Pekerjaan yang Berkaitan Dengan Kegiatan Ekonomi

Pekerjaan yang Berkaitan Dengan Kegiatan Ekonomi

Table of Contents

Pekerjaan yang Berkaitan Dengan Kegiatan Ekonomi – Hai sob, Ingatkah kalian kegiatan ekonomi? Kegiatan ekonomi terdiri atas produksi, distribusi, dan konsums. Kali ini waca berita akan membahas Pekerjaan yang Berkaitan Dengan Kegiatan Ekonomi yang ada pada buku siswa kelas 4 tema 8 sub tema 2 pembelajaran 3.

Pekerjaan yang Berkaitan Dengan Kegiatan Ekonomi 85

Hari itu, Dayu dan teman-teman berdiskusi mengenai berbagai pekerjaan sesuai lingkungan tempat tinggalnya. Mereka juga berdiskusi mengenai pekerjaan yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi. Dayu bercerita bahwa dia dan ayahnya pernah berbincang dengan seorang bapak yang pekerjaannya menjadi badut. Bapak itu bernama Pak Andi. Pak Andi bekerja di sebuah mal dari pukul 15.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB. Pagi hari, Pak Andi menjadi badut di sebuah taman bermain yang letaknya tidak jauh dari mal. Sampai akhirnya, pembicaraan Dayu, Ayah Dayu, dan Pak Andi ber lanjut dengan bertukar alamat. Ternyata, tempat tinggal Pak Andi tidak jauh dari mal yang Dayu kunjungi.

Pekerjaan yang Berkaitan Dengan Kegiatan Ekonomi 86

Ayo Mengamati

Amatilah gambar-gambar di bawah.

Produksi buku
Distribusi Buku
Konsumsi buku

Pekerjaan yang Berkaitan Dengan Kegiatan Ekonomi 87

Ingatkah kalian kegiatan ekonomi? Kegiatan ekonomi terdiri atas produksi, distribusi, dan konsumsi. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.

1. Apakah yang dimaksud produksi dan produsen?

Jawaban

Produksi adalah kegiatan menghasilkan barang dan jasa.
Produsen adalah pelaku kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa.

Baca Juga :  Biodata Zuber Usman, Penulis Cerita Pendek dan Perintis Kritik Sastra

2. Apakah yang dimaksud distribusi dan distributor?

Jawaban

Distribusi adalah kegiatan menyalurkan barang maupun jasa. Barang dan jasa tersebut didistribusikan dari produsen kepada konsumen.
Distributor adalah pelaku kegiatan ekonomi yang menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen.

3. Apakah yang dimaksud konsumsi dan konsumen?

Jawaban

Konsumsi adalah kegiatan menggunakan barang dan jasa.
Konsumen adalah pelaku kegiatan ekonomi yang menggunakan barang atau jasa yang dihasilkan produsen.

4. Apa kegiatan penduduk pada gambar rubik “Ayo Mengamati” ?

Jawaban

Pada gambar di atas terdapat tiga pelaku kegiatan ekonomi, yaitu produsen, distributor, dan konsumen. Ketiga pelaku kegiatan ekonomi tersebut saling berkaitan satu sama lain.
Pengusaha memproduksi barang berupa buku. Buku tersebut buku tersebut didistribusikan ke toko-toko buku agar sampai ke tangan konsumen. Toko buku bertindak sebagai penjual buku.
Pelajar sebagai konsumen dapat membeli buku di toko buku dan menggunakannya untuk belajar.

5. Dalam memproduksi buku, seorang produsen melibatkan banyak pekerja. Di antaranya ada penulis buku, ada yang menata isi buku, ada yang menggambar isi buku, ada yang mencetak, ada yang menjilid, ada yang menata buku dalam kardus, ada sopir yang mengantar ke toko-toko buku, dan lain sebagainya. Nah, pilih salah satu di antara pekerja yang ada pada produksi buku. Kemudian, cari tahu syarat menjadi pekerja sesuai pilihanmu dan tuliskan di tempat berikut.

Jawaban

Syarat menjadi penulis buku adalah sebagai berikut.
– Pandai menulis dan merangkai kata berdasarkan suatu tema atau peristiwa.
– Memiliki komitmen tinggi untuk menulis agar tidak bergantung dengan perasaan atau mood.
– Rajin membaca agar wawasannya semakin luas dan ide tulisan semakin banyak.
– Tidak mudah putus asa apabila terdapat masalah dalam proses menulis

Buku merupakan sumber ilmu. Sebagai pelajar tentu kamu sangat membutuhkan buku untuk membuka cakrawala. Berbicara mengenai pelajar, tahukah kamu kota yang mendapat julukan Kota Pelajar? Kota dengan julukan Kota Pelajar adalah Yogyakarta .

Sumber: http://sbmptnsnmptn.blogspot.co.id/2015/02/profil-lengkap-kampus-ugm-yogyakarta.html julukan Kota Pelajar adalah Yogyakarta. Kampus UGM Yogyakarta

Kota Yogyakarta memiliki banyak keunikan. Pada Pembelajaran 2 kamu sudah mengetahui keunikan Yogyakarta di antaranya dilihat dari tempat wisata, transportasi, dan adat istiadat berupa upacara adat. Tidak hanya itu, kota Yogyakarta juga memiliki keunikan di bidang pendidikan. Banyak sekolah dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi di Kota Yogyakarta.

Oleh karena itu, banyak orang dari daerah lain bahkan dari mancanegara datang ke Yogyakarta untuk belajar. Tahukah kamu perguruan tinggi di Yogyakarta yang sangat terkenal? Perguruan tinggi itu adalah Universitas Gadjah Mada yang disingkat UGM. Selain UGM, masih banyak lagi perguruan tinggi di Yogyakarta seperti Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Karena banyak perguruan
tinggi di Yogyakarta, banyak orang yang bekerja sebagai dosen atau guru.

Bagaimanakah karakteristik pelajar di kota Yogyakarta? Saat ini daerah Yogyakarta sudah dihuni banyak suku bangsa di Indonesia seperti suku Jawa, Sunda, Batak, serta etnis Tiong Hoa. Oleh karena itu, karakteristik pelajar yang ada di Yogyakarta beragam. Di sekolah, setiap pelajar harus bisa menghormati keragaman karakteristik di antaranya mau berteman dengan anak dari daerah lain tanpa memandang agama maupun sukunya.

Baca Juga :  Bacaan mengenai penggunaan energi alternatif matahari, air dan angin, Jawaban Buku Siswa Kelas 4 Tema 9 SD MI

Begitu juga saat di lingkungan tempat tinggal, para pelajar dari berbagai daerah yang tinggal di satu lingkungan harus hidup rukun. Manusia harus hidup rukun di tengahtengah perbedaan. Perbedaan adalah karunia Tuhan. Perbedaan merupakan sarana untuk saling mengenal. Sebagai contoh, pada saat di lingkungan tempat tinggal mengadakan kerja bakti membersihkan lingkungan, para pelajar dari berbagai daerah pun ikut serta dalam bekerja bakti.

Ayo Mengamati

Amatilah gambar berikut!


Apakah gambar di atas menunjukkan keragaman karakteristik? Apa yang sedang dilakukan anak-anak pada gambar di atas? Tuliskan pendapatmu pada tempat di bawah.

Jawaban

Iya gambar di atas menunjukkan keragaman karakteristik yang ditunjukkan dengan keberagaman fisik. Terdapat anak berkulit hitam dengan rambut ikal.
Ada anak berkulit putih dengan rambutnya yang lurus. Walaupun memiliki perbedaan fisik, mereka tetap hidup rukun dan berteman satu sama lain.

Kamu di sekolah mempunyai banyak teman dengan keragamannya. Ada teman dengan ciri fisik berbeda-beda. Ada teman berbeda agama. Ada juga teman dengan asal daerah tempat tempat tinggal berbeda. Bagaimana kamu menyikapi keragaman karakteristik di sekolahmu? Tuliskan dalam kolom berikut.

Jawaban

Cara yang saya gunakan untuk menyikapi keragaman karakteristik di sekolahku adalah dengan menghormati dan menghargai satu sama lain dan kita tetap harus hidup damai dan rukun di dalam keberagaman tanpa membeda-bedakan

Daerah tempat tinggal penduduk Yogyakarta beragam. Ada daerah dataran tinggi, dataran rendah, pesisir, kota, dan desa. Di Yogyakarta juga banyak dijumpai sungai, di antaranya Sungai Opak, Sungai Code, Sungai Kuning, Sungai
Progo, dan Sungai Gajah Wong.

Salah satu sungai di Yogyakarta yang memiliki cerita legenda adalah Sungai Gajah Wong. Penduduk Yogyakarta sering menyebut sungai dengan kali. Kali Gajah Wong adalah sebuah kali yang terletak di tengah-tengah kota Kecamatan Kotagede. Panjang kali ini tidak lebih dari 20 kilometer. Pada abad ke-17, kali ini merupakan kali yang kecil. Masyarakat di daerah tersebut menyebutnya dengan kalen, yang artinya kali kecil. Dan kebetulan airnyapun hanya gemercik mengalir sedikit sekali.

http://gajahwonggreen.blogspot.co.id/2012/11/sungai-gajah-wong-d.html


Pekerjaan yang Berkaitan Dengan Kegiatan Ekonomi 91

Berikut cerita mengenai Kali Gajah Wong.

Kali Gajah Wong

Hari itu, Ki Sapa Wira bersiul riang. Seperti biasa, ia akan memandikan gajah milik junjungannya, Sultan Agung, raja Kerajaan Mataram. Dengan hati-hati, Ki Sapa Wira menuntun gajah yang dinamai Kyai Dwipangga itu.

Mereka berjalan ke sungai yang terletak di dekat Keraton Mataram. “Nah, sekarang kau sudah bersih. Rambutmu sudah mengilap, sekarang ayo kembali ke kandangmu,” kata Ki Sapa Wira kepada Kyai Dwipangga. Ki Sapa Wira memang memperlakukan Kyai Dwipangga seperti anaknya sendiri. Tak heran, Kyai Dwipangga amat patuh padanya.

Suatu hari, Ki Sapa Wira tak bisa memandikan Kyai Dwipangga. Ada bisul besar di ketiaknya, rasanya ngilu sekali. Badannya juga demam karena bisul itu. Ia meminta tolong pada adik iparnya, Ki Kerti Pejok, untuk menggantikan memandikan Kyai Dwipangga. “Kerti, tolong aku ya. Aku benar-benar tak bisa bekerja hari ini,” kata Ki Sapa Wira.

“Tenang Kang, aku pasti akan membantumu. Tapi tolong beritahu, bagaimana caranya supaya gajah itu menurut padaku? Aku takut jika nanti ia marah dan menyerangku,” jawab Ki Kerti Pejok.

Baca Juga :  Biodata Rivai Apin, Sastrawan Indonesia
Asal-usul nama Kali Gajah Wong Cerita Rakyat Yogyakarta

“Biasanya kalau ia mulai gelisah, pantatnya aku tepuk-tepuk, lalu aku tarik ekornya. Nanti ia akan kembali tenang dan berendam sendiri di sungai. Kau tinggal memandikannya,” jelas Ki Sapa Wira. Ki Kerti Pejok mengangguk-angguk tanda mengerti. Ia lalu berangkat ke sungai untuk memandikan Kyai Dwipangga.

Sepanjang perjalanan Ki Kerti Pejok mengajak Kyai Dwipangga mengobrol. Ia juga membawa buah-buahan sebagai bekal dalam perjalanan. “Gajah gendut, kau mau makan kelapa?” tanyanya sambil melemparkan sebutir kelapa pada Kyai Dwipangga. Kyai Dwipangga menangkap kelapa itu dengan belalainya. Dengan mudah ia memecah
kelapa itu dan memakannya.

“Sekarang kau sudah kenyang, kan? Ayo jalan lagi,” kata Ki Kerti Pejok sambil memukul pantat Kyai Dwipangga.

Sesampainya di sungai, Ki Kerti Pejok melaksanakan tugasnya dengan mudah. Digosoknya seluruh bagian tubuh Kyai Dwipangga sampai bersih dan berkilap. Setelah itu mereka pulang ke keraton Mataram. “Kang, hari ini aku sudah melaksanakan tugasku dengan baik. Apa besok Kakang masih memerlukan bantuanku?” tanya Ki Kerti Pejok pada Ki Sapa Wira.

“Jika kau tak keberatan, maukah kau memandikannya sekali lagi? Aku masih demam, sedangkan gajah itu harus dimandikan setiap hari,” jawab Ki Sapa Wira.

“Baik Kang, aku tidak keberatan. Toh gajah itu sangat penurut. Jadi, aku tak kesulitan saat memandikannya,” kata Ki Kerti Pejok.

“Terima kasih Kerti, lusa aku pasti sudah sembuh. Kau akan bebas dari tugas ini,” kata Ki Sapa Wira.

Keesokan harinya, Ki Kerti Pejok menjemput Kyai Dwipangga. Pagi itu hujan turun rintik-rintik, tapi sepertinya tak akan bertambah deras. Di sungai Ki Kerti Pejok bimbang karena dilihatnya air sungai sedang surut.

“Wah, airnya dangkal sekali. Mana bisa gajah ini berendam? Aku sendiri saja tak bisa, apalagi gajah yang besar?” pikirnya dalam hati.

“Gajah gendut, kita cari sungai yang lain saja. Sungai ini dangkal, kau tak akan bisa berendam di sini.

Ki Kerti Pejok menuntun Kyai Dwipangga ke hilir sungai. Di situ air tampak tinggi dan aliran juga cukup deras. “Nah, di sini sepertinya lebih asyik. Ayo, sana masuk, berendamlah. Aku akan menggosok punggungmu dengan daun kelapa ini,” kata Ki Kerti Pejok sambil memukul pantat Kyai Dwipangga. Sambil memandikan Kyai Dwipangga, Ki Kerti Pejok berpikir dalam hati.

“Sebaiknya aku beritahu Kakang untuk memandikan gajahnya di sini. Disini airnya lebih dalam, arusnya juga cukup deras. Aneh, kok selama ini Kanjeng Sultan Agung tak tahu keberadaan sungai ini, ya?”

Saat ia sibuk berbicara sendiri, tiba-tiba dari arah hulu datanglah banjir bandang yang sangat besar. Banjir itu datang dengan sangat cepat. Ki Kerti Pejok dan Kyai Dwipangga bahkan tak menyadarinya.

Dalam sekejap, mereka terhempas dan terbawa arus. “Tolong… tolonggg…,” teriak Ki Kerti Pejok. Tapi tak ada yang mendengar. Sungguh menyedihkan nasib Ki Kerti Pejok dan Kyai Dwipangga. Mereka terseret arus dan hanyut sampai ke Laut Selatan.

Sungguh sangat disayangkan, mereka binasa dalam keganasan banjir bandang itu. Ki Kerti Pejok tak tahu bahwa selama ini Sultan Agung memang melarang para abdinya memandikan gajah di hilir sungai. Karena ia tahu bahaya bisa datang sewaktu-waktu di sana. Ki Sapa Wira berduka. Ia sangat sedih karena kehilangan adik ipar dan gajah kesayangannya.

Untuk mengenang kejadian itu, Sultan Agung menamakan sungai itu Kali Gajah Wong. Kali berarti sungai, gajah wong berarti gajah dan orang. Kali Gajah Wong ini terletak di sebelah timur Kota Yogyakarta.

Ayo Berlatih

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan teks cerita di atas.

1. Siapa saja tokoh pada cerita di atas?

Jawaban

Tokoh pada cerita di atas adalah Ki Sapa Wira, Kyai Dwipangga, Ki Kerti Pejok dan Sultan Agung.

2. Adakah tokoh antagonis dan protagonis pada cerita? Siapakah tokoh itu?

Jawaban

Ya terdapat. Tokoh protagonis di antaranya: Ki Sapa Wira, Kyai Dwipangga, Ki Kerti Pejok dan Sultan Agung. Dalam cerita tersebut tidak terdapat tokoh antagonis.

Kesimpulan

Apa yang kamu pelajari pada hari ini? Kegiatan apa yang paling menyenangkan bagi kamu? Tuliskan dalam kolom berikut.

Jawaban

Hari ini saya sudah mempelajari pelaku dan berbagai macam kegiatan ekonomi yang saling berkaitan, serta mempelajari tokoh antagonis dan protagonis dalam sebuah cerita

Demikianlah pembahasan kita mengenai Pekerjaan yang Berkaitan Dengan Kegiatan Ekonomi yang ada pada buku siswa kelas 4 tema 8 sub tema 2 pembelajaran 3. Bekerja sama dengan orang tuamu, Apa saja keunikan daerah tempat tinggalmu.

Diskusikan bersama anggota keluargamu. Kemudian, tuliskan pada tempat berikut.

Jawaban

Keunikan di daerah saya adalah adanya suku yang beragam dan sudah tinggal berdampingan dengan rukun selama bertahun-tahun.
Ada suku bangsa Jawa, Sunda, Batak, Lampung dan lainnya. Mereka memiliki ciri khas masing-masing dan menciptakan keunikan tersendiri.