Biodata Edwin Powell Hubble, Penggagas Hukum Hubble

Biodata Edwin Powell Hubble, Penggagas Hukum Hubble

Hai sobat biodata, kali ini kami akan bagikan biodata Edwin Powell Hubble seorang penggagas hukum hubble. Penasaran ingin tahu tentang seorang penggagas hukum hubble, simak penjelasannya berikut ini.

Biodata Edwin Powell Hubble :

  • Lahir : 29 November 1889 Marshfield, Missouri
  • Meninggal : 28 September 1953 (umur 63) San Marino, California, AS
  • Kebangsaan : Amerika
  • Bidang : Astronomi
  • Lembaga : University of Chicago, Mount Wilson Observatory
  • Almamater : University of Chicago, University of Oxford
  • Dikenal : Urutan Hubble
  • Penghargaan : Newcomb Cleveland Prize1924, Bruce Medal 1938, Franklin Medal 1939, Medali Emas dari Royal Astronomical Society 1940, Legion of Merit 1946

 

Edwin Powell Hubble adalah seorang astronom berkebangsaan Amerika yang terkenal dengan “Hukum Hubble “. Yakni salah satu hukum dalam astronomi yang menyatakan bahwa pergeseran merah dari cahaya yang datang dari galaksi yang jauh adalah sebanding dengan jaraknya. Hukum ini pertama kali dirumuskan oleh Edwin Hubble pada tahun 1929.

Teori “Hukum Hubble” telah ditemukan sebelumnya oleh Georges Lemaitre, seorang astronom Belgia yang mempublikasikan karyanya di jurnal. Masih banyak kontroversi seputar masalah ini dan beberapa berpendapat bahwa itu harus disebut sebagai ” hukum Lemaitre” namun komunitas astronomi belum memakainya.

Hubble juga dikenal memberikan bukti substansial bahwa ” nebula “sebenarnya galaksi di luar Bima Sakti. Hubble mendukung pergeseran Doppler interpretasi dari pergeseran merah diamati yang telah diusulkan sebelumnya oleh Slipher, yang menyebabkan teori ekspansi metrik ruang.

Biografi

Edwin Powell Hubble lahir di Missouri, Amerika Serikat, pada tanggal 29 November 1889, dari pasangan Virginia Lee James dan John Powell Hubble, seorang eksekutif asuransi, di Marshfield, Missouri, dan pindah ke Wheaton, Illinois, pada tahun 1900.

Masa kecilnya dihabiskan di kota itu hingga umur 10 tahun ketika keluarganya berpindah ke Chicago, tempat dia menamatkan pendidikanya hingga jenjang sekolah menengah.

Minatnya pada dunia sains dan misteri pembentukan alam semesta terlihat dari hobi membaca buku-buku karangan Julius Verne, misalnya 20.000 Leagues Under the Sea dan From the Earth to the Moon, juga King Solomon’s Mineskarya Henry Rider Haggard.

Baca Juga :  Biodata Ken Kawan Soetanto Penemu Efek Soetanto

Meskipun demikian, di masa mudanya di lebih dikenal sebagai atlet dari pada kegeniusannya. Tujuh kali dia menjadi juara dan sekali saja menduduki peringkat ketiga dalam sebuah kompetisi tingkat sekolah tahun 1906. Pada tahun yang sama rekor lompat tinggi di Illnois berhasil dipecahkannya.

Ketika kuliah Hubble melanjutkan minatnya pada olahraga dengan berlatih basket dan tinju. Meskipun demikian, bukan berarti kuliahnya terabaikan dia lulus tepat waktu menjadi sarjana dalam bidang matematika dan astronomi di Universitas Chicago pada tahun 1910.

Hubble lalu memilih melanjutkan kuliah hukum di Universitas Oxford, Inggris setelah memperoleh beasiswa Rhodes. Saat itu Hubble tidak berfikir untuk berkarir dalam bidang sains. Waktu tiga tahun dihabiskannya hingga memperoleh gelar Master of Arts.

Edwin Powell Hubble meninggal pada tanggal 28 September 1953 saat berusia 53 tahun, di San Marino, California.

Karir

Pada tahun 1913, Hubble kembali ke AS dan memulai karirnya sebagai pengacara dengan membuka pelayanan hukum di Ouseville, Kentucky. Dia juga sempat menjadi guru sekolah menengah dan pelatih basket di New Albany, Indiana.

Kondisi itu tidak berlangsung lama setelah Hubble menyadari bahwa minatnya pada bidang astronomi jauh lebih besar. Oleh sebab itu, Hubble kembali mendalami astronomi dan bergabung dengan Observatorium Yerkes di Universitas Chicago hingga memperoleh gelar doctor pada tahun 1917.

Setelah menjalani wajib militer dalam Perang Dunia I, Hubble bekerja di Obsevatorium Mount Wilson di California. Disana dia banyak membuat rekaman astronomi menggunakan teleskop Hooker berdiameter 250 sentimeter.

Hubble membuktikan bahwa bintang-bintang variable terletak diluar galaksi kita dan menentukan adanya beberapa galaksi-galaksi lain selain Bimasakti yang kemudian berkembang sebagai konsep alam semesta.

Penelitian

Hubble juga membuat system kalsifikasi untuk berbagai galaksi yang berhasil diamati, mengaturnya satu-persatu berdasarkan jarak, bentuk, dan tingkat pencahayaanya, dengan memerhatikan menurunnya emisi cahaya galaksi, dia melihat bahwa galaksi-galaksi terebut bergerak saling menjauh dengan perbandingan jarak yang konstan.

Dari sinilah dia mampu merumuskan Hukum Hubble pada tahun 1929 yang dapat digunakan untuk memeperkirakan umur alam semesta. Hubble mendapatkan hubungan tersebut linier dan menuliskannya dalam rumus yang menyatakan bahwa naiknya kecepatan berbanding lurus dengan jarak galaksi dan tetapan Hubble yang dia tentukan.

Baca Juga :  Biodata Radhar Panca Dahana, Sastrawan Indonesia

Dengan mengukur tetapan Hubble, umur alam semesta dapat diperkirakan, yaitu 13-15 milliar tahun. Dengan rumus Hubble itu dapat diperoleh bahwa semua galaksi itu pada awalnya menyatu di suatu titik. Pendapat inilah yang menjadi bukti kuat kebenaran Teori Ledakan Besar (Big Bang). Penemuan ini juga menunjukkan bahwa alam semesta mengembang atau bertambah luas.

Setelah perang berakhir, Hubble kembali melanjutkan kegiatannya di Mount Wilson. Saat itu, dia mengalami sedikit kesulitan untuk melakukan penelitian sehingga meyakinkan pengelola observatorium untuk memasang teleskop yang lebih besar agar dapat mempelajari alam semesta lebih baik.

Teleskop luar angkasa Hubble

Hubble sendiri ikut menentukan instrument pada desain Teleskop Hale berdiameter 500 sentimeter yang dipasang di observatorium Mount Palomar. Sebagai penghormatan, dia menjadi pemakai perdana alat tersebut. Saat itu ia mengatakan, Saya berharap dapat menemukan sesuatu diluar dugaan”.

Hukum Hubble

KONSTANTA HUBBLE

Dalam ilmu astronomi, kita mengenal apa yang disebut sebagai hukum Hubble (Hubble’s Law). Hukum ini menyatakan bahwa pergeseran merah dari cahaya yang datang dari galaksi yang jauh adalah sebanding dengan jaraknya. Hukum ini pertama kali dirumuskan oleh Edwin Hubble pada tahun 1929.

Kita sudah pernah belajar tentang efek pergeseran Doppler, dimana kenyataan bahwa galaksi-galaksi bergerak saling menjauh memberikan sebuah gambaran tentang alam semesta yang mengembang yang apabila diekstrapolasikan ke waktu lampau akan berpangkal pada peristiwa sebuah dentuman besar (big bang) yang menandai terbentuknya alam semesta.

Hubble membandingkan jarak ke galaksi dekat dengan pergeseran merah mereka, dan menemukan hubungan yang linear. Perkiraannya tentang suatu konstanta perbandingan ini dikenal dengan nama konstanta Hubble (dan sekarang juga dikenal sebagai “parameter Hubble” karena ternyata hal ini bukanlah sekedar konstanta, melainkan suatu parameter yang tergantung pada waktu yang menandakan perluasan alam semesta yang dipercepat), sebenarnya meleset dengan faktor 10.

Lebih jauh lagi, jika seseorang menggunakan pengamatan Hubble yang asli dan kemudian memakai jarak yang paling akurat dan kecepatan yang sekarang diketahui, ia akan memperoleh suatu grafik scatter plot yang acak tanpa hubungan yang jelas antara pergeseran merah dengan jarak.

Sekalipun demikian, hubungan yang hampir linear antara pergeseran merah dan jarak dikuatkan oleh pengamatan setelah Hubble. Hukum ini dapat dinyatakan sebagai berikut:

Baca Juga :  Biodata Raden Aria Wangsakara

v = H0 D

dimana v adalah pergeseran merah, biasanya dinyatakan dalam km/s (kecepatan di mana galaksi menjauhi kita, untuk menghasilkan pergeseran merah ini melalui efek Doppler), H0 adalah parameter Hubble (pada pengamat, seperti dilambangkan dengan indeks 0), dan D adalah jarak sekarang dari pengamat ke galaksi, yang diukur dalam megaparsek: Mpc.

Kita dapat menurunkan hukum Hubble secara matematis jika ia menganggap bahwa alam semesta mengembang (atau menyusut) dan menganggap bahwa alam semesta adalah homogen, yang berarti bahwa semua titik di dalamnya adalah sama.

Selama sebagian besar dari paruh kedua abad ke-20, nilai dari H0 diperkirakan berada di antara 50 dan 90 km/s/Mpc. Nilai dari konstanta Hubble sudah merupakan topik kontroversi yang cukup lama dan pahit antara Gérard de Vaucouleurs yang menyatakan bahwa nilainya adalah 100 dan Allan Sandage yang menyatakan bahwa nilainya adalah 50.

Proyek Hubble Key benar-benar melakukan perbaikan penting dalam menentukan nilai ini dan pada bulan Mei 2001 mempublikasikan perkiraanya sekitar 72+/-8 km/s/Mpc.

Pada tahun 2003 satelit WMAP menyempurnakan lebih jauh menjadi 71+/-4, menggunakan cara yang sama sekali berbeda, berdasarkan pada pengukuran anisotropi pada radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik. Angka ini kemudian dikoreksi lagi pada Agustus 2006.

Berdasarkan data dari Observatorium Sinar X Chandra, nilai konstanta hubble ditetapkan pada angka 70 (km/s)/Mpc, +2.4/-3.2.

Konstanta Hubble adalah “konstan” dalam arti bahwa konstanta ini dipercaya bisa dipakai untuk semua kecepatan dan jarak pada masa sekarang. Nilai dari H (yang biasa disebut sebagai parameter Hubble untuk membedakannya dengan nilai sekarang, konstanta Hubble) berkurang terhadap waktu.

Jika kita menganggap bahwa semua galaksi mempertahankan kecepatannya relatif terhadap kita dan tidak mengalami percepatan atau perlambatan, maka kita memiliki D = vt dan oleh karena itu H = 1/t, di mana t adalah waktu sejak dentuman dahsyat (Big Bang). Rumus ini dapat digunakan untuk memperkirakan usia alam semesta dari H.

Namun pengamatan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa gerak galaksi dipercepat menjauhi kita, yang berarti bahwa H > 1/t (tetapi tetap saja berkurang terhadap waktu) dan perkiraan 1/H0 (antara 11 dan 20 milyar tahun) sebagai usia alam semesta adalah terlampau kecil.

Penutup

Itulah biodata Edwin Powell Hubble seorang penggagas hukum hubble. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi sobat biodata sekalian.

sumber : Blog penemu