya dengan baik. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga warisan budaya agar kelak masih bisa dinikmati oleh anak cucu kita. Yuk, kita lihat beberapa cara menjaga warisan budaya!
Pemugaran Borobudur

Candi Borobudur dibangun pada abad ke-8, pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Kemudian, candi ini ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles pada abad ke-19 dalam keadaan rusak parah. Beberapa kali, Candi Borobudur mengalami upaya pembersihan sebelum akhirnya dilakukan pemugaran pertama pada tahun 1907.
Pemugaran ini terus berlangsung hingga sekarang untuk mengembalikan keutuhan dan kekuatan candi agar tetap kokoh berdiri hingga ratusan tahun ke depan. Pada tahun 1991, UNESCO menetapkan Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia dari Indonesia.
Yuk, Belajar Silat!

Pencak silat merupakan seni bela diri tradisional dari berbagai suku di Indonesia dan tersebar melalui kesenian Melayu Nusantara. Namun, kepopulerannya masih kalah dibandingkan dengan bela diri dari negara lain, seperti karate dan taekwondo.
Untuk mengatasinya, berbagai upaya dilakukan agar pencak silat semakin dikenal masyarakat, seperti:
- Memasukkan pencak silat sebagai pelajaran di sekolah
- Mendirikan berbagai klub pencak silat
- Mengadakan lomba-lomba tingkat nasional maupun internasional
Bahkan, pencak silat mulai muncul dalam beberapa film internasional sebagai upaya memperkenalkannya kepada dunia.
Tantangan 1:
Agen Promosi Budaya Daerah
-
Siapkan laporan sejarah salah satu warisan budaya yang telah kalian kerjakan.
-
Salin tabel berikut ke dalam buku tugas kalian, lalu tambahkan 4 baris ke bawah:
No Nama Komentar tentang Presentasi Sejarah Budaya Paraf 1 2 3 4 5 6 7 -
Lakukan presentasi di depan 5 orang teman atau anggota keluarga kalian.
-
Terapkan etika presentasi sebelum, saat, dan sesudah presentasi.
-
Mintalah peserta menuliskan komentar mereka tentang presentasi kalian serta membubuhkan paraf sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan.
jawab :
Laporan Sejarah Warisan Budaya: Tari Saman
1. Pendahuluan
Tari Saman adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang berasal dari suku Gayo, Aceh. Tarian ini dikenal dengan gerakan tangan yang cepat, serempak, dan penuh harmoni. Tari Saman sering digunakan sebagai media dakwah dan hiburan dalam berbagai upacara adat maupun perayaan penting masyarakat Aceh.
2. Sejarah Tari Saman
Tari Saman diperkirakan berkembang pada abad ke-14 dan diciptakan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang menyebarkan ajaran Islam di wilayah Gayo. Awalnya, tarian ini digunakan sebagai sarana dakwah dan diiringi dengan syair berisi nasihat serta pujian kepada Allah.
Pada zaman dahulu, Tari Saman hanya dimainkan oleh laki-laki dalam posisi duduk berbaris. Seiring waktu, tarian ini mengalami perkembangan dan sering dipentaskan dalam berbagai acara, baik di dalam maupun luar negeri. UNESCO menetapkan Tari Saman sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2011, yang semakin mengukuhkan eksistensinya sebagai budaya khas Indonesia.
3. Ciri Khas dan Makna
Tari Saman memiliki beberapa ciri khas, antara lain:
- Dilakukan secara berkelompok dalam posisi duduk atau berlutut.
- Menggunakan gerakan tangan yang cepat, seperti tepukan, tepukan dada, dan jentikan jari.
- Diiringi oleh syair berbahasa Gayo yang dinyanyikan secara berkelompok.
- Menonjolkan nilai kekompakan, kerja sama, dan kedisiplinan dalam setiap gerakannya.
Makna dari Tari Saman tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga melambangkan kebersamaan dan kekuatan masyarakat Gayo dalam menghadapi berbagai tantangan.
4. Kesimpulan
Tari Saman merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia. Keunikan gerakannya yang serempak dan filosofinya yang dalam menjadikan Tari Saman sebagai kebanggaan budaya yang dikenal hingga ke kancah internasional.
Tabel Evaluasi Presentasi Sejarah Budaya
No | Nama | Komentar tentang Presentasi Sejarah Budaya | Paraf |
---|---|---|---|
1 | Andi | Presentasinya sangat menarik dan informatif. | |
2 | Siti | Penjelasannya jelas, tetapi bisa lebih interaktif. | |
3 | Budi | Saya suka cara penyampaian yang santai dan mudah dipahami. | |
4 | Rina | Materinya bagus, tetapi bisa ditambah contoh video atau gambar. | |
5 | Dika | Sangat bagus! Saya jadi lebih paham tentang Tari Saman. | |
6 | Fitri | Gerakan Tari Saman yang dijelaskan sangat menarik. | |
7 | Bayu | Sebaiknya ditambahkan lebih banyak fakta sejarah. |
Silakan gunakan laporan ini sebagai referensi untuk menyusun laporan kalian sendiri!
Etika Presentasi Sebelum, Saat, dan Sesudah Presentasi
1. Etika Sebelum Presentasi
- Persiapan Materi → Pastikan materi yang akan disampaikan sudah dipahami dan disusun dengan baik.
- Latihan Presentasi → Berlatihlah berbicara dengan lancar dan percaya diri agar tidak gugup.
- Pakaian Rapi dan Sopan → Gunakan pakaian yang sesuai dengan situasi presentasi untuk menunjukkan profesionalisme.
- Cek Peralatan → Jika menggunakan alat bantu seperti proyektor, laptop, atau kertas presentasi, pastikan semuanya berfungsi dengan baik.
- Datang Tepat Waktu → Hadir lebih awal untuk mengatur segala persiapan sebelum memulai presentasi.
2. Etika Saat Presentasi
- Sikap Ramah dan Percaya Diri → Tunjukkan ekspresi yang ramah dan bicara dengan percaya diri agar audiens merasa nyaman.
- Gunakan Bahasa yang Jelas → Hindari berbicara terlalu cepat atau terlalu pelan. Gunakan bahasa yang mudah dipahami.
- Kontak Mata dengan Audiens → Jangan hanya melihat slide atau catatan, tetapi juga berinteraksi dengan audiens.
- Gunakan Gerakan Tubuh yang Wajar → Gunakan gerakan tangan yang alami untuk mendukung penyampaian materi tanpa berlebihan.
- Dengarkan dan Tanggapi Pertanyaan → Jika ada pertanyaan dari audiens, dengarkan dengan baik dan berikan jawaban yang jelas.
3. Etika Sesudah Presentasi
- Ucapkan Terima Kasih → Apresiasi audiens yang telah meluangkan waktu untuk mendengarkan presentasi.
- Menerima Kritik dan Saran → Bersikap terbuka terhadap masukan yang diberikan agar bisa meningkatkan kualitas presentasi di masa depan.
- Berikan Kesimpulan yang Jelas → Sebelum menutup presentasi, ringkas kembali poin-poin utama agar audiens dapat mengingat informasi penting.
- Rapikan Peralatan → Jika menggunakan alat bantu seperti laptop atau papan tulis, pastikan untuk merapikannya sebelum meninggalkan tempat.
Dengan menerapkan etika ini, presentasi akan berjalan dengan lebih lancar, profesional, dan efektif!
Apa yang Sudah Aku Pelajari?
- Ada dua jenis warisan budaya, yaitu warisan budaya benda dan warisan budaya tak benda.
- Warisan budaya benda adalah warisan yang bisa dilihat dan diraba, seperti gedung, alat musik, dan pakaian adat.
- Warisan budaya tak benda adalah warisan yang tidak bisa diraba, tetapi bisa dilihat, seperti musik dan tarian.
- Warisan budaya terbentuk karena adanya akulturasi dari budaya lain, contohnya Candi Borobudur yang mendapat pengaruh dari budaya Hindu-Buddha India.
- Warisan budaya harus dilestarikan agar tidak rusak atau punah.
- Pelestarian warisan budaya dapat dilakukan melalui pemugaran dan mempelajari warisan budaya yang ada.