Biodata Jamshid Al-Kashi Penemu Hukum Cosinus Pertamakali

Biodata Jamshid Al-Kashi Penemu Hukum Cosinus Pertamakali

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Jamshid Al-Kashi seorang penemu hukum cosinus pertamakali. Penasaran ingin tahu tentang penemu hukum cosinus pertamakali, simak penjelasannya berikut ini.

Jamshid Mas’ud al-Kashi adalah astronom dan ahli matematika asal Persia. Al-Kashi merupakan ilmuwan yang mengembangkan matematika dan astronomi pada zaman kejayaan Dinasti Timurid, di Samarkand abad ke-14 M.  Al-Kashi berjasa mengembangkan ilmu matematika dan astronomi dengan penemuannya.

Al-Kashi lahir pada 1380 di Kashan,  sebuah padang pasir di sebelah utara wilayah Iran Tengah. Ia hidup pada era kekuasaan Timur Lenk, pendiri Dinasti Timurid, yang memenangkan sederet pertempuran.

Hidup dalam kemiskinan, tidak membuat al-Kashi putus asa. Semangatnya untuk belajar tak pernah surut. Sejak kecil, matematika dan astronomi telah menarik perhatiannya. Seperti para ilmuwan hebat lainnya, al-Kashi biasa melakukan perjalanan dari kota ke kota untuk menimba ilmu pengetahuan.

Al-Kashi berhasil melakukan observasi terhadap gerhana bulan di Kashan yang tepat terjadi pada 2 Juni 1406. Dukungan kuat terhadap berbagai macam penelitian yang dilakukan al-Kashi juga diberikan oleh Ilugh Beg, penguasa kota Samarkand bagian dari Kerajaan Timur Lenk.

Sejumlah catatan sejarah ada yang menyebutkan bahwaa Al-Kashi merupakan seorang ahli astronomi dan matematika yang sangat terkemuka di Samarkand. Bahkan dia juga sering disebut sebagai Ptolemy Kedua oleh para ahli sejarah yang hidup pada zaman itu.

Kecermelangan karirnya dalam ilmu pengetahuan dibuktikan dengan sebuh surat yang ditulisnya dari Samarkand kepada ayahnya yang tinggal di Kashan. Dalam surat itu dia menceritakan bagaimana perkembangan kehidupannya yang penuh ilmu pengetahuan.

Baca Juga :  Biodata Dewi Sartika, Perintis Pendidikan Wanita

Selama hidupnya, al-Kashi telah menyumbangkan dan mewariskan sederet penemuan penting bagi astronomi dan matematika.

Sumbangan Al-Kashi Bidang Astronomi

Buku tabel astronomi Khaqani Zij

Dalam buku itu terdapat tabel trigonometri yang berisi fungsi sinus, tabel gerakan longitudinal matahari, bulan, juga planet-planet. Al-Kashi juga membuat tabel garis bujur dan garis lintang yang paralaks dengan garis lintang, tabel gerhana, juga tabel saat bulan dapat dilihat.

Risalah Instrumen observasi astronomi

Pada 1416, al-Kashi menulis buku berjudul Risalah Instrumen Observasi Astronomi. Dalam buku itu, al-Kashi menggambarkan berbagai macam instrumen yang berbeda untuk observasi astronomi seperti triquetrum, bola armillary , equinoctial armillary juga solsticial armillary, sinus, sextant , Fakhri sextant di tempat observatorium Samarkand.

Plate of Conjunctions (Piring konjungsi)

Al-Kashi menemukan Plate of Conjunctions semacam alat perhitungan analog yang digunakan untuk menentukan waktu dan hari kapan konjungsi planet akan terjadi.

Computer Planet

Al-Kashi juga menemukan computer planet yang dia sebut sebagai Plate of Zones yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah tentang planet seperti prediksi posisi yang benar antara matahari dan bulan dalam garis bujur, garis lintang matahari, bulan, dan planet-planet. Instrumen itu juga digunkan untuk mengukur ekliptika matahari.

Sumbangan Al-Kashi Bidang Matematika

Hukum Cosinus

Di Prancis, Hukum Cosinus dikenal sebagai Theoreme d’Al-Kashi (Teorema Al-Kashi). Karena Al-Kashi merupakan orang yang pertama yang menemukan hukum tersebut. Al-Kashi juga memberikan sejumlah alasan mengapa Hukum Cosinus bisa digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan segitiga.

Risalah Kord dan Sinus

Dalam bukunya yang berjudul Risalah Kord dan Sinus, Al-Kashi menghitung nilai sin 1° dengan sangat akurat. Dari semua ilmuwan matematika pada masanya, hanya Al Kashi yang bisa menilai sin 1° dengan akurat hingga muncullah seorang ahli matematika pada abad ke-16 yakni Taqi Al-Din.

Baca Juga :  Biodata Rudolf Hell Penemu Mesin Fax

Al-Kashi juga mengembangkan berbagai macam metode untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan kubik yang baru dipelajari di Eropa beberapa abad setelah penemuannya.

Untuk menghitung nilai sin 1° dengan tepat, Al-Kashi menemukan rumus matematika yang sering disebut sebagai persembahan kepada Francois Viete.

Sebuah metode aljabar setara dengan metode Newton dikenal pendahulunya Sharaf al-Dīn al-Tusi . Al-Kashi meningkat pada ini dengan menggunakan bentuk metode Newton untuk memecahkan x ^ P - N = 0 untuk menemukan akar N.

Di Eropa Barat , metode yang sama kemudian dijelaskan oleh Henry Biggs di Trigonometria Britannica yang dipublikasikan pada tahun 1633.

Untuk menentukan sin 1 °, al-Kashi menemukan rumus berikut sering dikaitkan dengan François Viète di abad ke-16:

\ Sin 3 \ phi = 3 \ sin \ phi - 4 \ sin ^ 3 \ phi \, \!

Kunci aritmatika

Perhitungan 2π

Dalam karyanya pendekatan numerik, Al-Kashi menghitung dengan benar 2π (atau \ Tau Untuk) 9 sexagesimal digit tahun 1424, dan mengkonversi pendekatan ini 2π 17 desimal tempat akurasi.

Ini jauh lebih akurat dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang diberikan dalam matematika Yunani (3 tempat desimal oleh Archimedes), matematika Cina (7 tempat desimal oleh Zu Chongzhi) atau matematika India (11 tempat desimal oleh Madhava dari Sangamagrama).

Ketepatan perkiraan al-Kashi yang tidak dilampaui sampai Ludolph van Ceulen menghitung 20 tempat desimal π hampir 200 tahun kemudian.

Tujuan al-Kashi bukanlah untuk menghitung lingkaran konstan dengan banyak digit tetapi untuk menghitung begitu tepat bahwa lingkar terbesar kemungkinan lingkaran (ecliptica) dapat dihitung dengan presisi yang diinginkan (diameter rambut).

Pecahan desimal

Pecahan desimal yang digunakan oleh orang-orang Cina pada zaman kuno selama berabad-abad, sebenarnya merupakan pecahan desimal yang diciptakan oleh al-Kashi.

Pecahan desimal ini merupakan salah satu karya besarnya yang memudahkan untuk menghitung aritmatika yang dia bahas dalam karyanya yang berjudul Kunci Aritmatika yang diterbitkan pada awal abad ke-15 di Samarkand.

Baca Juga :  Biodata Gideon Sundback Penemu Resleting

Segitiga Khayyam

Untuk menandingi kebesaran segitiga Pascal, di Persia dikenal Segitiga Khayyam dari nama Omar Khayyam. Segitiga Pascal pertama kali diketahui dari sebuah buku karya Yang Hui yang ditulis pada tahun 1261, salah seorang ahli matematika Dinasti Sung yang termasyhur.

Tetapi, sebenarnya segitiga itu telah dibahas dalam buku karya Al Kashi yang disebut dengan Segitiga Khayyam. Dan kita semua tahu bahwa ilmu di Cina dan Persia itu sudah tua.

Sedangkan segitiga Pascal yang dibahas oleh Peter Apian, seorang ahli Aritmatika dari Jerman baru diterbitkan pada 1527. Sehingga bisa disimpulkan bahwa Segitiga Khayyam muncul terlebih dulu sebelum segitiga Pascal.

Penutup

Itulah biodata Jamshid Al-Kashi seorang penemu hukum cosinus pertamakali. Semoga dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.

sumber :  Wikipedia