Sanusi Pane

Biodata Sanusi Pane, Sastrawan Indonesia

Biodata Sanusi Pane, Sastrawan Indonesia

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Sanusi Pane seorang Sasatrawan Indonesia. Penasaran ingin tahu tentang biodata Sanusi Pane, simak penjelasannya berikut ini.

Sanusi Pane

Sanusi Pane adalah seorang sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru yang karya-karyanya banyak diterbitkan antara tahun 1920-1940.

Sanusi Pane dilahirkan di Muara Sipongi, Sumatra utara pada tanggal 14 Mei 1905 dan Meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 2 Juni 1968 pada usia 62 tahun.

Beliau adalah anak dari Sutan Pengurabaan Pane, seorang guru dan seniman Batak Mandailing di Muara Sipongi, Mandailing Natal.

Di antara delapan bersaudara, selain dirinya ada juga yang menjadi tokoh nasional, yaitu Armijn Pane yang juga menjadi sastrawan, dan Lafran Pane yang merupakan pendiri organisasi pemuda Himpunan Mahasiswa Islam.

Pendidikan Sanusi Pane dimulai dengan menempuh pendidikan formal di HIS (Hollands Inlandse School) dan kemudian melanjutkan ke ELS (Europeesche Lager Scholl) di Padang Sidempuan, Sumatera Utara.

Pendidikannya selanjutnya adalah di MULO (Meer Uitgebreid Lager School) di Padang dan Jakarta, yang diselesaikannya pada tahun 1922.

Kemudian beliau melanjutkan di Kweekschool (sekolah guru) di Gunung Sahari, yang selesai pada tahun 1925.Sanusi Pane lalu mengajar di sekolah tersebut, sebelum dipindahkan ke Lembang dan menjadi HIK.

Beliau juga sempat kuliah di Rechtshogeschool dan mempelajari Ontologi. Pada antara tahun 1929 hingga tahun 1930, Sanusi Pane berkesempatan mengunjungi India, yang kemudian akan berpengaruh besar terhadap pandangan kesusastraannya.

Sekembalinya dari India, Sanusi Pane menjadi redaksi majalah “Timbul” yang berbahasa Belanda. Beliau mulai menulis berbagai karangan kesusastraan, filsafat dan politik, sementara tetap mengajar sebagai guru.

Karena keanggotaannya dalam PNI, pada tahun 1934 Sanusi Pane dipecat. Pada tahun 1936 Sanusi Pane menjadi pemimpin suratkabar Tionghoa-Melayu “Kebangunan” di Jakarta. Kemudian pada tahun 1941 Sanusi Pane menjadi redaktur Balai Pustaka.

Baca Juga :  Harga Emas Hari Ini Jumat 16 September 2022

Dalam bidang kesusastraan, Sanusi Pane sering dianggap sebagai kebalikan dari Sutan Takdir Alisjahbana. Sanusi Pane mencari inspirasinya pada kejayaan budaya Hindu-Budha di Indonesia pada masa lampau.

Perkembangan filsafat hidupnya itu, sampailah kepada sintesis Timur dan Barat, persatuan jasmani dan rohani, dunia dan akhirat, serta idealisme dan materialisme yang tercermin dalam karyanya yaitu “Manusia Baru”, yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1940.

Beberapa ciptaan puisi karya Sanusi Pane yaitu , Pancaran Cinta (1926), Prosa Berirama (1926), Puspa Mega (1927), Kumpulan Sajak (1927), Madah Kelana (1931). Ia juga mencipta naskah drama, Airlangga (berbahasa Belanda, 1928), Eenzame Garoedavlucht (Berbahasa Belanda, 1929), Kertajaya (1932), Sandhyakala Ning Majapahit (1933), Manusia Baru (1940).

Menulis karya sejarah, di anataranya Sejarah Indonesia (1942), Bunga Rampai dari Hikayat Lama (1946), Indonesia Sepanjang Masa (1952). Sanusi Pane juga menerjemahkan Arjuna Wiwaha Karya Mpu Purwa.

 

Penutup

Itulah biodata Sanusi Pane seorang Sasatrawan Indonesia. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.

sumber :

  • biografi-tokoh-ternama.blogspot.com
  • www.terakota.id/sanusi-pane-sang-penggerak-bahasa-indonesia