malam lailatul qadar

Kultum Ramadhan: Malam Lailatul Qadar

Kultum Ramadhan Tentang Malam Lailatul Qadar – Sobat Waca berita, tidak terasa sudah memasuki setengah bulan Ramadhan di tahun ini. Tentu saja pada sepuluh hari terakhir umat Islam akan berlomba-lomba mencari malam lailatul qadar. Berikut ini Waca berita akan sajikan Kultum Ramadhan Tentang Malam Lailatul Qadar yang merupakan ringkasan dari ceramah Ustadz Afifi Abdul Wadud Hafidzahullahu Ta’ala.

Malam Lailatul Qadar

Malam seribu bulan, itulah yang dikenal dengan malam Lailatul Qadar. Malam yang super istimewa, yang diburu oleh setiap Muslim, khususnya mereka yang sangat mencari keuntungan akhirat.

Tahukah kita apa itu malam Lailatul Qadar?

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dalam sebuah surat yang sangat mulia, surat Al-Qodar yang menjelaskan sekaligus tentang kemuliaan malam tersebut.

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ﴿١﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ﴿٢﴾ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ ﴿٣﴾ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ ﴿٤﴾ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ ﴿٥﴾

“Sesungguhnya Kami turunkan Al-Qur’an pada malam Al-Qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam yang penuh dengan kesejahteraan hingga terbit fajar.” (QS. Al-Qadr[97]: 5)

Dalam satu surat ini, penjelasan yang sangat ringkas tentang Lailatul Qadar yang diawali oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa Lailatul Qadar adalah malam diturunkannya Al-Qur’anul Karim.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan dzomir (kata ganti) “Kami” bukan menunjukkan bahwasanya Allah banyak sebagaimana sebagian orang memberikan syubhat, khususnya orang Nasrani. Penggunaan kalimat “نحن (nahnu)”, mereka katakan bahwasanya ini menunjukkan bahwasannya Allah banyak dan bukan satu. Maka para ulama menjelaskan penggunaan kalimat “نحن (nahnu)”, yakni penggunaan dalam bentuk jamak seperti ini memiliki faidah dalam rangka untuk mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga Allah yang Maha Agung yang menurunkan Al-Qur’an yang sangat Agung.

Lailatul Qadar adalah dua kalimat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikannya pada malam hari dan menunjukkan ada keutamaan secara khusus tentang malam tersebut. Sebagaimana Allah terangkan dalam beberapa ayat:

وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَأَدْبَارَ السُّجُودِ ﴿٤٠﴾

“Dan diantara malam, maka bertasbihlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pada setiap ini selesai shalat.” (QS. Qaf[50]: 40)

Baca Juga :  Biodata Joseph Louis Lagrange, Ahli Matematika

Demikian pula ketika Allah meng-isyra’kan NabiNya pada malam hari:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلً

Demikian pula Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir, malam hari. Sehingga malam memiliki keutamaan.

Adapun Qadar, para ulama menjelaskan bahwa memiliki dua makna yang penting. Yang pertama bermakna kemuliaan, dan yang kedua bermakna penetapan. Dikatakan kemuliaan karena memang malam itu adalah malam kemuliaan. Diantara kemuliaan malam itu adalah Allah turunkan Al-Qur’anul Karim. Dan diantara kemuliaan malam itu adalah Allah menetapkan takdir-takdir. Para Malaikat sibuk mencatat takdir-takdir setahun yang akan datang. Dan malam itu sangat mulia sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala mengulangi dalam bentuk pertanyaan:

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ﴿٢﴾

“Tahukah Anda apa itu Lailatul Qadar?”

Disampaikan dalam bentuk pertanyaan, diantaranya memiliki faidah untuk menunjukkan tentang agung dan dahsyatnya malam tersebut dan istimewanya malam tersebut. Hal ini sebagaimana ketika Allah mengatakan:

الْقَارِعَةُ ﴿١﴾ مَا الْقَارِعَةُ ﴿٢﴾

Maka diantaranya memiliki faidah untuk menunjukkan dahsyatnya, luar biasanya Al-Qoriah (hari kiamat).

Demikian pula Ketika datang dalam bentuk pertanyaan:

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ﴿٢﴾

“Tahukah Anda apa itu Lailatul Qadar?”

Maka pertanyaan yang datang tersebut untuk menunjukkan tentang agungnya malam tersebut. Dan keagungan malam ini pula ditunjukkan dengan:

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا

Para Malaikat dan Jibril turun ke bumi sehingga bumi dipenuhi oleh Malaikat-Malaikat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan turunnya para Malaikat ke bumi menunjukkan banyaknya keberkahan-keberkahan, banyaknya Rahmat yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena turunnya Malaikat Allah Subhanahu wa Ta’ala datang dengan membawa barokah dan rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan malam itu menunjukkan kemuliaannya, dikatakan:

سَلَامٌ هِيَ

Malam lailatul qadar merupakan malam yang penuh dengan kesejahteraan, malam yang penuh dengan keselamatan, malam yang penuh dengan kesejahteraan, karena di malam itulah banyak kaum Muslimin yang berbuat baik, banyak dari para hamba-hamba Allah yang berbuat baik. Dan juga dikatakan malam keselamatan yakni para setan kesulitan untuk melakukan keburukan, untuk melangsungkan kejahatan, sehingga malam itu adalah malam keselamatan. Selamat dari kejahatan para setan dan selamat dari berbagai macam kesulitan karena para hamba Allah banyak yang melakukan kebaikan-kebaikan, banyak yang dibebaskan Allah Subhanahu wa Ta’ala di malam tersebut.

Ini adalah malam kemuliaan dan malam ini berlangsung:

حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

“Sampai terbitnya fajar.”

Lebih Baik daripada Seribu Bulan

Malam ini dikatakan Allah:

خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Malam yang kemuliaannya lebih baik daripada seribu bulan. Apabila kita hitung dengan hitungan bulan kehidupan kita, maka sekitar 83 tahun lebih. Sehingga orang yang beramal pada malam Lailatul Qadar, dia akan mendapatkan kebaikan senilai dengan beramal 83 tahun lebih. Alangkah sangat luar biasanya.

Baca Juga :  Biodata Anindito Respati Giyardani Penemu Tongkat Narsis (Tongsis)

Dibawakan sebuah riwayat bahwa diantara sebab turunnya surat Al-Qadr adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan kisah seorang Bani Israil yang beribadah dan berjihad selama seribu bulan. Maka kaum Muslimin terkagum-kagum. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan surat tersebut yang diantaranya keterangan tentang malam yang sangat luar biasa. Yang satu malam nilai ibadahnya bisa lebih baik daripada seribu bulan. Maka ini merupakan keutamaan yang Allah berikan kepada umat Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sehingga ini merupakan kemuliaan yang sangat.

Para pemirsa yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Kapan Malam Lailatul Qadar itu?

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan sebagaimana juga penjelasan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang jelas. Malam Lailatul Qadar ada pada bulan Ramadhan. Karena malam Lailatul Qadar adalah malam diturunkannya Al-Qur’an. Sedangkan turunnya Al-Qur’an ada pada bulan Ramadhan.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan petunjuk yang lebih khusus lagi. Apa kata Nabi?

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah Lailatul Qadar pada 10 akhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan keterangan yang lebih khusus lagi tentang malam lailatul qadar :

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil pada 10 malam yang terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Ini adalah merupakan petunjuk Nabi bagi orang yang mereka menginginkan menggapai malam Lailatul Qadar.

Para pemirsa yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Para ulama memberikan pembahasan pula diantaranya, “Apakah malam ini menetap pada tanggal tertentu? Ataukah malam ini berpindah-pindah pada malam-malam yang berlainan tanggal?”

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin diantaranya memberikan jawaban bahwa malam Lailatul Qadar adalah malam yang berpindah-pindah, bukan pada tanggal tertentu, akan tapi malam yang berpindah-pindah.

Sehingga boleh jadi malam tahun ini tanggal 25, boleh jadi malam tahun depan tahun 27, boleh jadi tahun depannya lagi 29, demikian Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin memberikan penjelasan tentang berpindah-pindahnya malam Lailatul Qadar.

Hikmah Dirahasiakannya Malam Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadar termasuk sesuatu yang dirahasiakan. Tanggal berapa pastinya? Maka para ulama pula menjelaskan kepada kita bahwa ada dua faidah besar dengan dirahasiakannya keberadaan malam Lailatul Qadar:

Pertama, faidahnya adalah dalam rangka untuk memperbanyak kebaikan kaum Muslimin. Karena orang yang mereka mencari malam Lailatul Qadar dan dia tidak tahu kapan jatuhnya malam Lailatul Qadar, maka dia akan bersungguh-sungguh. Bahkan dia anggap setiap malam itulah malam Lailatul Qadar. Khususnya pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Sehingga setiap malam dia selalu berusaha untuk benar-benar serius, benar-benar mencari dan menghidupkan malam tersebut.

Baca Juga :  Apa yang dilakukan orang tuamu untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan ayo renungkan Jawaban Buku Siswa Kelas 5 Tema 9 Halaman 101 dan 102

Kedua, sebagai ujian, siapa diantara para hamba yang mereka yang bersungguh-sungguh mencari Lailatul Qadar dan siapa yang mereka pemalas?

Bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menghidupkan 10 malam yang terakhir?
Diriwayatkan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ

“Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lebih sangat bersungguh-sungguh dalam menghidupkan 10 malam yang terakhir dibandingkan dengan malam-malam sebelumnya.” (HR. Muslim)

Nabi sudah bersungguh-sungguh pada malam-malam yang ada di bulan Ramadhan. Akan tetapi kesungguhan beliau di 10 malam yang terakhir lebih besar lagi.

Dan juga dikatakan:

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Apabila Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah berada di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, beliau mengencangkan sarungnya (kiasan Nabi mulai menjauhi para istrinya), Nabi menghidupkan malam-malamnya (dengan shalat, dengan dzikir, dengan membaca Al-Qur’an, dengan wirid-wirid, dengan do’a-do’a), dan Nabi membangunkan keluarganya.” (HR. Muslim)

Nabi memiliki perhatian kepada para keluarganya. Jangan sampai mereka terlewatkan malam lailatul qadar yang sangat mulia tersebut. Dan selayaknya kita pula demikian.

Bagaimana Seandainya Seorang Wanita Muslimah Haid?

Seandainya seorang wanita Muslimah haid, apakah dia bisa mencari kebaikan Lailatul Qadar? Para ulama menjelaskan, tetap bisa. Yaitu dengan cara dia memperbanyak dzikir, memperbanyak do’a, memperbanyak wirid-wirid, tasbih, tahlil. Dan sebagian ulama mengatakan boleh membaca Al-Qur’an akan tetapi tanpa menyentuh mushaf. Bisa dengan hafalannya atau bisa dengan membaca Al-Qur’an tanpa menyentuh mushaf, intinya adalah membaca Al-Qur’an diperbolehkan dengan tidak menyentuh mushaf Al-Qur’anul Karim.

Para pemirsa yang dirahmati Allah,

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita dan memberikan taufik kepada kita untuk mendapatkan malam yang lebih baik dari seribu bulan yang apabila seorang diharamkan mendapatkan malam ini sungguh dia telah celaka dan telah rugi besar.

مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

“Barangsiapa yang dia diharamkan mendapatkan kebaikan malam itu, maka sungguh dia telah diharamkan dari kebaikan yang sangat banyak.” (HR. An-Nasa’i, Ahmad dan dishahikan oleh al-Albani di dalam Shahih Ibnu Majah, 2/456)

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufik kepada kita untuk meringankan menghidupkan malam-malam dalam rangka untuk mendapatkan kebaikan Lailatul Qadar. Dan mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberkahi umum-umur kita, sehingga umur yang barakah penuh untuk ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

▬▬•◇✿◇•▬▬

Malam Lailatur Qadar

Nah, demikian sobat Waca berita, sedikit tentang kultum ramadhan bertema Malam lailatul Qadar. Semoga bermanfaat!


sumber: ngaji.id