Table of Contents
Biodata Abu ‘Ali Al-Hasan bin Al-Haytham Penemu Kamera Pertama di Dunia
Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Abu ‘Ali Al-Hasan bin Al-Haytham seorang penemu kamera pertama di dunia. Penasaran ingin tahu tentang penemu kamera pertama di dunia, simak penjelasannya berikut ini.
Abu ‘Ali Al-Hasan bin Al-Haytham, disebut juga Ibnu Al-Haytham atau Ibnu haytham atau juga Al-Hazen. Hasan lahir di Basra, Iraq pada tahun 965 M, dikenal sebagai Polymath, yaitu istilah yang diberikan kepada mereka yang menguasai berbagai bidang ilmu.
Kehidupan awal
Hasan ialah Muslim timur tengah yang menemukan Kamera pertama di Dunia. Kata kamera yang digunakan saat ini berasal dari bahasa Arab, yakni qamara, Istilah itu muncul hasil kerja keras Hasan.
Hasan menempuh pendidikan pertamanya di tempat kelahirannya. Hasan merintis kariernya sebagai pegawai pemerintah di Basrah. Tetapi, Hasan lebih tertarik untuk belajar ilmu daripada menjadi pegawai pemerintahan.
Hasan pernah merantau ke Ahwaz dan metropolis intelektual dunia saat itu yakni kota Baghdad. Di kedua kota tersebut Hasan memperoleh beragam ilmu. Keilmuannya yang tinggi membawanya berkelana hingga ke Mesir.
Hasan sempat mengenyam pendidikan di Universitas al-Azhar yang didirikan Kekhalifahan Fatimiyah. Setelah itu, secara otodidak belajar hingga menguasai beragam disiplin ilmu seperti ilmu falak, matematika, geometri, pengobatan, fisika dan filsafat.
Namun secara serius Hasan mengkaji dan mempelajari seluk-beluk ilmu optik. Beragam teori tentang ilmu optik telah dilahirkan dan dicetuskannya.
Hasan orang pertama yang menulis dan menemukan pelbagai data penting mengenai cahaya. Konon, dia telah menulis tak kurang dari 200 judul buku. Sayangnya, hanya sedikit yang tersisa.
Bahkan karya monumentalnya, Kitab al-Manazhir, tidak diketahui lagi keberadaannya. Orang hanya bisa mempelajari terjemahannya yang ditulis dalam bahasa latin.
Penemuan Kamera
Kamera pertama kali diciptakan oleh ilmuan Iraq yang juga seorang Muslim, Dia adalah Abu ‘Ali Al-Hasan bin Al-Haytham. Prestasinya bukan hanya sebagai pencipta kamera saja. Tapi masih banyak karya-karya Hasan baik berupa buku-buku atau juga barang yang banyak memberikan inspirasi bagi para ilmuan setelahnya.
Ilmuan yang digelari sebagai “First Scientist” menciptakan penemuannya yang sangat fenomenal ini pada tahun 1020 M di Al-Azhar Mesir. Dan 19 tahun setelah penemuannya itu Hasan meninggal dunia di kota yang sama, Mesir pada tahu 1039 M.
Kata kamera atau camera juga diilhami dari penemuan Hasan itu, karena Hasan sendiri yang memberikan nama untuk alat ciptaannya itu dengan kata “Qumroh”. Berasal dari kata “Qomar” dalam bahasa Arab yang berarti Bulan.
Karyanya ini terinspirasi oleh bulan. Qumroh pertama itu ialah sebuah kamar kecil yang semua sudutnya tertutup rapat tak ada cahaya sama sekali, hanya ada lubang kecil didepannya.
Dan dengan lubang itu cahaya akan masuk lalu menyimpan bayangan yang terbayang masuk oleh cahaya kedalam qumroh yang didalamnya sudah disediakan media untuk menyimpan bayangan itu.
Jadi ibarat bulan, yang ia bersinar ditengah kegelapan. Pun demikian qumroh yang gelap lalu ada cahaya kecil yang masuk kedalamnya dan menyimpan obyek yang terbawa oleh cahaya itu.
Karya Hasan yang paling fenomenal merupakan penemuan yang sangat inspiratif yang dilakukan Hasan bersama Kamaluddin al-Farisi. Keduanya berhasil meneliti dan merekam fenomena kamera obscura.
Penemuan itu berawal ketika keduanya mempelajari gerhana matahari. Untuk mempelajari fenomena gerhana, Hasan membuat lubang kecil pada dinding yang memungkinkan citra matahari semi nyata diproyeksikan melalui permukaan datar.
Kajian ilmu optik berupa kamera obscura itulah yang mendasari kinerja kamera yang saat ini digunakan umat manusia. Oleh kamus Webster, fenomena ini secara harfiah diartikan sebagai ”ruang gelap”.
Dunia mengenal Hasan sebagai perintis di bidang optik yang terkenal lewat bukunya bertajuk Kitab al-Manazir (Buku optik). Untuk membuktikan teori-teori dalam bukunya itu, sang fisikawan Muslim legendaris itu kemudian menyusun Al-Bayt Al-Muzlim atau lebih dikenal dengan sebutan kamera obscura, atau kamar gelap.
Banyak karya-karya dari Hasan ini yang memberikan inspirasi dan modal dasar bagi para ilmuan setelahnya. Salah satunya yang paling masyhur ialah kitabnya yang bernama “Al-Manazhir”, Orang-orang barat menyebutnya dengan “The Optics”.
The Optics yang menyimpan banyak teori-teori ilmu tentang cahaya dan lensa juga penglihatan ini banyak dipakai di Universitas-Universitas Eropa dan bahkan menjadi materi wajib di banyak kampus di negeri Eropa.
Ini juga menjadi sanggahan bagi mereka yang selalu menyangka bahwa Islam adalah agama yang mundur dan terbelakang, tidak mendukung ilmu dan sains. Tapi sejarah mengatakan sebaliknya.
Penemuan kamera setelah Temuan kamera pertama oleh Al-Haitham
Sejarah telah menjadi saksi bahwa Islam adalah agama yang mendukung penuh majunya ilmu dan teknologi. Tercatat banyak ilmuan-ilmuan yang muncul dari kalangan Muslim di berbagai bidang Ilmu. Hasan hanya salah satunya.
Setelah penemuan Fenomenal Hasan ini, dunia barat mulai terinspirasi dan diperkenalkan pada abad 16 M, berturut-turut ilmuwan barat terinspirasi oleh penemuan Hasan yaitu Cardano Geronimo (1501 -1576), yang terpengaruh pemikiran Hasan mulai mengganti lobang bidik lensa dengan lensa (camera).
Giovanni Batista della Porta (1535-1615 M). Johannes Kepler (1571 – 1630 M). Kepler meningkatkan fungsi kamera itu dengan menggunakan lensa negatif di belakang lensa positif, sehingga dapat memperbesar proyeksi gambar (prinsip digunakan dalam dunia lensa foto jarak jauh modern).
Setelah itu, Robert Boyle (1627-1691 M), mulai menyusun kamera yang berbentuk kecil, tanpa kabel, jenisnya kotak kamera obscura pada 1665 M. Setelah 900 tahun dari penemuan Hasan pelat-pelat foto pertama kali digunakan secara permanen untuk menangkap gambar yang dihasilkan oleh kamera obscura.
Foto permanen pertama diambil oleh Joseph Nicephore Niepce di Prancis pada 1827. Tahun 1855, Roger Fenton menggunakan plat kaca negatif untuk mengambil gambar dari tentara Inggris selama Perang Crimean dan mengembangkan plat-plat dalam perjalanan kamar gelapnya yang dikonversi gerbong.
Lalu pada tahun 1888, George Eastman mengembangkan prinsip kerja kamera obscura ciptaan Hasan dengan baik sekali. Eastman menciptakan kamera kodak. Sejak itulah, kamera terus berubah mengikuti perkembangan teknologi.
Penutup
Itulah biodata Abu ‘Ali Al-Hasan bin Al-Haytham seorang penemu kamera pertama di dunia. Semoga dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.
sumber : Blog.Penemu