Apa saja jenis warisan budaya yang ada di daerahku?

wacaberita.comApa saja jenis warisan budaya yang ada di daerahku? ini adalah salah satu pertanyaan pada buku siswa BAB 8 IPAS kelas 5 SD, ada beberapa pertanyaan lain yang akan kita bahas di artikel ini. Mudah mudahan bisa membantu guru maupun orang tua siswa dalam memahami materi, pertanyaan dan referensi jawaban.

Seperti Apakah Budaya Daerahku

Seperti Apakah Budaya Daerahku?

Pertanyaan Esensial

Apa saja jenis warisan budaya yang ada di daerahku?

Contoh Jawaban : 

Kabupaten Purbalingga memiliki beragam warisan budaya yang mencerminkan kekayaan tradisi dan kearifan lokal masyarakatnya. Berikut beberapa di antaranya:

1. Wayang Suket Purbalingga

Wayang suket adalah seni kerajinan membuat tokoh wayang dari rumput kasuran. Diperkenalkan oleh Mbah Gepuk pada tahun 1905, kerajinan ini telah diwariskan secara turun-temurun dan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Tingkat Nasional pada tahun 2020.

2. Kesenian Krumpyung

Krumpyung adalah alat musik tradisional yang dimainkan bersama alat musik lain untuk mengiringi kesenian lengger. Pada tahun 2023, Krumpyung Purbalingga ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek RI.

3. Adat dan Kesenian Tradisional

Purbalingga memiliki berbagai adat dan kesenian tradisional, antara lain:

  • Ujungan: Upacara meminta hujan yang dilaksanakan dengan adu kesaktian menggunakan rotan.

  • Suran: Upacara sedekah bumi untuk tolak bala, biasanya dilakukan dengan ruwat bumi atau selametan di makam leluhur.

  • Ebeg atau Kuda Lumping: Tari tradisional yang menggambarkan prajurit berkuda dengan atraksi barongan, penthol, dan cepet.

4. Kesenian Manongan

Kesenian sakral yang tumbuh di Dusun Candi, Desa Panusupan, Kecamatan Rembang. Kesenian ini merupakan bagian dari warisan budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat setempat.

5. Batik Purbalingga

Baca Juga :  Peristiwa-peristiwa yang mengutamakan kerukunan Jawaban Buku Siswa Kelas 5 Tema 9 Halaman 115 dan 116

Melalui inisiatif seperti Wastralinga, berbagai ragam batik Purbalingga yang kaya makna dan motif diperkenalkan lebih luas, menunjukkan kekayaan budaya dan kreativitas masyarakat Purbalingga.

6. Wayang Kulit Khas Purbalingga

Wayang kulit khas Purbalingga merupakan representasi kaya dari seni tradisional Indonesia, dengan teknik pembuatan boneka yang khas, cerita lokal yang unik, dan musik pengiring spesial.

7. Cagar Budaya

Beberapa bangunan di Purbalingga telah ditetapkan sebagai cagar budaya, antara lain:

  • Rumah Dinas Bupati dan Wakil Bupati

  • Masjid R. Sayyid Kuning: Terletak di Desa Onje, masjid ini merupakan salah satu peninggalan bersejarah di Purbalingga.

  • Gedung Bakeuda

  • Pendopo KH Ahmad Dahlan SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga

Warisan budaya tersebut tidak hanya menjadi identitas daerah tetapi juga aset penting yang perlu dilestarikan dan dikembangkan untuk generasi mendatang.

Apakah warisan-warisan budaya daerahku memiliki sejarah khusus?

Contoh Jawaban :

Purbalingga memiliki berbagai warisan budaya yang kaya dan unik, masing-masing dengan sejarah khusus yang mencerminkan identitas dan tradisi masyarakat setempat. Berikut beberapa di antaranya:

1. Wayang Suket

Wayang Suket adalah bentuk tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (suket). Kerajinan ini awalnya dibuat sebagai alat permainan atau media penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak di desa-desa Jawa. Proses pembuatannya yang rumit membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Pada tahun 2020, Wayang Suket Purbalingga ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Ebeg (Kuda Lumping)

Ebeg atau kuda lumping adalah tari tradisional khas Purbalingga yang menggambarkan kegagahan prajurit berkuda. Tarian ini biasanya disertai dengan atraksi barongan, penthol, dan cepet, menambah daya tarik pertunjukan.

3. Ujungan

Ujungan adalah upacara tradisional yang dilaksanakan sebagai permohonan hujan. Dalam upacara ini, para jawara saling beradu kesaktian menggunakan senjata pemukul rotan. Tradisi ini biasanya dipentaskan saat musim kemarau panjang sebagai bentuk harapan akan turunnya hujan.

4. Suran

Suran adalah upacara tradisional sedekah bumi yang bertujuan untuk tolak bala. Pelaksanaannya bervariasi, mulai dari ruwat bumi hingga upacara selametan di makam leluhur. Masyarakat Purbalingga umumnya mengenal Suran atau Suro yang jatuh pada bulan Muharram.

Baca Juga :  Bank Soal Sumatif Akhir Tahun (SAT) Kelas 6 Semester 2 Kurikulum Merdeka

5. Begalan

Begalan adalah kesenian yang biasanya ditampilkan dalam acara pernikahan. Pertunjukan ini mengandung makna simbolis dan filosofi Jawa, menambah keindahan dan kekayaan budaya Purbalingga.

6. Angguk

Angguk adalah tarian yang dilakukan dengan semangat dan keberanian, menghadirkan keceriaan dan kehangatan di tengah masyarakat.

7. Calung

Calung adalah alat musik khas yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara dipukul. Alunan musiknya yang khas menggugah hati dan menambah kekayaan budaya Purbalingga.

8. Batu Lingga

Di Desa Candinata, Kecamatan Kutasari, terdapat peninggalan sejarah berupa Batu Lingga yang diyakini sebagai peninggalan nenek moyang. Batu ini merupakan salah satu situs purbakala yang menunjukkan jejak peradaban masa lampau di Purbalingga.

Setiap warisan budaya tersebut memiliki sejarah dan makna yang mendalam, mencerminkan kekayaan tradisi dan identitas masyarakat Purbalingga yang patut dilestarikan.

Apakah di daerahku terdapat bentuk budaya yang merupakan hasil gabungan dua atau lebih budaya yang berbeda?

Contoh Jawaban :

Di Purbalingga, Jawa Tengah, terdapat beberapa bentuk budaya yang merupakan hasil perpaduan dari dua atau lebih budaya berbeda, yang dikenal sebagai akulturasi. Berikut adalah beberapa contoh:

  1. Kesenian Ebeg (Kuda Lumping): Kesenian tradisional ini menampilkan penari yang menunggangi kuda tiruan dari anyaman bambu. Meskipun berasal dari budaya Jawa, Ebeg juga menunjukkan pengaruh budaya Hindu-Buddha, terutama dalam aspek ritual dan ceritanya.

  2. Kuliner Lontong Cap Go Meh: Meskipun lebih dikenal di wilayah lain, hidangan ini juga dapat ditemukan di Purbalingga. Lontong Cap Go Meh adalah contoh akulturasi antara budaya Tionghoa dan Jawa, disajikan saat perayaan Cap Go Meh dan mencerminkan perpaduan tradisi kuliner kedua budaya tersebut.

  3. Arsitektur Masjid dengan Sentuhan Tionghoa: Beberapa masjid di wilayah Jawa Tengah, termasuk Purbalingga, menunjukkan pengaruh arsitektur Tionghoa. Misalnya, penggunaan ornamen naga atau warna merah yang khas dalam dekorasi masjid, mencerminkan akulturasi antara budaya Islam dan Tionghoa.

Baca Juga :  Capaian Pembelajaran (CP) Implementasi Kurikulum Merdeka SD Fase A Kelas 1 dan 2

Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa Purbalingga memiliki kekayaan budaya hasil perpaduan berbagai tradisi, mencerminkan keragaman dan toleransi masyarakat setempat.

Seperti Apakah Budaya Daerahku

 Relief Candi Borobudur yang menggambarkan perjalanan laut ke daerah lain

Indonesia merupakan negara maritim, di mana laut menjadi elemen yang menyatukan setiap pulau di dalamnya. Seiring perkembangan zaman, berbagai alat transportasi ditemukan, mempermudah manusia untuk berpindah tempat dan berinteraksi antarwilayah.

Jauh sebelum kedatangan bangsa asing, masyarakat Nusantara telah mengarungi lautan untuk berdagang dan menjalin kerja sama antarkerajaan. Mereka berinteraksi dengan masyarakat setempat, bahkan ada yang menetap dan menikah dengan penduduk lokal.

Hal serupa terjadi ketika bangsa asing mulai berdatangan ke Nusantara. Pedagang dari Tionghoa, Arab, India, Portugis, Inggris, dan Belanda berinteraksi dengan masyarakat setempat. Banyak di antara mereka yang tinggal dan menetap, sekaligus memperkenalkan budaya dari negara asal mereka. Lambat laun, budaya asing ini diterima oleh masyarakat lokal dan berbaur dengan budaya asli, membentuk sebuah percampuran budaya yang disebut akulturasi.

Lalu, bagaimana cara kita mengenali bentuk akulturasi di wilayah kita? Yuk, kita pelajari bersama dalam bab ini!

Kita bisa mengetahui bentuk akulturasi yang ada di wilayah kita dengan beberapa cara, di antaranya:

  1. Mengamati Bangunan Bersejarah – Banyak bangunan di Indonesia yang menunjukkan perpaduan budaya, seperti Masjid Menara Kudus yang memiliki arsitektur campuran Islam dan Hindu-Buddha.

  2. Melihat Tradisi dan Upacara Adat – Beberapa tradisi atau upacara adat merupakan hasil akulturasi, seperti Sekaten di Yogyakarta yang merupakan perpaduan budaya Islam dan Jawa.

  3. Menelusuri Seni dan Musik – Musik keroncong, misalnya, merupakan akulturasi budaya Portugis dan Indonesia. Begitu juga wayang kulit yang telah mengalami pengaruh Islam dalam penyampaian cerita dan penyebarannya.

  4. Mempelajari Kuliner Daerah – Banyak makanan khas Indonesia merupakan hasil akulturasi, seperti nasi kebuli yang dipengaruhi budaya Arab atau lumpia Semarang yang mendapat pengaruh dari Tionghoa.

  5. Meneliti Sistem Sosial dan Bahasa – Pengaruh bahasa asing dalam kosakata daerah juga menjadi tanda akulturasi, seperti penggunaan kata-kata dari bahasa Sanskerta, Arab, atau Belanda dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

Dengan cara-cara ini, kita bisa memahami bagaimana akulturasi telah membentuk identitas budaya di wilayah kita.